Surat Maryam Ayat 16-33: Kisah Kelahiran Nabi Isa Tanpa Ayah

surat ke-19 yang berisikan 98 ayat dan diturunkan di Makkah

Surat Maryam adalah satu-satunya surat di dalam Al-Quran yang terambil dari nama figur seorang perempuan, yaitu Maryam binti Imran. Dialah yang dikenal sebagai Ibunda Nabi Isa AS.

Surat ini merupakan surat ke-19 yang berisikan 98 ayat dan diturunkan di kota Makkah. Berikut ini adalah surat Maryam ayat 16-33, lengkap dengan kandungan dan latar belakang dinamai surat Maryam.

1. Surat Maryam ayat 16-33 beserta latin dan artinya

Surat Maryam Ayat 16-33: Kisah Kelahiran Nabi Isa Tanpa AyahPinterest.com/unendingspiral

Berikut bacaan Arab, latin dan terjemahan surat Maryam ayat 16 sampai 33.

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

Audzubillahiminasyaitonirojim

Artinya: “Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk"

Ayat 16

وَاذْكُرْ فِى الْكِتٰبِ مَرْيَمَۘ اِذِ انْتَبَذَتْ مِنْ اَهْلِهَا مَكَانًا شَرْقِيًّا ۙ

16. ważkur fil-kitābi maryam, iżintabażat min ahlihā makānan syarqiyyā

Artinya: Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Maryam di dalam Kitab (Al-Qur'an), (yaitu) ketika dia mengasingkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur (Baitulmaqdis),

Ayat 17

فَاتَّخَذَتْ مِنْ دُوْنِهِمْ حِجَابًاۗ فَاَرْسَلْنَآ اِلَيْهَا رُوْحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرًا سَوِيًّا

17. fattakhażat min dụnihim ḥijābā, fa arsalna ilaihā rụḥanā fa tamaṡṡala lahā basyaran sawiyyā

Artinya: lalu dia memasang tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus ruh Kami (Jibril) kepadanya, maka dia menampakkan diri di hadapannya dalam bentuk manusia yang sempurna.

Ayat 18

قَالَتْ اِنِّيْٓ اَعُوْذُ بِالرَّحْمٰنِ مِنْكَ اِنْ كُنْتَ تَقِيًّا

18. qālat innī a'ụżu bir-raḥmāni mingka ing kunta taqiyyā

Artinya: Dia (Maryam) berkata, "Sungguh, aku berlindung kepada Tuhan Yang Maha Pengasih terhadapmu, jika engkau orang yang bertakwa."

Ayat 19

قَالَ اِنَّمَآ اَنَا۠ رَسُوْلُ رَبِّكِۖ لِاَهَبَ لَكِ غُلٰمًا زَكِيًّا

19. qāla innama ana rasụlu rabbiki li`ahaba laki gulāman zakiyyā

Artinya: Dia (Jibril) berkata, "Sesungguhnya aku hanyalah utusan Tuhanmu, untuk menyampaikan anugerah kepadamu seorang anak laki-laki yang suci."

Ayat 20

قَالَتْ اَنّٰى يَكُوْنُ لِيْ غُلٰمٌ وَّلَمْ يَمْسَسْنِيْ بَشَرٌ وَّلَمْ اَكُ بَغِيًّا

20. qālat annā yakụnu lī gulāmuw wa lam yamsasnī basyaruw wa lam aku bagiyyā

Artinya: Dia (Maryam) berkata, "Bagaimana mungkin aku mempunyai anak laki-laki, padahal tidak pernah ada orang (laki-laki) yang menyentuhku dan aku bukan seorang pezina!"

Ayat 21

قَالَ كَذٰلِكِۚ قَالَ رَبُّكِ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌۚ وَلِنَجْعَلَهٗٓ اٰيَةً لِّلنَّاسِ وَرَحْمَةً مِّنَّاۚ وَكَانَ اَمْرًا مَّقْضِيًّا

21. qāla każālik, qāla rabbuki huwa 'alayya hayyin, wa linaj'alahū āyatal lin-nāsi wa raḥmatam minnā, wa kāna amram maqḍiyyā

Artinya: Dia (Jibril) berkata, "Demikianlah." Tuhanmu berfirman, "Hal itu mudah bagi-Ku, dan agar Kami menjadikannya suatu tanda (kebesaran Allah) bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu urusan yang (sudah) diputuskan."

Ayat 22

فَحَمَلَتْهُ فَانْتَبَذَتْ بِهٖ مَكَانًا قَصِيًّا

22. fa ḥamalat-hu fantabażat bihī makānang qaṣiyyā

Artinya: Maka dia (Maryam) mengandung, lalu dia mengasingkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh.

Ayat 23

فَاَجَاۤءَهَا الْمَخَاضُ اِلٰى جِذْعِ النَّخْلَةِۚ قَالَتْ يٰلَيْتَنِيْ مِتُّ قَبْلَ هٰذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَّنْسِيًّا

23. fa aja ahal-makhāḍu ilā jiż'in-nakhlah, qālat yā laitanī mittu qabla hāżā wa kuntu nas-yam mansiyyā

Artinya:  Kemudian rasa sakit akan melahirkan memaksanya (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia (Maryam) berkata, "Wahai, betapa (baiknya) aku mati sebelum ini, dan aku menjadi seorang yang tidak diperhatikan dan dilupakan."

Ayat 24

فَنَادٰىهَا مِنْ تَحْتِهَآ اَلَّا تَحْزَنِيْ قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّا

24. fa nādāhā min taḥtiha allā taḥzanī qad ja'ala rabbuki taḥtaki sariyyā

Artinya:  Maka dia (Jibril) berseru kepadanya dari tempat yang rendah, "Janganlah engkau bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu.

Ayat 25

وَهُزِّيْٓ اِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسٰقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا 

25. wa huzzī ilaiki bijiż'in-nakhlati tusāqiṭ 'alaiki ruṭaban janiyyā

Artinya:  Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya (pohon) itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.

Ayat 26

فَكُلِيْ وَاشْرَبِيْ وَقَرِّيْ عَيْنًا ۚفَاِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ اَحَدًاۙ فَقُوْلِيْٓ اِنِّيْ نَذَرْتُ لِلرَّحْمٰنِ صَوْمًا فَلَنْ اُكَلِّمَ الْيَوْمَ اِنْسِيًّا 

26. fa kulī wasyrabī wa qarrī 'ainā, fa immā tarayinna minal-basyari aḥadan fa qụlī innī nażartu lir-raḥmāni ṣauman fa lan ukallimal-yauma insiyyā

Artinya: Maka makan, minum, dan bersenang hatilah engkau. Jika engkau melihat seseorang, maka katakanlah, "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pengasih, maka aku tidak akan berbicara dengan siapa pun pada hari ini."

Ayat 27

فَاَتَتْ بِهٖ قَوْمَهَا تَحْمِلُهٗ ۗقَالُوْا يٰمَرْيَمُ لَقَدْ جِئْتِ شَيْـًٔا فَرِيًّا

27. fa atat bihī qaumahā taḥmiluh, qālụ yā maryamu laqad ji`ti syai`an fariyyā

Artinya: Kemudian dia (Maryam) membawa dia (bayi itu) kepada kaumnya dengan menggendongnya. Mereka (kaumnya) berkata, "Wahai Maryam! Sungguh, engkau telah membawa sesuatu yang sangat mungkar.

Ayat 28

يٰٓاُخْتَ هٰرُوْنَ مَا كَانَ اَبُوْكِ امْرَاَ سَوْءٍ وَّمَا كَانَتْ اُمُّكِ بَغِيًّا ۖ

28. ya ukhta hārụna mā kāna abụkimra`a sau`iw wa mā kānat ummuki bagiyyā

Artinya: Wahai saudara perempuan Harun (Maryam)! Ayahmu bukan seorang yang buruk perangai dan ibumu bukan seorang perempuan pezina."

Ayat 29

فَاَشَارَتْ اِلَيْهِۗ قَالُوْا كَيْفَ نُكَلِّمُ مَنْ كَانَ فِى الْمَهْدِ صَبِيًّا

29. fa asyārat ilaīh, qālụ kaifa nukallimu mang kāna fil-mahdi ṣabiyyā

Artinya: Maka dia (Maryam) menunjuk kepada (anak)nya. Mereka berkata, "Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?"

Ayat 30

قَالَ اِنِّيْ عَبْدُ اللّٰهِ ۗاٰتٰنِيَ الْكِتٰبَ وَجَعَلَنِيْ نَبِيًّا 

30. qāla innī 'abdullāh, ātāniyal-kitāba wa ja'alanī nabiyyā

Artinya: Dia ('Isa) berkata, "Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi,

Ayat 31

وَّجَعَلَنِيْ مُبٰرَكًا اَيْنَ مَا كُنْتُۖ وَاَوْصٰنِيْ بِالصَّلٰوةِ وَالزَّكٰوةِ مَا دُمْتُ حَيًّا ۖ

31. wa ja'alanī mubārakan aina mā kuntu wa auṣānī biṣ-ṣalāti waz-zakāti mā dumtu ḥayyā

Artinya: dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (melaksanakan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup;

Ayat 32

وَّبَرًّاۢ بِوَالِدَتِيْ وَلَمْ يَجْعَلْنِيْ جَبَّارًا شَقِيًّا

32. wa barram biwālidatī wa lam yaj'alnī jabbāran syaqiyyā

Artinya: dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.

Ayat 33

وَالسَّلٰمُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُّ وَيَوْمَ اَمُوْتُ وَيَوْمَ اُبْعَثُ حَيًّا

33. was-salāmu 'alayya yauma wulittu wa yauma amụtu wa yauma ub'aṡu ḥayyā

Artinya: Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali."

Baca Juga: Kisah Nabi Yusuf, Dimusuhi Saudaranya hingga Difitnah karena Tampan

2. Kandungan Surat Maryam ayat 16-33

Surat Maryam Ayat 16-33: Kisah Kelahiran Nabi Isa Tanpa AyahPinterest.com/Hazel

Pada ayat 16-33 dalam surat ini, mengisahkan tentang Maryam yang mengasingkan diri dari keluarga dan kaumnya. Allahﷻ mengutus Malaikat Jibril untuk menyampaikan kabar kepada Maryam bahwa dia akan mengandung anak laki-laki, yang merupakan rahmat dari Allah untuk menjadi tanda kebesaran-Nya bagi manusia masa itu maupun masa yang akan datang.

Maryam lalu mengasingkan diri dengan janin yang dikandungnya ke tempat yang jauh dari kaumnya. Kemudian Maryam merasakan rasa sakit saat akan melahirkan, dan ia bersandar pada pohon kurma yang masak. Allah SWT memerintahkan untuk menggoyangkan pohon kurma tersebut agar ia bisa memakan buah kurma yang masak. Padahal, orang sehat pun belum tentu dapat menggoyangkan pohon kurma, sampai buah itu berguguran. Apalagi seorang perempuan yang akan segera melahirkan. Itu adalah bukti mukjizat dan rahmat yang Allah SWT berikan kepada Maryam dengan memberikan kecukupan kehidupan bagi Maryam dan anak laki-lakinya yang baru saja lahir.

Setelah melahirkan anaknya, Maryam kembali kepada kaumnya dan telah bernazar berpuasa untuk Allah agar tidak berbicara dengan siapa pun pada hari itu. Maryam yang berjalan menggendong anaknya mendapatkan fitnah keji dari kaumnya karena telah memiliki anak tanpa memiliki suami. Ia di fitnah telah berbuat sesuatu perbuatan yang sangat tercela, padahal bapak ibunya adalah orang yang saleh lagi pembesar kaumnya. Maka Allah memerintahkan Maryam menunjuk ke arah anaknya(Nabi Isa), agar anaknya berbicara menjelaskan apa yang telah terjadi kepada kaumnya, padahal waktu itu Nabi Isa baru saja dilahirkan.

Lalu Nabi Isa berbicara kepada kaumnya, bahwa ia adalah Hamba Allah dan Allahﷻ memberikannya Kitab Injil dan menjadikannya seorang Nabi. Ia diperintahkan untuk melaksanakan shalat dan menunaikan zakat selama ia hidup. Berbakti kepada ibunya, dan tidak menjadikannya orang yang sombong lagi celaka. itu adalah mukjizat pertama Nabi Isa yang ketika masih bayi dapat berbicara.

3. Latar belakang dinamai Surat Maryam

Surat Maryam Ayat 16-33: Kisah Kelahiran Nabi Isa Tanpa Ayahstock.adobe.com/Abed Ibrahim

Surat ini dinamakan Surat Maryam, dikarenakan di dalamnya ada kisah menyangkut Maryam binti Imran. Pada awalnya ketika mengandung, ibunda Maryam, Hannah binti Faquds menginginkan janin yang ada di rahimnya adalah anak lelaki, agar kelak ketika besar dia dapat mengabdi di Kuil Sulaiman. Allah SWT berkehendak lain dengan memberinya anak perempuan. Allah SWT berjanji bahwa anak perempuan ini tidak sama dengan perempuan lainnya(pada zaman itu).

Ayah Maryam, Imran bin Matsan, meninggal sebelum Maryam dilahirkan. Maryam tumbuh besar dalam pengasuhan Nabi Zakaria sekaligus pamannya. Ibunda Maryam, Hannah binti Faquds menitipkan anaknya kepada Nabi Zakaria untuk membimbing Maryam agar dapat mengabdi dan tubuh besar di dalam Kuil Sulaiman.

Maryam menjadi pribadi yang taat beribadah kepada Allahﷻ yang senantiasa menjalankan perintah dan meninggalkan larangan-Nya. Nabi Muhammadﷺ, pernah menyebut ada empat wanita utama di muka bumi sekaligus mereka adalah para ahli surga, dan Maryam ada diantaranya.

Dari Anas bin Malik mengatakan bahwa Nabi bersabda, "Pemuka wanita ahli surga ada empat. Ia adalah Maryam binti Imran, Fatimah binti Rasulallah, Khadijah binti Khawailid dan Asiyah, istri Firaun." (HR Muslim dan Hakim)."

Itulah sepenggal dari Surat Maryam ayat 16-33 beserta terjemahan, kandungan dan latar belakangnya dinamai surat Maryam. Semoga kita semua dapat meneladani sifat terpuji dan memiliki keturunan yang shalihah seperti Maryam.

 

Baca Juga: 5 Kutipan Ayat Al-Qur'an buat Kamu yang Sedang Galau 

Muhamad Endika Photo Community Writer Muhamad Endika

Symphony No.28

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya