Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Program fellowship jurnalistik BPDPKS (zoom/BPDPKS)

Medan, IDN Times- Sebagai produsen sawit terbesar dunia, Indonesia kerap menjadi sasaran empuk dari berbagai pihak terkait komoditas kelapa sawit. Black campaign terhadap sawit menjadi ancaman bagi industri sawit nasional. Diharapkan jurnalis dapat ikut berperan aktif dalam menyebarkan kampanye positif terkait perkembangan industri sawit nasional.

Untuk itu Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) kembali menggelar Journalist Fellowship Program. Lewat training ini, jurnalis dapat memperdalam pengetahuan, informasi, dan data yang dimiliki terkait industri kelapa sawit.

1. Kampanye negatif merugikan industri sawit nasional jangka panjang

Dirut BPDPKS Eddy Abdurrachman (zoom/BPDPKS)

Direktur Utama Eddy Abdurrachman mengatakan, maraknya kampanye negatif sawit kerap muncul baik dari dalam maupun luar negeri. Khususnya Uni Eropa yang menargetkan produsen kelapa sawit. "Indonesia adalah negara terbesar penghasil kelapa sawit kedua setelah Malaysia. Saat ini industri sawit selalu dituding sebagai penyebab deforestasi, kebakaran hutan, sawit dianggap kurang sehat untuk makanan, habitat hewan dan lainnya. Pemahaman yang salah diterima warga. Ini merugikan industri nasional sawit jangka panjang," kata Eddy.

Tahun ini BPDPKS akan menggelar fellowship dalam tiga batch alias tiga angkatan. Setiap angkatan diikuti 10 jurnalis. Untuk batch hari pertama ini, karena dalam situasi COVID-19 dilakukan virtual.

"Untuk itu BPDPKS melakukan sosialisasi dan edukasi terkiat program sawit berkelanjutan Perlunya menyamakan persepsi. Program ini akan dibagi tiga angkatan. Kami memberikan bahan-bahan yang menambah pengetahuan dan menambah ilmu terkait sawit untuk jurnalis," tambah Eddy.

 

2. Sawit selalu konsisten jadi komoditas ekspor non migas penting bagi Indonesia

Editorial Team

Tonton lebih seru di