Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Perbedaan Prediabetes VS Diabetes, Diagnosis dan Pengelolaan

ilustrasi diabetes (pixabay.com/stevepb)

Membedakan antara prediabetes dan diabetes itu penting banget, apalagi buat kamu yang peduli sama kesehatan jangka panjang. Dua kondisi ini memang mirip-mirip, tapi sebenarnya beda jauh dari sisi kadar gula darah, gejala, sampai cara mengelolanya.

Berikut 5 perbedaan utama antara prediabetes dan diabetes. Yuk simak! 

1. Kadar gula darah: Batas prediabetes vs diabetes

ilustrasi diabetes (pexels.com/AS Photography)

Oke, kita mulai dari yang paling mendasar, yaitu kadar gula darah. Di kondisi prediabetes, kadar gulamu lebih tinggi dari normal tapi belum cukup tinggi buat dibilang diabetes. Jadi semacam lampu kuning gitu. Kalau hasil tes A1C kamu ada di angka 5,7 persen sampai 6,4 persen, atau gula darah puasa (FPG) ada di antara 100–125 mg/dL, itu sudah masuk kategori prediabetes. Tes lain seperti OGTT juga bisa dipakai, dan angka 140–199 mg/dL termasuk prediabetes juga.

Nah, beda cerita kalau kamu udah masuk kategori diabetes. Gula darah kamu udah melewati batas aman. A1C 6,5% ke atas, FPG 126 mg/dL atau lebih, atau hasil OGTT 200 mg/dL ke atas, sudah pasti diabetes. Jadi, penting banget buat rajin cek gula darah, apalagi kalau kamu punya riwayat keluarga atau gaya hidup yang nggak sehat. Jangan nunggu sampai parah baru ambil tindakan, ya.

2. Faktor risiko dan perkembangan penyakit

ilustrasi sakit (unsplash.com/National Cancer Institute)

Prediabetes itu bisa dibilang gerbang masuk menuju diabetes. Jadi, kalau kamu nggak segera berubah, kemungkinan besar dalam 3 sampai 5 tahun kamu bisa benar-benar jadi penderita diabetes tipe 2. Beberapa faktor yang bikin kamu rentan kena prediabetes adalah kelebihan berat badan, kurang olahraga, makan sembarangan, dan punya keluarga dengan riwayat diabetes.

Tapi, kabar baiknya, prediabetes masih bisa dibalik alias dicegah berkembang jadi diabetes. Caranya? Gaya hidup sehat, jaga pola makan, dan rajin olahraga. Bahkan penurunan berat badan 5–7% aja udah bisa bikin perbedaan besar, lho! Jadi kalau kamu udah tahu punya faktor risiko, jangan tunggu sampai kena diabetes dulu baru berubah. Mulai sekarang juga!

3. Gejala dan cara mendeteksinya

ilustrasi diabetes (pixabay.com/stevepb)

Yang tricky dari prediabetes itu adalah nggak ada gejala sama sekali! Serius, kamu bisa aja kena tapi nggak ngerasa apa-apa. Makanya banyak orang yang nggak sadar kalau kadar gula mereka udah mulai naik. Di sinilah pentingnya tes rutin, terutama untukmu yang punya faktor risiko tadi.

Beda sama diabetes, yang biasanya udah kelihatan jelas gejalanya. Mulai dari sering haus, sering buang air kecil, gampang capek, sampai pandangan kabur. Kalau kamu ngerasain tanda-tanda ini, langsung cek ke dokter, deh. Jangan disepelekan. Ingat, semakin cepat dideteksi, semakin besar peluang untuk menghindari komplikasi serius.

4. Cara mengelola dan menangani

ilustrasi makanan sehat (pexels.com/Nathan Cowley)

Kalau kamu masih di tahap prediabetes, kabar baiknya adalah kamu belum butuh obat. Biasanya cukup dengan mengubah gaya hidup aja, seperti rajin olahraga, makan makanan sehat, dan turunkan berat badan. Tapi kalau kamu punya risiko tinggi, dokter mungkin memberi metformin buat bantu kontrol gula darah.

Kalau kamu sudah diabetes, pengelolaannya lebih kompleks. Selain menjaga pola makan dan olahraga, kamu juga harus rutin cek kadar gula darah dan, kadang, minum obat atau bahkan suntik insulin. Pengawasan medis lebih ketat dan kamu harus lebih disiplin. Jadi, mending mencegah dari sekarang daripada menyesal belakangan, kan?

5. Dampak jangka panjang terhadap kesehatan

ilustrasi dokter (pexels.com/Thirdman)

Prediabetes itu seperti tiket awal menuju masalah kesehatan yang lebih besar, bukan cuma diabetes tapi juga penyakit jantung, stroke, dan lainnya. Tapi, kalau kamu ambil tindakan sekarang, kamu bisa banget balikin keadaan dan jaga kesehatan tubuh dalam jangka panjang.

Tapi kalau sudah diabetes dan nggak dikelola dengan baik, kamu bisa mengalami komplikasi serius. Mulai dari gangguan ginjal, kerusakan saraf, penglihatan memburuk, sampai risiko amputasi. Makanya, penting banget untuk nggak anggap enteng prediabetes. Ini waktunya kamu ambil kontrol sebelum semuanya terlambat.

Jadi, sekarang kamu udah tahu dong perbedaan utama antara prediabetes dan diabetes? Mulai dari kadar gula, gejala, sampai cara mengelolanya, semua itu penting untuk kamu pahami. Jangan tunggu sampai badan kasih sinyal keras baru kamu bertindak. Mulailah dari hal-hal kecil seperti jaga makan dan aktif bergerak. Karena lebih baik mencegah daripada harus berjuang keras mengobati.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Doni Hermawan
EditorDoni Hermawan
Follow Us