Keajaiban Rumah Ketam, Sulap Limbah Sampah Jadi Miniatur Berharga

Miniatur dijual dengan harga Rp 50 ribu hingga jutaan rupiah

Limbah bagi masyarakat umum mungkin hanya akan menjadi sampah. Namun, berbeda di tangan Eko Prayetno pengagas Rumah Kreatif Anak Medan (Ketam), limbah diubah menjadi barang yang bernilai ekonomis.

Pasca memutuskan untuk berhenti dari pegawai negri sipil, Eko memunculkan ide kreatif membuat berbagai miniatur ikon Medan bernilai seni tinggi. Ide nya muncul ketika dirinya melihat banyak limbah stik es krim yang terbuang buang.

Uniknya semua bahan yang digunakan dari limbah stik es krim, tusuk sate, triplek, sumpit. Selain di pajang sebagai miniatur juga bisa dijadikan cinderamata.

“Awalnya otodidak, resign dari kerjaan terus karena pola pengangguran muncul ide kreatif. Ada stik es krim dibuang buang sama adik adik ini kemudian saya kutip, awalnya buat sampan kecil. Jelek saya buang lagi, ambil stik lagi buat lagi, buat terus sampai bagus. Jadi setahun melatih diri otodidak mencari presisi bentuk, cari bahan apa yang bisa di combine (gabungkan),  recycle jadi cantik,” ungkapnya.

1. Mengajak anak-anak kelola limbah kayu di tahun 2014 menjadi barang yang berdaya jual

Keajaiban Rumah Ketam, Sulap Limbah Sampah Jadi Miniatur BerhargaMiniatur barang bekas karya 'Rumah Kreatif Anak Medan' (IDN Times/Yurika Febrianti)

Tahun 2014, Eko Prayetno memutuskan mendirikan rumah kreatif anak Medan, melihat terlalu bebas nya pergaulan anak anak jaman sekarang, ia mengajak membuat karya kreatif dari limbah kayu.

Selain itu, Eko juga membuat kelas pelatihan secara gratis untuk siapa aja yang ingin belajar pembuatan miniatur dari barang bekas.

“Saya sendiri awalnya acuannya dari barang bekas gimana jadi satu produk yang punya nilai daya jual, yang banyak dibuang dan tidak dipakai. Saya dirikan sendiri, terus ajak adik adik pelajar awalnya. Kontribusi ke anak anak bagi ku yang penting karna pergaulan ngeri ngeri,” terang nya.

2. Dari sampah hasilkan berbagai miniatur

Keajaiban Rumah Ketam, Sulap Limbah Sampah Jadi Miniatur BerhargaMiniatur sepeda karya 'Rumah Kreatif Anak Medan' (IDN Times/Yurika Febrianti)

Kerajinan tangan yang Eko tekuni ia garap secara serius. Rumah kecil di dalam Gang Tunggal Jalan Pasar 3, Tegal Rejo, Kecamatan Medan Perjuangan, Kota Medan ini, tempat bereksperimen dengan barang barang bekas yang ia temukan di parit besar depan rumahnya.

Dari barang barang bekas itu, Eko sudah menghasilkan becak Medan, bus, truk excavator, sepeda ontel, rumah adat dan masih banyak lagi.

“Sekarang sudah banyak karya, bahan ada stearofoam bekas, box kulkas bekas, terus saya pikirkan jadi apa ya, oh jadi bot, atau bangunan.  Dan saya juga buat maket sekarang,” kata Eko.

3. Miniatur dijual dengan harga Rp 50ribu hingga jutaan rupiah

Keajaiban Rumah Ketam, Sulap Limbah Sampah Jadi Miniatur BerhargaBecak Medan miniatur karya 'Rumah Kreatif Anak Medan' (IDN Times/Yurika Febrianti)

Miniatur karya rumah kreatif anak medan dapat dijual dengan harga mulai Rp 50ribu sampai jutaan rupiah tergantung ukuran dan bahan pembuatannya.

“Rp 50ribu hingga Rp 200 ribu, lihat ukurannya juga kalau besar sampai Rp1 juta juga, terus barangnya apa,” ucap Eko.

4. Support pemerintah fasilitator Rumah Ketam diharapkan

Keajaiban Rumah Ketam, Sulap Limbah Sampah Jadi Miniatur BerhargaEko Prayetno, pendiri rumah kreatif anak Medan (IDN Times/Yurika Febrianti)

Sudah berjalan selama 8 tahun sebagai perajin barang bekas, Eko Prayetno berharap pemerintah daerah dapat mensuport wadah kreatif untuk anak anak ‘Rumah Kreatif Anak Medan’  yang didirikannya.

“Ini sebenarnya aset bangsa pengrajin pengrajin ini, ada lah perhatian pemerintah suport tempat yang kurang baik dibantu, fasilitator aja penunjang nya dari alat alatnya yang kurang, kalau bahan kan kita banyak dari recycle,”harapnya.

Baca Juga: Pasti Gak Nyangka, Ini Empat Manfaat Memasak Sendiri di Rumah

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya