Melihat Masjid Raya Kedatukan Sunggal yang Sudah Hampir 400 Tahun

Masjid ini sudah diusulkan Pemko Medan jadi cagar budaya

Medan, IDN Times -Sebelum Masjid Al-Osmani dan Masjid Al Mashun, ada satu masjid yang sudah lebih dulu berdiri. Adalah Masjid Raya Kedatukan Sunggal Serbanyaman yang konon sudah berdiri sejak tahun 1630-an.

Masjid ini juga dikenal dengan nama Masjid Badiuzzaman. Nama ini merupakan nama salah satu raja pada zamannya, sekitar tahun 1885. Masjid ini direnovasi menggunakan ribuan putih telur sebagai perekat.

Sayangnya sejak tahun 1885, masjid ini tidak pernah tersentuh renovasi. Selama ini masjid ini tak pernah diperhatikan pemerintah. Baru pada November 2023 lalu, Wali Kota Medan Bobby Nasution datang ke masjid ini.

Pada waktu itu menantu  Presiden Jokowi ini mengusulkan Masjid Raya Kedatukan Sunggal Serbanyaman yang terletak di jalan PDAM Tirtanadi, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal menjadi bangunan Cagar Budaya Kota Medan. Hal yang sudah lama diidamkan pengurus masjid. Sebab diketahui mesjid raya Kedatukan Sunggal Serbanyaman ini sudah berusia sekitar 400 tahun.

"Bangunan mesjid Kedatukan Sunggal Serbanyaman ini umurnya hampir sama dengan umur Kota Medan yang ditabung ini Kota Medan berusia 433 tahun dan mesjid Kedatukan Sunggal Serbanyaman kurang lebih 400 tahun. Saya inginnya bangunan ini dijadikan Cagar Budaya agar banyak yang diceritakan ataupun diambil pelajaran sejarah dari mesjid ini," Kata Bobby Nasution pada November 2023 lalu.

1. Sebelum itu pemerintah tak pernah datang melihat, perbaikan ditanggung keluarga

Melihat Masjid Raya Kedatukan Sunggal yang Sudah Hampir 400 TahunSuasana didalam Masjid Raya Kedatukan Sunggal Serbanyaman (IDN Times/Indah Permata Sari)

Sebelum kehadiran Bobby, Ketua Badan Kenaziran Masjid (BKM) Masjid Badiuzzaman, Datuk Indra Jaya atau Datuk Panglima selaku keturunan ke-12 dari Kedatukan Sunggal Serbanyaman sempat bercerita soal masjid ini yang luput dari perhatian.

Konon katanya, dahulu tepat di samping masjid terdapat istana dari Kedatukan Sunggal Serbanyaman. Namun, saat ini tiada dan telah dibangun PDAM Tirtanadi. 

Ia  berharap pemerintah dapat lebih memerhatikan masjid yang merupakan peninggalan dari Kedatukan Sunggal Serbanyaman.

"Sebenarnya ini kan bisa dijadikan sebagai cagar budaya. Nantinya kan masjid ini juga bisa dijadikan tempat wisata religi dan banyak hal yang bisa kita tampilkan nantinya," jelas Datuk.

Baca Juga: Lautan Manusia Malam Pertama Tarawih di Masjid Raya Baiturrahman Aceh

2. Banyak yang mengira masjid ini berdiri tahun 1885, padahal sudah ada tahun 1630-an

Melihat Masjid Raya Kedatukan Sunggal yang Sudah Hampir 400 TahunEmpat pilar yang berdiri didalam Masjid Raya Kedatukan Sunggal Serbanyaman yang merupakan bukti sejarah Masjid ini

Diketahui, Masjid Raya Kedaulatan Sunggal didirikan oleh Datuk Adir pada tahun 1630-an yang kemudian direnovasi pada tahun 1885, dimana saat itu Kedatukan Sunggal Serbanyaman dipimpin oleh Datuk Diraja Badiuzzaman.

Sehingga, banyak yang mengira Masjid ini berdiri tahun 1885. Padahal sudah ada tahun 1630an.

"Didirikan oleh Datuk Adir pada tahun 1630 an, kemudian seiring berjalanannya waktu pada tahun 1885 dibugarkan jadi sebesar ini, jadi dulunya mesjid ini kecil hanya sepetak dari 4 tiang yang ada di dalam masjid. Kemudian direnovasi konon katanya menggunakan putih telur, karena ketika itu tidak ada semen," ucap Datuk Indra Jaya.

3. Tahun 2022 nama Masjid Badiuzzaman kembali diubah menjadi nama semula yaitu Masjid Raya Kedatukan Serbanyaman

Melihat Masjid Raya Kedatukan Sunggal yang Sudah Hampir 400 TahunDatuk Indra Jaya merupakan Datuk ke-12 di Kedatukan Sunggal Serbanyaman (IDN Times/Indah Permata Sari)

Masjid ini dikelilingi pemakaman di depan dan belakang masjid. Di depan merupakan pemakaman Datuk Soeloeng Barat, dan ada 5 nama datuk yang bertuliskan pemimpin pejuang-pejuang perang tanduk benua (perang songgal) menentang kolonial Belanda mulai 15 Mei 1872 sampai dengan 20 Januari 1895. Sedangkan pemakaman di belakang masjid merupakan pemakaman umum.

Pada tahun 2022, nama Masjid Badiuzzaman kembali diubah menjadi nama semula yaitu Masjid Raya Kedatukan Serbanyaman. Saat ini datuk yang jadi keturunan ke-13 bernama Datuk Syahlafati Ichsan.

"Jadi pada tahun 2020 kita ada penampalan perangkat adat, jadi kita sahkan kembali ke nama semula, Masjid Raya Kedatukan Serbanyaman," bebernya.

Baca Juga: Masjid Raya Baiturrahman, Simbol Perlawanan Aceh Terhadap Penjajah

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya