Ilustrasi millennial dan Gen Z/Dok. IDN Times
Presiden mengapresiasi komposisi investor di BEI yang sebanyak 70 persen merupakan investor dengan umur di bawah 40 tahun, dan 55 persen di bawah 30 tahun. Hal ini menandakan prospek pasar saham Indonesia ke depan masih sangat menjanjikan karena diisi para investor usia produktif.
“Dengan optimisme ini, tantangan utamanya ekonomi global dengan ketidakpastian yang sulit dihitung, sulit dikalkulasi, saya berharap ekonomi kita masih bisa tumbuh di atas 5 persen,” kata Presiden.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga mengingatkan ancaman resesi yang berpotensi terjadi pada 2023. Saat hadir dalam Pembukaan Perdagangan BEI Tahun 2023, Sri Mulyani menyebutkan, tahun 2023 akan menjadi tahun yang berat bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
Menurutnya, ujian berat yang akan dihadapi oleh seluruh pemangku kepentingan yaitu bagaimana mengendalikan inflasi global, mencegah terjadinya resesi, dan terus meningkatkan pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19.
“Kita berharap bahwa seluruh pemangku kepentingan termasuk KSSK akan terus bekerja di dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional khususnya sektor keuangan. Karena ini akan menjadi ujian yang sangat berat bagi kita semua menghadapi tahun 2023, yang disebutkan menjadi tahun ujian oleh Presiden,” ujar Sri Mulyani.
Lebih lanjut, Kementerian Keuangan RI, Bank Indonesia, OJK dan LPS diharapkan bisa menjalankan berbagai kebijakan secara konsisten guna membangun fondasi sektor keuangan yang kuat, stabil, kredibel, akuntabel, dan dipercaya.
“Ini adalah suatu tugas yang tidak mudah, namun harus dilakukan. Ini juga merupakan tugas untuk menggapai potensi capital market yang sangat besar di Indonesia,” kata Sri Mulyani.