Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi menerima uang tunai. (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)

Medan, IDN Times- Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatra Utara membuka penukaran uang kartal melalui Bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat, Kas Titipan dan Mobil Kas Keliling. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan Ramadan dan Idul Fitri 2023.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatera Utara, Doddy Zulverdi mengatakan pihaknya juga menyiapkan dan mengedarkan uang baru tahun emisi 2022 yang telah beredar di masyarakat.

"Untuk jadwal operasional layanan setoran dan penarikan bank setiap hari jam kerja mulai pukul 08.00 WIB sampai 11.30 WIB di BI Sumut," katanya, Selasa (28/3/2023). 

1. Layanan penukaran uang melalui Mobil Kas Keliling dibuka 3-19 April

Warga menunjukkan pecahan uang rupiah kertas terbaru saat penukaran di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Jumat (19/8/2022). (ANTARA FOTO/Novrian Arbi)

Doddy mengatakan, untuk layanan penukaran melalui Mobil Kas Keliling dibuka tanggal 3-19 April 2023 dan akan diikuti oleh perbankan di Medan.

Lokasi akan diumumkan melalui IG Bank Indonesia (@bank_Indonesia_sumut) dan media komunikasi KPW BI Provinsi Sumut lainnya dan pendaftaran melalui aplikasi Pintar. 

2. Imbau masyarakat untuk waspada uang palsu

Ilustrasi uang (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)

Doddy juga mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dari peredaran uang palsu. Dengan cara selalu memeriksa faktor keamanan dan keaslian uang yang ditransaksi. 

"Bank Indonesia juga membuka layanan permintaan klarifikasi temuan uang palsu setiap hari Selasa dan Kamis 08.00-11.30 WIB," ucapnya.

3. BI Sumut siapkan uang tunai sebanyak Rp6,5 triliun

ilustrasi transaksi. (IDN Times/Aditya Pratama)

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatra Utara menyediakan uang tunai sebanyak Rp6,5 triliun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Ramadan dan Lebaran tahun ini. 

Kebutuhan uang kartal di Ramadan dan Idul Fitri pada tahun ini naik sekitar 49 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan ini disebabkan karena kegiatan masyarakat yang kian masif seiring dicabutnya PPKM oleh pemerintah.

"Tahun ini kebutuhan uang kartal kita perkirakan hingga Rp 6,5 triliun atau naik 49 persen dibanding tahun lalu yang hanya Rp 4,36 triliun," jelasnya. 

Editorial Team