4 Risiko Punya Pasangan yang Limiting Beliefs

Hubungan romansa memang tidak semuanya berjalan sesuai ekspektasi kita. Awal perkenalan terasa cocok dengan kriteria tapi lambat laun berubah. Hal ini bukan mustahil dan sangat mungkin terjadi dalam sebuah hubungan, karena semakin lama bersama semakin kita mengenal pasangan kita yang sesungguhnya.
Salah satu yang mungkin baru kita ketahui adalah pola pikir mereka. Gak jarang kita membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengetahui mindset negatif pasangan.
Salah satu mindset yang patut kita waspadai adalah limiting beliefs. Pola pikir limiting beliefs ini membuat seseorang memiliki batasan-batasan yang mempersulit mereka merealisasikan potensi yang mereka miliki.
Ada beberapa risiko yang menghantui jika kita memiliki pasangan yang limiting beliefs, lho! Penasaran apa saja risikonya? Simak artikel ini lebih lanjut yuk!
1. Bikin kamu merasa serba salah

Memiliki pasangan yang limiting beliefs akan menjebak kita dalam kondisi yang serba salah. Memberinya semangat tidak akan direspon dengan baik karena mereka cenderung pesimis di awal. Tidak memberi mereka semangat pun salah, karena kita harus siap menerima dirinya yang stuck tanpa usaha.
Gak jarang memberi mereka motivasi justru disalah artikan secara negatif. Mereka akan mengira kita terlalu mentuntut dan tidak mau menerima mereka apa adanya. Kondisi serba salah ini akan terus berlanjut, kecuali mereka memiliki kemauan sendiri untuk mengubah mindset tersebut.
2. Menularkan energi negatif

Selain itu, karena mereka sulit untuk termotivasi, energi negatif itu biasanya menular. Kita yang awalnya memiliki mindset empowerring beliefs bukan tidak mungkin akan terpengaruh mindset pasangan. Hal ini tentu akan sangat merugikan, khususnya bagi diri kita sendiri.
Sebagaimana kita ketahui, vibes negatif pada seseorang lebih mudah menular apalagi dalam hubungan dekat seperti, pasangan, teman, atau keluarga. Jadi, bukan mustahil jika limiting beliefs pada pasangan bisa menular pada kita. Untuk itu usahakan menjaga mindset positifmu, selagi membersamai pasangan dengan limiting beliefs.
3. Hubungan yang gak ada progress

Belum apa-apa sudah menyerah adalah ciri khas orang-orang dengan limiting beliefs. Gak heran mindset ini membuat seseorang selalu stuck. Dalam hubungan pun sama, hubungan tidak akan mengalami kemajuan apapun dan cenderung berjalan di tempat.
Gak jarang kita akan cenderung merasa berjuang sendiri dalam hubungan tersebut. Hal ini pasti sangat melelahkan karena dalam hubungan kita harus selalu 'saling'. Kita membutuhkan kekompakan dalam hubungan asmara apalagi jika ingin menuju ke jenjang yang lebih serius.
4. Berisiko mengalami single married wife

Single married-wife adalah sebuah kondisi yang membuat seorang istri merasa dirinya single. Dalam hubungan yang lebih serius seperti pernikahan, memiliki pasangan khususnya suami, yang limiting beliefs bisa saja membuat kita terjebak dalam single married wife. Kondisi ini menjadikan kita merasa sendirian, berjuang sendirian, tidak terhubung dengan suami, juga tidak didengarkan.
Gak hanya menyebalkan, hal ini bisa membahayakan pernikahan. Pernikahan yang seharusnya saling berusaha dan mengusahakan akan berubah menjadi suram. Hal ini dikarenakan hanya satu orang saja yang memperjuangkan pernikahan sedangkan pasangan cenderung cuek dan masa bodoh.
Itulah beberapa risiko yang menghantui jika kita memiliki pasangan yang limiting beliefs. Jika memiliki pasangan yang limiting beliefs, kita bisa berusaha memotivasi mereka dengan tetap mengedepankan boundaries yang menjadi standar kita.
Kita boleh memiliki batasan sampai di titik mana sanggup membersamai mereka. Selagi mereka masih mendengarkan dan mau menerima masukan, maka bolehlah untuk tetap melanjutkan dan memantau usaha mereka untuk berubah.