Medan, IDN Times- Para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) harus dibekali dengan literasi keuangan yang baik. Terutama dalam menjalankan bidang usahanya agar tidak salah langkah mengakses permodalan yang dibutuhkan.
Hal itu dikatakan Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM Kementerian BUMN, Loto Srinaita Ginting saat membuka talk show "Literasi Keuangan dan Dukungan Permodalan UMKM" yang digelar Kementerian BUMN didukung BRI dan Pegadaian dalam rangka HUT ke-43 Dekranas di Medan, Rabu (17/5/2023).
Saat ini menurut Loto berdasar hasil survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat inklusi keuangan tak dibarengi dengan indeks literasi keuangan. Inklusi keuangan nasional mencapai angka 85,1 persen sementara indeks literasi keuangan baru 49,68 persen.
"Sebenarnya inklusi sudah cukup bagus, akses dari semua masyarakat mendapatkan fasilitas keuangan ataupun produk layanan keuangan sudah terbuka luas. Namun indeks literasi keuangan baru mencapai 49,68 persen. Artinya kita masih perlu meningkatkan pemahaman produk keuangan dan pemahaman layanan keuangan di sekitar kita. Supaya kita mampu pada saatnya menggunakan produk yang penting untuk usaha kita, investasi dan mengerti manfaat dan risikonya," kata Loto.