ilustrasi sistem reproduksi wanita (freepik.com/freepik)
Direktur ASB Ferry Wira Padang mengatakan ASB adalah organisasi masyarakat sipil yang sejak 2006 fokus terhadap isu keberagaman dan perempuan korban kekerasan dengan melibatkan kelompok muda lintas agama, mahasiswa, NGO, jurnalis dan kelompok marjinal.
Ia mengatakan dampak minimnya pengetahuan remaja di Langkat bagaimana menjaga alat reproduksi dan merawatnya, mendapat sorotan dari ASB. Kondisi tersebut tentunya menjadi hal penting untuk diperhatikan dan menjadi komitmen khususnya OPD terkait.
Menurutnya, hal ini penting dilakukan karena remaja sebagai aset masa depan peradaban manusia ditunjukkan dengan adanya beberapa indikator yang ditetapkan dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB-SDGs) yang berkait langsung dengan remaja dan orang muda.
"Salah satu indikator SDGs yang terkait langsung dengan remaja adalah tujuan lima kesetaraan gender yang mencakup isu khitan perempuan, akses keluarga berencana serta komunikasi, informasi, edukasi kesehatan reproduksi untuk remaja," jelas Ferry.
Oleh karena itu, diperlukan peran Pemerintah Kabupan Langkat memfasilitas pemenuhan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) dengan menyediakan layanan kesehatan seksual dan reproduksi anak/remaja sebagai upaya pemenuhan HKSR. Katanya, pemerintah bertanggung jawab untuk memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan.