Komunitas Food Truck Sedekah, Aktif Berbagi Makanan di Kota Medan

Sebelum adanya pandemik COVID-19, kata Laras, kegiatan yang dilakukan beragam. Setiap hari Jumat, komunitasnya berpindah dari masjid ke masjid memberi makan siang. Namun, belakangan ini kegiatan berubah menjadi program Kunjungan Masyarakat Pra Sejahtera (Kupas).

"Awalnya Jumat, sediakan makan di tempat. Targetnya masyarakat di masjid yang membutuhkan. Setelah adanya pandemik COVID-19 tidak berani menerapkan sedekah Jumat. Gak berani risiko sharing alat makan. Karena kita masih megang konsep makan di tempat gak dibungkus," jelas Laras.

"Biasanya kegiatan ini kita laksanakan di akhir pekan, setiap minggu sebelum berkegiatan kita sudah ngelist. Setelah survei, tulis pakai masker, bawa piring atau bawa baskom sendiri agar tidak meminjamkan alat makan. Jadi untuk dikegiatan sekarang sasarannya masyarakat pra sejahtera," tambahnya.

Dalam melaksanakan kegiatan, ada tiga elemen yang menjadi fokus kegiatan. Open donasi dan fundraising, kemudian community engagement, yang terakhir Women and Youths Empowerment.

"Karena kita butuh penyaluran donasi. Kita juga memberikan empower kepada ibu-ibu yang kurang mampu untuk membuat makanan siap saji kita," ujarnya kepada IDN Times.

Laras menuturkan, anggota komunitas atau volunter yang tergabung berasal dari berbagai latar belakang. "Ada mahasiswa, pekerja, orangtua dan lainnya, tidak hanya satu profesi saja, siapapun boleh bergabung secara sukarela," katanya.

Volunter yang tergabung terbagi dua. Ada terikat dan tidak terikat. "Recruitmentnya beda-beda, yang pada dasarnya bersedia mengikuti kegiatan," tuturnya.

Jumlah anggota yang tergabung dalam komunitas ini ada 13 orang. Namun untuk volunter sudah ada 40 orang anggota yang aktif dalam setiap kegiatan. 

Tak hanya itu, komunitas ini juga aktif melakukan kegiatan sosial yang berhubungan dengan makanan di bulan Ramadan. "Ramadan Sharing Fridge adalah sebuah kegiatan yang membantu menyediakan makanan atau minuman gratis bagi masyarakat khususnya bagi yang berbuka puasa. Siapa saja boleh mengisi dan mengambil isi lemari pendingin tersebut".

Kedepan, Laras berharap kegiatan yang dilakukan bisa memberi dampak yang besar kepada masyarakat. "Tentunya bisa menjembatani untuk mereka yang membutuhkan juga," katanya.

"Sebenarnya kita lagi persiapan menuju transisi, bergerak ke food bank. Kita ingin konsen ke supply chain-nya makanan mulai dari hulu ke hilir. Dari petani yang menanam, food distributor sampai ke konsumen. Harapannya bisa lebih terukur dan ternilai," pungkasnya.