ilustrasi tertawa (pixabay.com/StockSnap)
Dalam hidup, sebaik apa pun polah dan perilaku manusia, akan ada saja omongan-omongan negatif yang seliweran dan tidak enak didengar. Apalagi saat ada laki-laki usia 40 tahunan yang masih melajang, segala celetukan dan komentar miring bakalan jadi santapan sehari-hari yang tidak bisa terelakkan. Hal tersebut biasanya diperparah dengan anggapan bahwa kehidupan mereka melenceng dari kebiasaan karena dianggap melebihi batas wajar usia pernikahan umat manusia pada umumnya.
Meski sering dicibir oleh lingkungan terdekat, paling tidak dia bisa menata hati dan pikirannya dengan tepat. Tak masalah dilabeli cap negatif oleh orang lain, yang penting dia masih punya pakem norma dan tidak tersiksa dengan beban psikologis terkait perasaannya. Jangankan yang belum menikah, yang sudah berumah tangga juga tidak luput dari omongan kalau berurusan dengan kehidupan sosial.
Seperti kata pepatah orang bijak, setiap orang sudah punya timeline dan cerita hidupnya masing-masing. Ada yang ditakdirkan menikah cepat, ada juga yang lebih memilih melajang di usia kepala empat.
Memaksa mereka buru-buru menikah karena dikejar usia bukan hal yang tepat karena ketenangan dan kesenangan setiap orang berbeda-beda. Daripada memaksa mereka menikah cepat, lebih baik doakan mereka bertemu dengan pasangan sehati dan sejati dengan cara yang tepat. Sepakat?