Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Richardson Chanlie (29) terlahir dengan Ichtyosis, kondisi kulit yang lebih tipis dibanding kulit orang pada umumnya (Dok.Pribadi/IDN Times)

Medan, IDN Times - Richardson Chanlie terlahir dengan Ichtyosis, kondisi kulit yang lebih tipis dibanding kulit orang pada umumnya. Di tengah keterbatasan itu, ia tetap berkarya lewat media sosial.

Saat ini, ia membuka jasa digital marketing untuk bisnis kuliner lewat akun Instagram @nomnommedan. Perbulan, ia bisa menghasilhan puluhan juta dari brand yang ditangani bersama timnya.

Ditemui IDN Times di Jalan Putri Hijau, pria 29 tahun bercerita awal mula berbisnis lewat media sosial hingga melawan stigma di tengah keterbatasan. Berikut penuturannya!

1. Awal mula mendirikan Nomnom Medan sejak 2013

Richardson Chanlie (29) terlahir dengan Ichtyosis, kondisi kulit yang lebih tipis dibanding kulit orang pada umumnya (IDN Times/Masdalena Napitupulu)

Richardson sebenarnya tak memiliki latar belakang ilmu marketing. Namun sejak awal mendirikan Nomnnom Medan, ia mengutamakan personal branding. Dari sana, ia menggunakan nama Koko Merah. 

"Awal mulanya, 8 tahun lalu zaman-zaman kuliah. Aku sebenarnya basicnya arsitek, di semester ketiga, kan rumah jauh dan sering posting makanan tuh. Kemudian orang jadi tahu kalau di balik postingan itu ada koko merah," ujarnya.

Soal penamaan Nomnom, katanya, ia terinspirasi dari kebiasaan makan sehari-hari. "Saat kita makan kan ada nyam-nyam gitu, ya kepikiran aja nomnom,"ucapnya.

2. Meskipun tidak memiliki dasar ilmu marketing, Koko merah tetap konsisten dalam berkarya

Editorial Team

Tonton lebih seru di