160 Warga Aceh Tengah Dilatih Skill Barista hingga Menjahit

Aceh Tengah, IDN Times- Sebanyak 160 warga Kabupaten Aceh Tengah, Aceh, menerima pembekalan keahlian dan keterampilan (life skill) di bidang peracikan kopi (barista), menjahit, teknisi handphone (servis HP), dan pembudidayaan ikan darat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan taraf ekonomi keluarga para peserta.
Pelatihan ini diprakarsai oleh Lembaga Pelatihan Kerja Edukasi Training Centre Indonesia (ETCI), bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Aceh Tengah dan berbagai pihak terkait. Kegiatan berlangsung selama 5 hari di Parkside Petro Gayo Hotel Takengon, Aceh Tengah, Aceh, dari 24 hingga 28 Februari 2025
1. Pembekalan fokus pada praktik langsung
Ketua Panitia, Rahmat, menyampaikan bahwa para peserta sangat serius mengikuti kegiatan ini, terutama saat praktik lapangan setelah menerima materi dari narasumber bersertifikat.
"Peserta antusias, karena pembekalan fokus pada praktik langsung yang dibimbing oleh praktisi profesional di bidang masing-masing, seperti meracik kopi, menjahit, servis HP, dan mengembangkan budidaya perikanan darat," ungkap Rahmat dalam keterangan tertulisnya.
Pelaksanaan pembekalan dibagi dalam empat kelas sesuai dengan minat peserta. "Peserta barista sebanyak 57 orang, menjahit 65 orang, servis HP 13 orang, dan pengembangan perikanan darat 25 orang, yang mewakili 75 desa di Aceh Tengah," lanjut Rahmat.
2. Peserta dapat satu set alat peracik kopi
Selain mendapatkan pembekalan dan sertifikat, peserta juga menerima sarana pendukung untuk membangun usaha sesuai bidang pilihannya. Para peserta barista mendapatkan satu set alat peracik kopi untuk membuka gerai kopi, peserta menjahit mendapatkan mesin jahit portable, peserta teknisi handphone menerima satu set perangkat servis HP, dan peserta budidaya ikan diberi kolam terpal serta bibit ikan. Semua sarana pendukung usaha diserahkan pada hari terakhir kegiatan.
Ketua ETCI, Edi Saputra, berharap para peserta dapat langsung memulai usaha setelah pelatihan dan menerapkan ilmu yang diperoleh untuk meningkatkan ekonomi keluarga.
"Idealnya, peserta sudah siap membuka usaha mandiri sebagai pengusaha di desa masing-masing. Jika perlu, buatlah inovasi dan kreativitas baru sesuai potensi yang ada," harap Edi.
3. Terinspirasi jadi barista karena potensi kopi di Aceh Tengah
Salah satu peserta barista dari Kampung Blang Kekumur, Kecamatan Celana, Akbar, mengungkapkan bahwa ia terinspirasi untuk menjadi barista profesional karena melihat potensi kopi yang sangat menjanjikan di Aceh Tengah. "Jika ada kesempatan lain, saya akan terus mengembangkan kemampuan saya untuk menjadi barista yang terlatih, handal, dan profesional," ujar Akbar.
Peserta jahit dari Kampung Takengon Timur, Wulan, mengatakan bahwa selain kurangnya keterampilan, kendala terbesar dalam memulai usaha adalah modal untuk membeli alat. "Dari pelatihan ini, kami diberi mesin jahit portable, jadi sudah bisa langsung membuka usaha jahit. Semua ini berkat dukungan dari kepala desa yang mengirim kami untuk ikut pelatihan ini," kata Wulan.
Reje Kampung Paya Jeget, Darwin, menyatakan bahwa masyarakat sangat membutuhkan pelatihan keterampilan untuk membuka usaha, seperti keterampilan budidaya ikan darat yang sejalan dengan program peningkatan ketahanan pangan yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto. "Tujuannya adalah untuk mendukung kemandirian masyarakat dan mendorong peningkatan ekonomi desa," tambah Darwin