Binjai, IDN Times - Lahan pertanian di Kota Binjai terus berkurang dan semakin minim. Akibatnya, hasil panen tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Binjai Edward Sitompul, Selasa (16/7) mengungkapkan, setiap tahunnya Kota Binjai kekurangan beras mencapai 16.340.756 kilogram atau 16.340,756 ton
Edward menjelaskan, kebutuhan beras pertahun di kota Binjai sebanyak 21.945.006 kg sementara produksi hanya 5.604.250 kg.
Untuk memenuhi kebutuhan, pemerintah Kota Binjai mendatangkan beras dari daerah tetangga, seperti Langkat dan Deli Serdang.
"Kalau kita hanya memanfaatkan hasil padi dari Binjai, pangan kita cuma bisa mencukupi selama 1,5 bulan sampai 3 bulan," kata Edward.
Edward mengakui, total lahan persawahan yang ada di Kota Binjai hanya 1.365,11 hektare yang dibagi menjadi dua kategori, yakni lahan tadah hujan seluas 943,61 hektare di Binjai Utara-Binjai Timur dan lahan irigasi 421,50 hektare yang ada di Binjai Selatan dan Binjai Timur.
"Hasil panen per tiga bulan sekali di daerah tadah hujan sebanyak 4,5 sampai 5 ton dan hasil panen di daerah irigasi 5,5 sampai 6 ton, " jelasnya.
Terkait cuaca saat ini untuk menanam padi, Edward menyebutkan, berdasarkan laporan BMKG tidak cocok menanam padi di wilayah tadah hujan. Pasalnya, dari bulan Mei sampai Agustus memasuki musim kemarau.
"Tapi musim saat ini masih anomali, jadi kalau yang seharusnya ini musim kemarau tapi ada juga turun hujan. Jadi kalau ada petani menanam padi di wilayah tadah hujan ya rezeki-rezekianlah. Karena itu kita sudah imbau petani di wilayah tadah hujan untuk beralih ke tanaman palawija, " katanya.
Untuk antisipasi lahan pertanian yang terus menipis, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Binjai berencana menjadikan lahan di Binjai Selatan sebagai lahan Pertanian berkelanjutan.
"Kita masih menunggu hasil Rencana Tata Ruang Wilayah dari kementerian. Kita akan coba dan perjuangkan di Binjai Selatan menjadi lahan pertanian berkelanjutan dan itu juga pasti ada kajiannya," ungkapnya.