5 Hal Ini Rela Dilakukan Anak Kos Demi Menghemat Pengeluaran

Menjadi anak kos memang memberikan kebebasan tersendiri. Mereka yang sebelumnya terbiasa hidup dengan banyaknya larangan yang ditetapkan orangtua, pada akhirnya bisa merasa sedikit lega ketika sudah berhasil tinggal sendiri.
Tapi, biarpun kehidupan anak kos tampak menyenangkan buat beberapa orang. Nyatanya, buat sebagian kalangan lainnya, utamanya mereka yang kondisi ekonominya terbatas. Kehidupan sebagai anak kos dapat menjadi tantangan tersendiri.
Agar mampu bertahan, beberapa anak kos melakukan cara-cara khusus demi bisa menghemat pengeluaran. Daftar kiat tersebut ada pada artikel berikut!
1. Memakai rice cooker untuk memasak menu sederhana

Sebagai anak kos, kamu mungkin sering mendengar tentang tips untuk memasak sendiri demi bisa menghemat uang. Biarpun tips tersebut memang berguna. Sayangnya, ada masalah baru bila kita memutuskan memasak di area kos.
Bila memakai kompor listrik di kosan, ditakutkan pemilik kos marah akibat tagihan listrik yang membengkak. Ingin memakai gas elpiji pun, masih dirasa terlalu berisiko bila menggunakannya di dalam kamar. Akhirnya, solusi terakhir yang bisa dilakukan, cuma dengan memanfaatkan rice cooker.
Meskipun sebenarnya tidak disarankan, tapi beberapa anak kos memanfaatkan rice cooker mereka untuk membuat menu sederhana, macam memasak telur, merebus mie instan, atau menghangatkan makanan semalam. Kalaupun ingin menghemat listrik, mereka biasanya bakal tetap memasak nasi sendiri dan membeli lauk murah di warteg.
2. Mendatangi tempat yang menyediakan internet gratis

Dengan adanya fasilitas wifi bersama di kos, biaya untuk internetan memang jadi bisa dipangkas lebih murah. Tapi, karena tidak semua kos menyediakan hal ini, akhirnya anak kos pun mesti mencari cara lain untuk memperoleh internet tanpa harus membeli paket data yang mahal.
Untungnya, di tempat-tempat seperti kampus, tempat kerja, atau fasilitas umum tertentu, terdapat wifi gratis yang bisa digunakan tanpa harus membayar lagi. Setelah mendapat akses ke internet, banyak anak kos yang memanfaatkannya untuk mengunduh video atau game offline, agar nantinya tidak suntuk saat berada di kosan.
3. Mencari tempat untuk memperoleh air minum gratis

Meskipun air putih sebenarnya tergolong murah dan gak susah buat didapatkan. Tapi, bila ada opsi gratis, anak kos biasanya gak ingin melewatkannya. Misalnya, di beberapa universitas, kantor, asrama, atau kos-kosan, terdapat dispenser berisi air putih yang bisa diminum oleh mahasiswa atau karyawan yang bekerja di sana.
Beberapa anak kos mungkin memanfaatkan fasilitas ini dengan membawa botol berukuran besar agar dapat terisi penuh dan cukup untuk persediaan selama beberapa waktu di kosan, sebelum keesokannya kembali lagi untuk mengisi ulang.
4. Memakai sepeda untuk transportasi sehari-hari

Dalam banyak hal, transportasi adalah salah satu aspek penting yang pastinya dibutuhkan untuk mobilitas harian. Tapi, dikarenakan banyak anak kos belum mampu membeli kendaraan pribadi sendiri. Mau tidak mau, mereka harus berpikir cara kreatif agar bisa tetap berkegiatan di luar, tanpa harus mengeluarkan biaya transportasi yang berlebih.
Karena ongkos transportasi online masih dirasa terlalu mahal dan boros untuk jangka panjang. Sebagian anak kos akhirnya memilih memakai sepeda manual untuk berkendara ke tempat berkuliah atau kerja. Meskipun jarak ke tempat tujuan boleh jadi cukup jauh. Tapi, selama mampu menghemat banyak uang, maka mereka akan tetap memilih opsi ini untuk transportasi sehari-hari.
5. Mengutamakan beli barang atau kebutuhan bekas, ketimbang yang baru

Ketimbang membeli barang baru yang harganya dirasa mahal. Beberapa anak kos lebih mengutamakan mencari barang atau keperluan bekas milik orang lain. Ini mencakup, seperti baju thrift, buku bekas yang masih ori dan bagus, gawai bekas, pernak-pernik kos yang masih layak pakai tapi dijual oleh pemiliknya, dan masih banyak lagi.
Jadi, biarpun kata kuncinya adalah "barang bekas". Bukan berarti bekas di sini merujuk ke barang lusuh atau barang yang buruk kondisinya. Selain opsi tadi, banyak anak kos juga aktif mencari promo yang tersedia di aplikasi belanja online atau menyimak grup diskon di media sosial. Semua dilakukan, demi bisa mendapat barang atau kebutuhan dengan harga yang lebih terjangkau dan tidak membebani dompet.
Dengan segala keterbatasan, bukan berarti anak kos bakal menyerah begitu saja dan memaksa orangtua mereka untuk memberikan uang tambahan lebih. Dikarenakan paham bahwa kondisi ekonomi orangtua mungkin tidak semapan orangtua lainnya. Akhirnya, banyak anak kos yang memutar otak dengan mencoba cara kreatif seperti di atas, demi bisa menghemat pengeluaran selama di perantauan.