Limbah bagi masyarakat umum mungkin hanya akan menjadi sampah. Namun, berbeda di tangan Eko Prayetno pengagas Rumah Kreatif Anak Medan (Ketam), limbah diubah menjadi barang yang bernilai ekonomis.
Pasca memutuskan untuk berhenti dari pegawai negri sipil, Eko memunculkan ide kreatif membuat berbagai miniatur ikon Medan bernilai seni tinggi. Ide nya muncul ketika dirinya melihat banyak limbah stik es krim yang terbuang buang.
Uniknya semua bahan yang digunakan dari limbah stik es krim, tusuk sate, triplek, sumpit. Selain di pajang sebagai miniatur juga bisa dijadikan cinderamata.
“Awalnya otodidak, resign dari kerjaan terus karena pola pengangguran muncul ide kreatif. Ada stik es krim dibuang buang sama adik adik ini kemudian saya kutip, awalnya buat sampan kecil. Jelek saya buang lagi, ambil stik lagi buat lagi, buat terus sampai bagus. Jadi setahun melatih diri otodidak mencari presisi bentuk, cari bahan apa yang bisa di combine (gabungkan), recycle jadi cantik,” ungkapnya.