Kisah Adly, Mantan Pemakai Kini Jadi Konselor Rehabilitasi Narkoba

Banda Aceh, IDN Times - “Waktu itu moto di-live saya, kalau gak makai gue gak bisa ngapa-ngapain ni,” ucap Muhammad Adly, menceritakan masa lalunya yang pernah sangat ketergantungan terhadap narkoba, kepada IDN Times, pada Jumat (24/6/2022).
Pria kelahiran 19 November 1985 di Matang Glumpang Dua, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen, Aceh tersebut, merupakan mantan penyintas narkoba yang memilih tak lagi mengkonsumsi obat-obatan terlarang itu sejak 2008 silam.
Keputusan untuk berhenti menggunakan ganja, inex, putaw, alkohol dan sabu-sabu, menghantarkan anak kedua dari pasangan Mustafa dan Martini tersebut menjadi seorang konselor di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Banda Aceh.
Lalu bagaimana Muhammad Adly mampu melewati masa-masa kelamnya itu hingga kemudian juga memilih mengabdikan diri menjadi seorang relawan atau volunteer di panti rehabilitas Di Yayasan Rumoh Geutanyoe?
1.Mengenal mariyuana sejak kelas dua SMP
Semua bermula lebih kurang 30 tahun lalu, ketika Adly masih duduk di bangku kelas dua SMP, penasaran dengan tanaman ganja. Buku literasi terkait tanaman yang juga dikenal dengan nama mariyuana tersebut, coba dicari guna menjawab rasa keingintahuannya.
Besarnya rasa tersebut ditambah dengan beberapa teman sepergaulannya merupakan para pengonsumsi narkoba, menghantarkannya mengenal Cannabis Sativa. Dimulai dari hal coba-coba, lamban laut Adly remaja menjadi pecandu.
“Jadi dikenalin sama teman, saya coba-coba hingga akhirnya sambil berjalannya waktu saya menjadi pecandu yang aktif. Dari kelas dua SMP pertama kali memakai,” ujar ayah satu anak itu bercerita.
Meski telah mengenal dan aktif mengonsumsi ganja, namun Adly mengaku masih bisa mengontrol diri. Ia belum mengalami ketergantungan, sehingga tak ada pengaruh apapun bila tidak menggunakannya.
“Sudah kenal, tetapi masih on off on off, ada boleh gak ada juga gak apa-apa,” ucapnya.