Muhammad Adly (baju putih), mantan penyintas narkoba yang kini menjadi konselor rehabilitasi. (Dokumentasi Muhammad Adly untuk IDN Times)
Memang tak mudah bagi seorang Adly untuk bisa meninggalkan narkoba. Dia kerap mengalami fase buruk dan yang paling berat dialaminya. Mulai dari pusing, muntah, badan tidak enak, sakaw, hingga pria kelahiran Bireuen tersebut juga sering berhalusinasi.
Bahkan, ketika awal-awal menjalani perawatan, rasa paranoid atau takut dengan pasien lainnya yang juga menjalani rehabilitasi di Yayasan Rehabilitasi FAN Campus, tak luput mengganggu pikirannya.
“Sempat saya melihat orang lain itu seperti musuh, pengen menangkap saya, pengen menjatuhkan saya, pengen mencelakakan saya. Itu pernah saya alami fase seperti itu,” ujar Adly menceritakan.
Semua fase sulit tersebut belakangan mulai bisa dilalui Adly. Selain karena keinginan untuk sembuh tumbuh dari dirinya sendiri, keprofesionalan para konselor serta therapy community atau komunitas terapi yang diterapkan, mempercepat proses rehabilitasinya.
Metode penyembuhan di Yayasan Rehabilitasi FAN Campus, diakui, berbeda dengan yang dijalankan di sejumlah panti rehabilitas tempat ia dirawat sebelumnya. Di tempat ini, tidak ada pemukulan pasien baru. Konsep kekeluargaan atau family milieu concept lebih diutamakan.
“Jadi bekerja secara tim, bagaimana mem-follow up klien dan saya melihat hal itu kemudian yaudah, bulan keenam saya mulai betah.”
Tak hanya itu, pasien yang sedang menjalani perawatan, tidur di ruangan yang berisi empat orang. Salah seorang dari mereka adalah pasien senior yang bertugas membimbing dan mengasuh pasien lainnya.
“Yang senior mengasuh adik-adiknya yang lain. Jadi sistem adik abang gitu,” ungkapnya.
Selama menjalani perawatan di Yayasan Rehabilitasi FAN Campus, Adly mengaku, jika dirinya tidak pernah diberi atau mengonsumsi obat-obatan lagi. Pasien yang sedang dirawat hanya diberikan asupan makanan serta vitamin. Cara seperti inilah yang kemudian membuatnya sembuh.
“Tidak ada memakai obat-obatan, akhirnya ya mungkin metabolisme tubuh juga bekerja, saat kita sudah tidak memakai lagi, kita menerima asupan-asupan makanan kemudian ada dikasih vitamin, yaudah hilang dengan sendirinya,” kata Adly.