Tayang Perdana Kemarin, Ini 6 Pelajaran dari Film "Terlalu Tampan"

Kita kerapkali lupa kalau setiap manusia dikaruniai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ada yang rupawan, ada yang biasa-biasa saja. Meskipun yang rupawan terlihat punya banyak keuntungan, tapi gak juga lho! Ada saja konsekuensi dari ketampanan mereka yang tidak mengenakkan.

Seperti Kulin yang selalu dikejar-kejar cewek dan dicolek-colek ketika keluar rumah. Ini bikin dia gak punya ruang nyaman di kehidupan sosial. Beda banget sama Kibo yang parasnya tidak seperti Kulin, tapi masih bisa menikmati hidupnya dan menemukan sosok yang ditaksirnya.

Gak bisa dimungkiri kalau ada macam-macam orang di kehidupan bermasyarakat. Ada yang menyenangkan seperti Rere dan Kibo. Ada juga yang menyebalkan dan karakternya unik seperti Sidi dan teman satu gengnya. Tapi, itulah fungsinya kehidupan. Ia mengajarkan kita banyak hal lewat macam-macam orang.

Bayangkan kalau Kulin gak mau sekolah di sekolah Horridson? Dia gak menemukan persahabatan sejati, merasakan cinta, tantangan hidup, dan lain sebagainya.

Siapa di sini yang pernah suka dengan gebetan teman? Nah, lho! Gimana tuh ngakalinnya? Yang jelas, jangan pakai persaingan gak sehat ya! Apalagi sampai memfitnah atau menjebak orang. Ini malah akan merusak persahabatan yang sudah kalian bangun susah-susah itu.

Coba kamu beranikan diri bilang langsung ke teman. Walaupun bikin deg-degan dan takut dia marah, tapi lebih baik jujur dari awal daripada kelabakan kemudian kan? 

Kalau kamu sudah nonton filmnya, pasti gak akan habis pikir betapa baiknya Kibo. Saat Kulin marah dengan seisi rumahnya, Kibo bisa jadi tempat Kulin "minggat". Ia jugalah yang mengajak Kulin bermain bersama Rere sambil mengenal dunia luar. Secara tidak langsung, Kibo adalah "mentor" Kulin juga di hari-hari pertamanya sekolah dan mengalami bullying.

Kalau dipikir-pikir, kelakuan Bu Suk, Pak Archewe, dan Mas Okis memang keterlaluan. Mentang-mentang Kulin cakepnya selangit, momen ini dimanfaatkan mereka untuk meraup keuntungan. Jelas saja Kulin marah, lah!

Tapi di balik itu, sebenarnya orangtua dan saudara Kulin amat menyayanginya. Mereka berupaya melakukan macam-macam cara supaya Kulin mau membaur di kehidupan sosial. Mereka percaya bahwa perubahan besar akan didapat kalau seseorang mau membuka dirinya ke depan masyarakat.

Jelas banget, kriteria Kulin soal cewek itu gak biasa. Bukan yang parasnya rupawan dan sering perawatan yang diincarnya. Nyatanya, Amanda saja tak punya arti spesial di hatinya. Ini karena ia mencari sosok yang tidak menilainya sekadar dari tampang. Ia mencari sosok yang mampu membuat hatinya berdegup dan nyaman. Di samping itu, keunikan karakter adalah salah satu hal yang dikuliknya.

Itu dia enam pelajaran yang bisa dipetik dari "Terlalu Tampan". Kamu sepakat? Mau nambahin lagi pelajaran-pelajaran lainnya? Isi di kolom komentar berikut ini, yuk!