Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi kendaraan klasik. (Pexels/Shukhrat Umarov)

Medan, IDN Times - Kendaraan klasik bukan hanya sekadar alat transportasi, melainkan juga simbol gaya hidup, sejarah, dan seni yang tak lekang oleh waktu. Ketika banyak orang mengejar mobil atau motor keluaran terbaru dengan teknologi canggih, ada sekelompok pecinta otomotif yang lebih memilih kendaraan klasik sebagai koleksi.

Kendaraan jenis ini membawa nuansa nostalgia, keunikan desain, hingga nilai investasi yang terus meningkat seiring waktu. Sebut saja misalnya skuter Vespa tahun 1960-an yang masih bisa ditemukan. Harganya kian naik saban tahun. 

Tidak jarang, kolektor rela menghabiskan waktu, tenaga, dan uang untuk berburu kendaraan klasik langka. Mulai dari pasar loak hingga lelang internasional, mereka melakukan segalanya demi menambah satu unit "harta karun" ke garasi mereka.

Kendaraan klasik juga digandrungi kaum muda. Banyak yang memilih kendaraan klasik untuk terlihat stylish mendukung gaya retro vintage mereka.

1. Ada nostalgia yang tidak bisa dilupakan dari kendaraan klasik

Ilustrasi kendaraan klasik. (Pexels/Barkali)

Kendaraan klasik sering kali membawa cerita dari masa lalu. Bagi sebagian orang, memiliki kendaraan jenis ini seperti menghidupkan kembali kenangan yang pernah ada. Model kendaraan klasik sering kali mengingatkan pada masa kecil, era kejayaan tertentu, atau bahkan momen spesial dalam hidup.

Mereka yang tumbuh di era 60-an atau 70-an mungkin merasa kendaraan klasik adalah jembatan yang menghubungkan mereka dengan masa itu. Ini juga menjadi alasan banyak kolektor yang memilih kendaraan tertentu untuk mengenang momen-momen tersebut.

2. Keindahan desain, klasik dan unik

Ilustrasi kendaraan klasik. (Pexels/Tim Gouw)

Berbeda dengan kendaraan modern yang cenderung memiliki desain fungsional dan minimalis, kendaraan klasik sering kali menonjolkan keunikan dan seni dalam setiap detailnya. Garis bodi yang elegan, lampu dengan bentuk khas, hingga ornamen kecil yang menambah nilai estetika, semuanya membuat kendaraan klasik tampak lebih istimewa.

Setiap kendaraan klasik memiliki ciri khas yang membedakannya dari yang lain. Inilah yang membuat para kolektor merasa seperti memiliki karya seni, bukan sekadar kendaraan.

3. Potensi nilai investasi yang terus meningkat

Ilustrasi kendaraan klasik. (Pexels/Ahmet Çuhadar)

Selain sebagai hobi, mengoleksi kendaraan klasik juga dianggap sebagai bentuk investasi. Banyak kendaraan klasik yang nilainya justru meningkat seiring bertambahnya usia, terutama jika kendaraan tersebut dirawat dengan baik dan memiliki kelangkaan tertentu.

Sebuah laporan dari Hagerty (perusahaan asuransi kendaraan klasik) menyebutkan bahwa kendaraan klasik dengan kondisi orisinal bisa mengalami kenaikan nilai hingga 20 persen dalam satu dekade.

Jadi, bagi kolektor, kendaraan klasik bukan hanya memberikan kebahagiaan, tetapi juga keuntungan finansial di masa depan.

4. Ada kepuasan pribadi saat merawat kendaraan klasik

Ilustrasi kendaraan klasik. (Pexels/Barkali)

Merawat kendaraan klasik membutuhkan dedikasi tinggi. Mulai dari mencari suku cadang langka hingga melakukan restorasi agar kendaraan tetap terlihat orisinal, semuanya menjadi tantangan tersendiri. Namun, justru inilah yang memberikan kepuasan bagi para kolektor.

Proses merestorasi kendaraan klasik sering kali dianggap sebagai terapi atau pelarian dari rutinitas. Selain itu, melihat hasil akhirnya yang memukau memberikan kebanggaan yang tidak ternilai.

5. Meluaskan jaringan pertemanan lewat komunitas

Ilustrasi kendaraan klasik. (Pexels/Ahmet Çuhadar)

Kolektor kendaraan klasik biasanya tergabung dalam komunitas-komunitas tertentu. Mereka saling berbagi informasi, tips, hingga cerita tentang koleksi mereka. Keberadaan komunitas ini membuat hobi mengoleksi kendaraan klasik menjadi lebih menyenangkan.

Selain itu, bergabung dalam komunitas juga membuka peluang untuk mengikuti berbagai acara otomotif, seperti pameran atau rally kendaraan klasik, yang semakin mempererat ikatan di antara para kolektor.

Editorial Team