Medan, IDN Times - Rumah tahun 1958 bercat warna biru ini, tertuliskan Salon Bintang Narist merupakan salah satu tempat dijahitnya bendera merah putih di Kota Medan. Tepatnya berada di Jalan Jamin Ginting No.517, Padang Bulan, Medan Baru, Kota Medan.
Maivo Tobing, sosok perempuan yang telah terjun dalam menjahit bendera merah putih sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Ia merupakan generasi kedua, setelah bapaknya sang penjahit bendera bernama Pardamean Lumbantobing, tutup usia 82 tahun.
Selain menjadi penjahit bendera merah putih, Maivo merupakan pemilik salon bintang narist.
Saat ditemui, perempuan berusia 53 tahun ini sedang sibuk dengan mesin jahitnya. Mesin jahit yang dipegangnya ini merupakan warisan dari bapaknya.
Menjadi sosok penjahit bendera merah putih ini, berawal saat ia bersama bapaknya hanya sebagai tukang potong kain bendera. Hingga akhirnya, mereka berinisiatif untuk menjahit sendiri secara otodidak.
“Karena setiap tahun coba-coba, akhirnya kami ambil alih. Lalu perlahan-lahan hingga sekarang saya berumah tangga begini lah,” ucap sang Ibu yang miliki 3 anak ini.
Diungkapkannya, ada alasan menjahit bendera merah putih hingga saat ini masih tetap bertahan. Yakni, karena faktor ekonomi, dan kemampuan dirinya menjahit.
Diketahui bahwa, kenangan jasa penjahit bendera merah putih pertama di Indonesia adalah sosok perempuan bernama Fatmawati.
Perjuangan Fatmawati yang merupakan istri Presiden Soekarno berusaha menjahit bendera merah putih, untuk dikibarkan saat Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.
Berikut rangkuman cerita Maivo Tobing yang sekarang bersama suaminya Tiopan Heryanto Sinaga berusia 53 tahun ikut menjahit bendera merah putih.
