2. Faktor biologis

ilustrasi berpikir (pexels.com/Marcelo Chagas)

Pikiran kotor juga bisa dipengaruhi oleh faktor biologis, seperti perubahan hormon. Hormon dapat mempengaruhi suasana hati, emosi, dan gairah seksual kamu.

Sebagai contoh, seorang wanita mungkin mengalami peningkatan pikiran kotor setelah melahirkan anak. Hal ini bisa disebabkan oleh perubahan hormon yang terjadi selama dan setelah kehamilan.

3. Kondisi kesehatan mental

ilustrasi penyendiri (unsplash.com/Ethan Sykes)

Pikiran kotor bisa menjadi gejala dari beberapa kondisi kesehatan mental, seperti gangguan obsesif-kompulsif (OCD), gangguan stres pasca-trauma (PTSD), atau gangguan kecemasan.

Orang-orang dengan kondisi ini mungkin mengalami pikiran kotor yang sangat mengganggu dan berulang-ulang. Mereka juga mungkin merasa takut atau bersalah tentang pikiran mereka, atau merasa perlu melakukan tindakan tertentu untuk mengendalikan pikiran mereka.

4. Pengaruh media

ilustrasi berpikir (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Media, seperti film, musik, buku, atau internet, juga bisa menjadi sumber pikiran kotor. Media dapat menampilkan gambar-gambar atau informasi-informasi yang menarik perhatian atau menimbulkan rasa penasaran kamu.

Misalnya, kamu mungkin melihat adegan seksual di film, mendengar lirik lagu yang vulgar, membaca cerita erotis di buku, atau menemukan konten pornografi di internet. Hal-hal ini dapat memicu pikiran kotor yang berhubungan dengan seksualitas atau fantasi kamu.

5. Kreativitas dan imajinasi

ilustrasi berpikir (pexels.com/cottonbro studio)

Pikiran kotor juga bisa berasal dari kreativitas dan imajinasi kamu sendiri. Kamu mungkin memiliki pikiran kotor sebagai cara untuk bereksplorasi, berekspresi, atau bersenang-senang.

Pikiran kotor juga bisa menjadi bagian dari proses berpikir yang asosiatif, di mana kamu menghubungkan hal-hal yang tampaknya tidak berhubungan. Misalnya, kamu mungkin membuat lelucon kotor dari hal-hal yang normal, atau membayangkan skenario-skenario yang tidak biasa atau lucu.

Pikiran kotor adalah hal yang umum dan normal terjadi pada hampir semua orang. Pikiran kotor bisa dipicu oleh berbagai hal, seperti yang telah dijelaskan di atas. Pikiran kotor tidak selalu berarti ada sesuatu yang salah dengan kamu, selama kamu menyadari bahwa itu hanya pikiran, dan kamu tidak memiliki keinginan untuk melakukan hal-hal yang ada dalam pikiran kamu.

Namun, jika pikiran kotor mulai mengganggu aktivitas sehari-hari kamu, menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan, atau membuat kamu ingin melukai diri sendiri atau orang lain, sebaiknya kamu berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan mental.

Baca Juga: 5 Cara Kurangi Beban Pikiran terhadap Antrean Pekerjaan