Kisah Roger dan Cut Meyriska Mirip Jalan Cerita Film Ajari Aku Islam

Ketika ditanyai seberapa besar keyakinannya bahwa film AAI ini akan meledak, Jaymes dengan percaya diri mengatakan AAI mampu menembus dua juta penonton di Indonesia. Itu diyakininya lantaran cuma AAI satu-satunya film bergenre religi yang tayang di bulan ini.

"Untuk di Medan sendiri kita berharapnya tembus di 100 ribu penonton. Karena melihat animo masyarakat begitu besar sewaktu syuting di Medan," ucap Jaymes.

Jaymes bercerita, dia awalnya mau menggarap film bergenre horor yang menceritakan hantu Batak yaitu Begu Ganjang. Namun, setelah bertukar pikiran dengan artis senior Dedi Mizwar, ia disarankan agar membuat film genre drama yang berfaedah.

"Pak haji menasehati, kalau mau buat film horor saingan yang akan dihadapi banyak. Mending kamu bikin film drama yang bisa berfaedah. Terus saya bilang, apakah boleh seorang non muslim buat film religi. Pak haji bilang gak masalah, nanti saya bantu," katanya.

Sejak saat itu, Jaymes terus dibantu oleh tim Dedi Mizwar dalam pembuatan film AAI, baik secara dialog dan lainnya. Namun, penulisan ceritanya Jaymes yang membuat.

Menurut Jaymes, dia menulis cerita di film AAI terinspirasi dari kisah nyata, yaitu pengalaman kisah cintanya sendiri.

"Ceritanya mengisahkan tentang pengalaman pribadi saya. Saya pernah suka dengan gadis muslim, tapi ditentang sama orang tua," ungkap Jaymes.

Di kisah itu, Jaymes memilih Roger Danuarta dan Cut Meyriska sebagai pemeran utama. Keduanya dianggap Jaymes sangat pas memainkan peran dalam cerita tersebut. Alasannya perjalanan cinta mereka hampir sama dengan kisah yang ditulisnya.

"Roger berperan sebagai Keny Huang, kalau Cut sebagai Vidia Samsudin Lubis. Ceritanya Keny Huang adalah seorang pemuda Tionghoa asal Medan yang mencintai Vidia Samsudin Lubis seorang gadis Muslim berdarah Batak. Awalnya cinta mereka ditentang tapi akhirnya dapat bersatu," jelas Jaymes.

Selain kisah cinta, lanjut Jaymes, film AAI ingin mengangkat Kota Medan secara eksplisit, karena belum ada yang buat begitu. Nantinya, penonton akan bisa melihat tempat-tempat bersejarah Kota Medan seperti Masjid Raya, Gedung Lonsum, Lapangan Merdeka dan Titi gantung.

"Tujuan selanjutnya, melalui film ini saya ingin mempererat tali persaudaraan. Maksudnya, walaupun kita berbeda-beda agama, suku dan ras. Tapi intinya kita tetap satu, yaitu Indonesia. Jadi film ini cocok untuk ditonton semua kalangan, agama dan ras," pungkas Jaymes.