Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Para pekerja Ika Cookies saat memproduksi kue (IDN Times/Doni Hermawan)
Para pekerja Ika Cookies saat memproduksi kue (IDN Times/Doni Hermawan)

Medan, IDN Times – Kue kering bisa menjadi pertimbangan bagi orang yang ingin membuat bisnis skala rumahan. Peluangnya cukup lumayan untuk menambah penghasilan.

Seperti yang dilakoni Kartika Setiawan, warga Kecamatan Medan Johor yang mendulang sukses dari Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) kue kering. Di Ramadan 2024, IDN Times berkesempatan menyambangi rumah sekaligus tempat produksi Ika Cookies Medan –nama usaha rumahannya--. Berbincang tentang, bagaimana Ika mengembangkan bisnis itu hingga menuai sukses saat ini. 

1. Sudah 10 tahun berbisnis bikin kue kering

Para pekerja Ika Cookies saat memproduksi kue (IDN Times/Doni Hermawan)

Kata Ika –sapaan akrabnya--, bisnis kue kering itu sudah berjalan 10 tahun. Dirintis oleh sang ibu, kini diteruksannya.

Dari usaha rintisan itu, Ika melakukan pengembangan. Dia sering mengikuti berbagai pelatihan.

“Awalnya ini usaha orangtua. Saya mengembangkan. Saya generasi kedua. Saya sering ikut-ikut pelatihan wirausaha. Jadi kami terus mengembangkan usaha ini. Kami memang usaha makanan dari dulu,” kata Ika, Sabtu (30/3/2024).

2. Bangkit perlahan setelah pandemik COVID-19

Para pekerja Ika Cookies saat memproduksi kue (IDN Times/Doni Hermawan)

Jatuh bangun sudah dirasakan Ika membangun usaha kue keringnya. Apalagi saat pandemik COVID-19.

Setahun pandemik berlalu, usahanya perlahan bangkit. Meski sampai sekarang belum seutuhnya.

Sebelum pandemik, mereka bisa memproduksi hingga 1.000 lusin kue kering pada musim lebaran. “Kalau sekarang masih 800-an lusin.

3. Ada cuan di bisnis musiman

Para pekerja Ika Cookies saat memproduksi kue (IDN Times/Doni Hermawan)

Kata Ika, bisnis musiman seperti kue kering cukup menjanjikan. Bisa menjadi inspirasi usaha rumahan yang tidak membutuhkan modal banyak sebgai rintisan.

Dalam setahun, usaha Ika biasa melakukan produksi hingga tujuh bulan. Kemudian mereka berhenti produksi selama lima bulan.

Dalam tujuh bulan itu merupakan hari-hari besar keagamaan. Hari Raya Idulfitri, Imlek, natal dan lainnya.

“Bisnis musiman ini, cari uangnya lebih banyak untungnya, daripada harian. Misalnya pada saat Imlek. Jualan kue keranjang. Itu bahannya murah. Tapi harga kuenya mahal, keuntungnya lebih banyak. Tapi harganya tetap masih wajar kepada konsumen,” ungkapnya.

Untuk menggeber bisnisnya, Ika menangdalkan reseller atau penjual kembali. Para reseller itu dikenal Ika, saat dirinya sering mengikuti bazaar UMKM di beberapa lokasi. Menjaga komunikasi yang baik dengan reseller dan konsumen, kata Ika, menjadi salah satu kunci sukses bisnis kue keringnya.

“Kami banyak yang datang itu reseller. Kami juga cuma pakai satu harga. Kalau pun untuk dipakai sendiri, harganya sama dengan reseller,” ungkapnya.

Editorial Team