3 Cara Menjaga Persahabatan di Usia Dewasa Tetap Sehat dan Awet

Di usia dewasa, cara kamu memandang nilai persahabatan biasanya ikut berubah. Kamu sudah pernah melewati pasang surut kehidupan. Ditambah lagi prioritas hidup pun sudah berubah.
Namun, apakah menjadi dewasa artinya tidak mungkin bisa mempertahankan persahabatan yang awet? Faktanya, menjalani kehidupan yang rumit, justru akan semakin menyadari betapa pentingnya memiliki sahabat yang bisa jadi tempat berkeluh kesah.
Penting juga untuk memilih teman dengan berhati-hati, karena hubungan tersebut mungkin dapat berdampak dalam jangka panjang. Dalam sebuah penelitian diungkap, jika kualitas persahabatan seseorang di usia 30-an dapat memprediksi tingkat kesejahteraan yang akan individu miliki di usia 50-an.
Lebih lanjut, ada tiga poin penting penting yang bisa buat persahabatan di usia dewasa lebih betah dan bertahan lama!
1. Sahabat yang saling membangun

Salah satu tanda hubungan yang sehat dalam persahabatan, saat kamu dan sahabat bisa saling berbagi peristiwa atau pengalaman positif. Ketika teman ingin terlibat dan berusaha merayakan pengalaman positif dalam hidupmu, artinya mereka ingin aktif menjadi bagian hidupmu. Penelitian menunjukkan, ketika berbagi berita positif, seseorang dapat merasa lebih bahagia, karena menggangap tindakan sahabat sebagai tindakan positif yang menunjukkan dukungannya.
Memanfaatkan peristiwa positif menjelaskan bahwa temanmu peduli terhadap kebahagiaan kamu, sekaligus menumbuhkan ikatan, dan rasa solidaritas yang lebih kuat. Sikap ini juga memungkinkan kamu untuk memperdalam pemahaman mereka tentang kehidupan satu sama lain. Kemudian, menciptakan ruang yang aman dan mendukung di mana keduanya merasa dipahami dan diapresiasi.
Misalnya, saat kamu bercerita menerima promosi jabatan di kantor. Seorang teman biasa mungkin hanya akan mengatakan "Wow, keren! Selamat!". Sementara itu, seorang sahabat yang baik, akan mengatakan "Selamat! Aku bangga padamu! Kamu layak mendapatkannya, karena sudah banyak berjuang keras.
Mari kita rayakan pencapaian ini dan aku ingin mendengar cerita lebih detailnya." Ternyata, keberadaan sahabat juga berperan penting dalam memenuhi kebutuhan psikologis untuk merasa kompeten dan mampu.
2. Sahabat yang secara tulus memberi dukungan

Menurut ilmu psikologi ada tiga jenis dukungan yang bisa ditujukan seseorang terhadap sahabatnya. Pertama, adalah dukungan instrumental, dukungan yang melibatkan bantuan praktis di saat dibutuhkan dan mengambil tindakan untuk mengatasi tantangan atau tugas tertentu. Misalnya, membantu teman pindah ke kamar kost baru, membantu mengasuh anak, atau menawarkan transportasi untuk pergi konsultasi medis.
Lalu, ada dukungan emosional. Dukungan ini melibatkan pemberian kenyamanan, empati, dan pengertian kepada teman yang mengalami tekanan emosional. Misalnya, kamu bisa memberikan kata-kata penyemangat selama masa-masa sulit, menyediakan ruang aman bagi teman untuk mengekspresikan emosinya.
Terakhir, adalah dukungan otonomi. Dukungan ini melibatkan bagaimana kamu memberikan dorongan kemandirian dan penentuan arah hidup pada sahabat.
Jenis dukungan yang ketiga ini mengarah pada pemberdayaan teman untuk membuat keputusan sendiri dan mengejar tujuan sendiri daripada melakukannya untuk mereka. Misalnya, saat kamu menawarkan nasihat tanpa menghakimi, tanpa memaksakan preferensi atau nilai kamu, merupakan salah satu bentuk dukungan otonomi. Setiap jenis dukungan ini memiliki peran penting untuk membina persahabatan dewasa yang sehat dan memuaskan.
3. Sahabat berusaha saling menjaga hubungan

Kamu mungkin pernah mendengar kalimat, bahwa tidak ada persahabatan yang sempurna, kecuali orang-orang yang berusaha saling menjaga hubungan tersebut. Jadi, agar hubungan persahabatan dewasa awet, kamu pun perlu berinvestasi untuk menjaganya.
Penelitian menjelaskan, seseorang yang berupaya memelihara persahabatan mereka di usia dewasa, kesejahteraannya meningkat. Investasi ini bisa dilakukan dengan mendedikasikan waktu, tenaga, dan sumber daya untuk memeliharanya.
Upaya tersebut dapat menumbuhkan rasa saling peduli, komitmen, dan keandalan, yang membuat fondasi persahabatan lebih kuat. Mulai dari menjaga komunikasi, meski hanya sekadar berbagai pesan teks, menanyakan kabar singkat mengenai update kehidupan, atau mengatur waktu tertentu untuk melakukan panggilan telepon atau membuat rencana untuk menghabiskan quality time bersama.
Kamu juga bisa berupaya menjadi pendengar yang aktif. Dengar cerita mereka dengan seksama. Tunjukkan juga fleksibilitas, artinya memahami bahwa kamu dan sahabat memiliki waktu yang sama-sama sibuk. Namun, saat sahabat benar-benar membutuhkanmu, kamu tetap berusaha meluangkan waktumu untuk mereka. Upaya lain untuk menjaga persahabatan adalah dengan memberi penghargaan, hadiah-hadiah kecil yang menunjukkan bagaimana kamu merasa bersyukur atas keberadaan mereka.
Cara atau segala upaya di atas merupakan tanda yang menujukkan seberapa besar tingkat kepedulian kamu dalam menjaga persahabatan tersebut. Persahabatan yang positif merupakan unsur utama dalam menciptakan kehidupan yang lebih bahagia, ketahanan yang lebih besar, dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Sangat penting mempertahankan hubungan yang ditandai dengan kedalaman, saling mendukung, dan keinginan yang tulus untuk kebahagiaan satu sama lain.