Seorang pembeli menggunakan QRIS untuk membeli bakso dagangan Mukti (IDN Times/Doni Hermawan)
Untuk mengembangkan usahanya dengan membuat gerobak yang lebih besar, seperti yang dipakainya saat ini, Mukti butuh tambahan modal. Dia pun meminjam jenis Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Bank Rakyat Indonesia (BRI).
"Sudah tiga tahun inilah jadi nasabah. Waktu itu ditawarkan kakak sepupunya istri saya. Katanya (bunga) ringan. Waktu itu butuh modal untuk usaha saya yang sudah berjalan ini," tambahnya.
Setelah itu Bank BRI lalu memberikannya sebuah QRIS untuk pembayaran yang ditempelkannya di gerobaknya. "Waktu itu mereka bilang tempelkan saja ini. Saya gak ngerti juga awalnya. Tapi ternyata orang bisa bayar cukup scan dari handphone saja. Ternyata gampang. Begitu dibayar masuk lewat notifikasi SMS saya. Selain itu saya juga baru download Brimo ini tapi masih belajar untuk memakainya," tambah Mukti.
Mukti menunjukkan telepon selulernya kepada IDN Times. Dari SMS notifikasi dari BRI itu terlihat notifikasi pembayaran lewat QRIS. Pada bulan Mei lalu ada sekitar 10-an orang yang membayar dengan QRIS. Tapi diakui Mukti hal itu bermanfaat karena praktis. Para pelanggan tinggal memilih mau bayar pakai tunai ataupun QRIS.
"Memang masih lebih banyak cash sih. Apalagi warga sini. Kadang mereka pun nanya ini apa. Kalau yang bayar pakai QRIS biasanya pekerja kantoran yang sudah paham teknologi," bebernya.
Ke depan, Mukti tentu punya mimpi mengembangkan usahanya. Dia ingin membuka cabang. "Kalau punya modal lagi, pastinya saya pengin buka cabang lagi. Buat becak seperti ini lagi (gerobak dengan motor) dan orang yang menjalankannya," tambahnya.
Ditanya soal rencana membuka warung, Mukti juga tak menampik punya keinginan itu. Tapi menurutnya lagi-lagi persoalan modal. "Pengin sih. Paling enggak biayanya Rp20 jutaan.Belum lagi nyewa tempatnya. Kalau pakai gerobak seperti ini Rp5 jutaan sudah bisa jalan. Insya Allah nanti kalau ada rezeki," ucapnya.
Sementara itu dari data yang dipaparkan BRI hingga Mei 2023 lalu, pertumbuhan kredit di kuartal I 2023 pada sektor UMKM mencapai Rp989,6 triliun. Porsinya mencapai 83,86 persen, meningkat dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp903,3 triliun. Total kredit hingga kuartal I mencapai Rp1.180,1 triliun. Hal ini disokong segmen mikro dengan pertumbangan 11,18 persen yoy.
Sementara untuk wilayah Medan total penyaluran kredit kuartal I 2023 mencapai Rp206,988 miliar. Jumlah ini diyakini terus bertambah.
BRI juga memberikan dispensasi untuk pelaku UMKM yang terkendala dalam pembayaran kreditnya. Caranya dengan restrukturisasi. “Kita punya mekanisme restrukturisasi kredit dibatasi maksimal dua kali,” kata Regional CEO BRI RO Medan, Aris Hartanto.
Selain itu BRI juga mendorong nasabah melakukan tranksasi digital dengan Electronic Data Capture (EDC) ataupun QRIS.