Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi balap karung (pexels.com/Ron Lach)

Dalam rangka memperingati HUT RI, sejak awal Agustus biasanya sudah ada banyak kegiatan di lingkungan rumah. Dimulai dari kerja bakti membersihkan dan menghias lingkungan. Kemudian selambat-lambatnya di minggu kedua berbagai lomba untuk menyemarakkan peringatan kemerdekaan sudah dimulai.

Sebagian besar masyarakat terlibat dalam kegiatan ini. Lomba umumnya diadakan tidak hanya buat anak-anak. Ada juga kompetisi dengan peserta bapak-bapak dan ibu-ibu. Mengikuti perlombaan khas peringatan HUT RI di lingkungan memang menyenangkan. Akan tetapi, bagaimana dengan di rumahmu sendiri?

Gak ada salahnya mengadakan beragam lomba yang seru untuk menghangatkan suasana di rumah. Selama kamu tidak tinggal sendirian, lomba-lomba dalam rangka menyambut 17 Agustus dapat dibuat juga di rumah.

Bagaimana caranya biar tak kalah seru dari kompetisi di lingkungan tempat tinggal? Berikut tujuh tipsnya.

1. Bagi menjadi tim ayah dan ibu

ilustrasi lomba keluarga (pexels.com/Ron Lach)

Untuk keluarga inti yang terdiri dari sepasang suami istri serta anak-anak, bagi menjadi dua tim. Tim ayah dan ibu masing-masing bersama satu anak. Kalau jumlah anak ganjil, tim yang diyakini lebih kuat memiliki lebih sedikit anggota. Misalnya, jumlah anakmu tiga. 

Karena sosok ayah terkenal lebih kuat secara fisik, cukup satu anak yang menjadi anggota timnya. Sementara tim ibu beranggotakan dua anak. Dapat pula dua anak yang masih kecil ikut ayah, sedangkan anak sulung bergabung dalam tim ibu. Untuk orangtua tunggal, dirimu bisa menjadi wasit dan juri untuk anak-anak yang berloma. Bahkan kamu bertanding melawan anak jika buah hatimu hanya satu. 

Syaratnya, kamu gak boleh menggunakan seluruh kemampuanmu sebab pasti bakal menang. Imbangi kemampuan anak dengan dirimu menurunkan kecepatan, misalnya. Jika anak menjadi kalah terus karena melawanmu, ia tentu sebal bahkan bisa menangis.

2. Buat kesepakatan di awal, anak yang kalah gak boleh marah

ilustrasi membuka camilan (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Perasaan anak lebih stabil saat ia berlomba dengan teman sebaya. Ketika anak kalah, dia biasanya malu jika hendak rewel apalagi sampai menangis. Nanti ia malah diejek kawan-kawan sepantarnya. Akan tetapi, perilaku anak di rumah dapat berbeda. Ada sifat kolokan yang lebih kuat.

Contohnya, saat adik berlomba dengan kakaknya. Sekalipun selisih usianya cuma setahun dan lomba dirancang agar cukup mudah untuk keduanya, adik dapat merasa kakaknya nakal bila sampai mengalahkannya. Tentu dirimu gak bisa bersikap pilih kasih dengan meminta kakak mengalah. Maka sejak lomba baru direncanakan, terus ulangi perihal siapa pun yang kalah tak boleh marah.

3. Libatkan kakek, nenek, sampai ART

ilustrasi permainan (pexels.com/Kampus Production)

Kurang seru apabila lomba 17 Agustus di rumah tidak diikuti oleh semua anggota keluarga. Bahkan termasuk ART jika kamu memilikinya. Tujuan dari diadakannya lomba ini bukan semata-mata buat mencari pemenang dan hadiah. Tapi justru lebih untuk meningkatkan bonding antaranggota keluarga serta kualitas kebersamaan.

Dengan kalian bersama-sama mengikuti lomba, satu sama lain bakal tambah dekat. Komunikasi ke depannya menjadi lebih mudah. Tidak ada rasa sungkan yang terlalu besar sehingga menjadi hambatan dalam interaksi sehari-hari. ART pun lebih betah bekerja di rumahmu. Tugas sebagai wasit dan juri dipergilirkan biar semua orang kebagian jatah ikut lomba.

4. Ada lomba mengasah kekuatan, kecerdasan, dan kecepatan

ilustrasi tarik tambang (pexels.com/Edmond Dantès)

Jenis lombanya bisa sangat bervariasi. Namun, secara umum ada tiga kemampuan utama yang perlu diuji dalam perlombaan. Yaitu kekuatan, kecerdasan, dan kecepatan. Lomba kekuatan, misalnya tarik tambang. Pastikan dua kubu yang berlomba punya kekuatan yang hampir seimbang.

Lomba ini cocok untukmu yang tinggal bersama keluarga besar. Juga bisa sekalian buat olahraga nih. Sementara itu, lomba kecerdasan misalnya berhitung dengan cepat atau menguji pengetahuan umum. Lomba ini sekaligus untuk merangsang anggota keluarga agar suka belajar.

Lomba kecepatan contohnya, balap karung atau memindahkan barang sebanyak dalam waktu tertentu. Makin lengkap lombanya, makin baik untuk merangsang tumbuh kembang anak. Juga menjaga keaktifan pikiran maupun tubuh anggota keluarga yang telah dewasa bahkan lansia.

5. Ide lomba berbeda dari yang sudah ada di lingkungan

ilustrasi mengambil hadiah (pexels.com/Furdi De Rivera)

Di lingkungan rumah telah ada lomba makan kerupuk, balap karung, dan sebagainya. Alangkah baiknya apabila lomba di rumah berbeda dari semua itu. Ini berguna supaya kamu serta anggota keluarga tidak bosan dan enggan berpartisipasi. Dirimu dapat membuat lomba memasak untuk anak-anak dengan peralatan memasak berukuran mini.

Bisa juga lomba mengeja kata-kata yang sulit buat ukuran anak seperti transportasi, telekomunikasi, transmigrasi, dan sebagainya. Untuk menjaga kelestarian budaya, kamu pun dapat membuat lomba mengartikan kalimat dalam bahasa daerah ke bahasa Indonesia atau sebaliknya. Lomba yang variatif meningkatkan semangat peserta.

6. Hadiah gak usah mahal-mahal terpenting cukup banyak

ilustrasi permainan (pexels.com/Lukas)

Walaupun kamu bisa membelikan hadiah mahal seperti sepeda, sebaiknya itu diberikan jika anak mencetak prestasi yang lebih membutuhkan kerja keras. Misalnya, ketika ia berhasil menjadi juara kelas sehingga motivasi belajarnya meningkat. Sedang lomba 17 Agustus yang gak seberat itu cukup diapresiasi dengan hadiah yang murah meriah.

Terpenting isinya tetap berguna serta cukup banyak sehingga anggota keluarga bersemangat mengumpulkannya. Seperti camilan sehat, mainan edukatif, voucher belanja, sampai produk perawatan tubuh. Kalau hadiah terlalu sedikit dan hanya buat juara pertama, nanti anggota keluarga malas mengikuti lomba. Sedang anak yang sama sekali tak memperoleh hadiah juga bisa menangis.

7. Jangan terlalu fokus di kompetisi, lihat juga dari sisi hiburannya

ilustrasi permainan (pexels.com/RDNE Stock project)

Lomba memang kental dengan persaingan. Namun, lomba 17 Agustus apalagi diadakan di rumah sendiri lebih untuk menciptakan suasana yang menyenangkan. Apabila anggota keluarga terlalu fokus bersaing, sehabis lomba suasana di rumah malah menjadi tidak mengenakkan. Peserta yang menang terlalu membanggakan diri sehingga terkesan mengejek.

Sementara peserta yang kalah bisa menuduh macam-macam pada orang yang menang. Jadikan perlombaan di rumah sebagai ajang seru-seruan. Beri pengertian sekaligus pengalaman langsung pada anak. Bahwa hiburan tidak hanya dari televisi, gadget, atau jalan-jalan. Berlomba dengan berbagai permainan pun dapat terasa menyenangkan.

HUT RI hanya terjadi sekali dalam setahun. Buat bulan Agustus jauh lebih berkesan dengan berbagai perlombaan, termasuk di rumah. Khususnya untukmu yang baru pindah ke kompleks perumahan dan warganya masih sangat sedikit. Keseruan lomba 17 Agustus mungkin gak ada di lingkungan tempat tinggalmu. Ciptakan sendiri keseruan itu bersama keluarga.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team