Ilustrasi grafik harga saham atau crypto. (pexels.com/Anna Nekrashevich)
Pintor menambahkan, setelah evaluasi dilakukan maka hasilnya akan menjadi dasar untuk melakukan rebalancing portfolio. Contohnya, di awal tahun komposisi portofolio seorang investor sebanyak 70 persen ada di saham dan 30 persen di obligasi.
Kemudian, pada kuartal ketiga menjelang akhir tahun ternyata potential gain saham melebihi keuntungan dari investasi di obligasi. Sehingga terjadi perubahan komposisi menjadi 90 persen dana dalam bentuk saham dan 10 persen dana obligasi.
"Pada proses evaluasi inilah, investor harus memperhatikan apakah dana investasinya telah berkembang sesuai dengan harapan dan tujuan keuangan yang telah ditetapkan sebelumnya," ujarnya.
Katanya, seiring berjalannya waktu, perubahan dapat terjadi pada profil risiko, portofolio investasi, tujuan, dan jangka waktu investasi setiap investor. Oleh karena itu perlu dilakukan rebalancing portfolio yang bisa dilakukan dengan cara pemindahan (switching) antar kelas aset, ataupun penambahan dana baru secara berkala (dollar cost averaging).
Pemilihan produk investasi menjelang akhir tahun dan prospek investasi di masa depan akan memberikan peluang untuk para investor di pasar saham mewujudkan tujuan keuangan jangka panjangnya.