Abdil Cholis bawa harum nama Sumut setelah menang 5 besar Putra/putri taruna ekonomi kreatif nasional (IDN Times/Eko Agus Herianto)
Pemuda yang memiliki hobi editing video dan desain grafis itu mengkritisi masih banyak anak muda yang kurang punya rasa kesadaran mencintai pariwisata di sekitarnya. Dan pengelolaan ekonomi kreatif disebutnya sebagai penunjang minat wisatawan dalam mengunjungi daerah-daerah yang memiliki potensi wisata yang bisa dikelola anak muda.
"Padahal dengan kita angkat ekonomi kreatif menurut 17 sub sektor itu akan banyak sekali hal yang bisa dilakukan pemuda dalam pengembangan ekonomi masyarakat. Seperti, musik, kriya, video, fotografi, dan fashion," sebut pemuda yang juga sebagai aktivis di kampusnya itu.
Ada dua langkah sederhana yang bisa dilakukan anak muda untuk mengembangkan ekonomi kreatif Sumut versi Cholis. Yakni knowledge dan experience.
"Pertama knowledge, tentang bagaimana potensi subsektor ekraf kita gali, bagaimana permasalahannya atau apa yang harus kita kembangkan dan jaga. Kita bisa mendalaminya dengan terjun ke masyarakat atau mendekatkan diri ke tokoh adat dan para pengerajin," titahnya.
Langkah kedua adalah unsur experience. Cholis menyebutkan ketika anak muda memiliki masalah atau pelajaran tentang ekraf, mereka bisa mengeksplornya, mempublikasinya, bahkan membenahinya. Salah satunya dengan cara menggagas kolaborasi dalam bentuk nyata. Seperti mempublikasikannya ke platform yang biasa mereka gunakan.
"Mencintai budaya dan juga sektor ekonomi kreatif itu penting, karena budaya kita pun tak kalah keren dan menakjubkan di mata orang-orang mancanegara, seperti banyaknya turis yang lebih cinta budaya Indonesia ketimbang kita sendiri sebagai masyarakatnya. Sudah seharusnya anak muda mengharumkan budaya dan juga tidak meninggalkan keunikan budaya kita. Karena pemuda sangat bisa berperan aktif dalam mengembangkan serta mempromosikan ekraf kita dengan platform media sosial," pungkasnya.