Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Asfi Zahra Al Jannah, siswa MAN 2 Model Medan (dok. Asfi for IDN Times)

Medan, IDN Times - Menjadi pemimpi bagi Asfi Zahra Al Jannah, siswa MAN 2 Model Medan, merupakan suatu proses yang dapat mengantarkannya menuju kesuksesan. "Tidak ada mimpi yang terlalu besar, dan tidak ada pemimpi yang terlalu kecil" agaknya menjadi kalimat yang relevan baginya sekarang.

Sebab, jika sebagian anak muda ada yang insecure tak bisa menggapai mimpinya hanya karena keadaan yang sulit, namun Asfi memiliki tekad mengubah peluang. Itulah yang saat ini coba dipetakannya setelah berhasil menggapai mimpi awalnya diterima sebagai mahasiswa kedokteran di kampus negeri.

Pencapaian tersebut baginya merupakan buah dari keyakinan dan kerja keras. Tak mau berpuas hati dahulu, Asfi saat ini tengah menyusun rencana lagi untuk gencar memperoleh beasiswa. Karena tidak dipungkiri bahwa ongkos pendidikan ilmu kedokteran cukup mahal.

1. Berprestasi di kelas akselerasi, Asfi mulai jatuh cinta dengan ilmu kedokteran setelah belajar bagian tubuh manusia

Momen Asfi saat menjadi juara di acara berbahasa Jerman (Dok. Asfi for IDN Times)

Tepat jika dikatakan bahwa semangat belajar Asfi mampu menjadi pemantik semangat anak-anak muda yang lain untuk melanjutkan jenjang ke perguruan tinggi. Meskipun banyak aral gendala yang dilalui, namun selalu ada celah untuk melewati segalanya.

Asfi Zahra Al Jannah, siswa MAN 2 Model Medan, memulai pencapaiannya sebelum diterima di Fakultas Kedokteran dari kelas akselerasi. Awalnya terasa berat, namun pelan-pelan semua dapat dilaluinya.

"Perjalanan menuju USU sangat panjang, bersaing secara sehat bersama teman-teman akselerasi yang cukup berat dengan waktu yang singkat hanya 2 tahun. Kemarin itu di MAN 2, sebelum masuk pembelajaran ada tes IQ dulu. Alhamdulilah IQ saya saat itu dapat 117 dan salah satu dari 3 orang yang terpilih untuk masuk kelas akselerasi. Minat sama ilmu kedokteran sudah dari kecil memang. Pengen jadi dokter karena suka biologi," aku Asfi kepada IDN Times.

Animo tersebut muncul ketika Asfi berkenalan dengan studi anatomi dan morfologi. Baginya, entitas makhluk hidup sangat kompleks dan menarik.

Ia kagum bagaimana struktur terkecil dapat membangun sebuah sistem. Dari molekul yang membentuk organel, organel membentuk sel, kemudian sel membentuk jaringan, lalu jaringan membentuk organ, hingga pada akhirnya terbentuklah sistem organ dan organisme.

"Saya pengen lihat sel-sel lebih dalam lagi, belajar tentang tumbuhan, anggota tubuh manusia, dan lainnya. Waktu duduk di kelas 1 SMA, punya cita-cita untuk bisa membantu banyak orang. Di hidup yang hanya sekali ini, membantu menyelamatkan dan menyembuhkan banyak orang adalah hal yang sangat penting," lanjutnya.

2. Cerita Asfi diterima sebagai mahasiswa kedokteran, punya tips selalu mencatat dan belajar pagi hari

Editorial Team

Tonton lebih seru di