Sarah Pia Desideria Panjaitan (Istimewa/IDN Times)
Sarah menyampaikan sebagai perempuan ia masih mengalami sejumlah tantangan. Salah satunya, mendapatkan stereotip dari lingkungan. Namun, stereotip itu lah yang kemudian dihempaskan untuk melangkah maju.
"Aku juga merasakan tantangan karena berkarya di tengah-tengah dominasi laki-laki. Seperti kegiatan volunter, perempuan gak baik di sana. Perempuan harusnya ini, harusnya itu. Tantangan sebagai perempuan itu masih ada," ucapnya.
Melihat permasalahan itu, ia berkeinginan menjadi motivasi untuk bisa menjadi tombak atau simbol pemerataan bagi perempuan.
"Kenapa harus Putri Indonesia, dari sekian banyak platform, justru menjadi hal baik menjadi aktivis sosial, berdiri bukan hanya mewakili diri sendiri tapi bisa menyuarakan perempuan lainnya," katanya.
"Aku dan perempuan lain bisa membuktikan perempuan adalah simbol dari keterbatasan yang mampu melakukan banyak hal. Figur perempuan juga dijadikan simbol keadilan. Perempuan punya hati yang besar dan bisa mengerjakan banyak hal," sambungnya.
Menurut Sarah, jika dilihat banyak perempuan yang multi peran, bukan karena membuktikan kehebatan. Misalnya, megurus anak, bekerja dan lainnya dalam waktu bersamaan.
"Itu bukan karena dia lebih kuat. Tapi karena dia punya hati yang besar. Bergerak dengan hati. Dengan segala keterbatasannya, tapi dia mampu. Figur ini indah dan kaya hatinya, kemampuannya banyak, figur ini sebagai privilage," ucapnya.
Sarah berpesan, kepada pemuda agar memiliki semangat, dan visi yang positif agar menjadi berkat untuk sesama.
"Tidak terlepas dari pengabdian kepada bangsa. Tidak terlepas kepada orang tua dan sang pencipta," pungkasnya.