ilustrasi toxic relationship (pexels.com/RODNAE Productions)
Lebih lanjut ia menjelaskan, toxic relationship dapat dicegah sejak awal dengan cara menyadari batasan, hak dan kewajiban bahwa hubungan tersebut bersifat temporer.
Selanjutnya, dengan mencari informasi mengenai pasangan, dan dalam perjalanan hubungan mewaspadai adanya arah yang tidak baik. Jika sudah ada tanda kekerasan dimulai dengan kekerasan verbal, maka patut diwaspadai akan mengarah kepada kekerasan fisik.
Ia juga menilai bahwa, faktor yang mendominasi hadirnya toxic relationship yakni sifat lemah dan mudah diperdaya serta rasa takut. Sehingga, korban enggan mengungkapkan secara jujur atas peristiwa yang sebenarnya.
“Apalagi terdapat problem di keluarganya, sehingga korban tidak punya pilihan selain mempertahankan keadaan yang sulit sekalipun mengalami kekerasan,” katanya.