Masjid Raya Kedatukan Sunggal Sejak 1630, Butuh Perhatian Pemerintah

Medan, IDN Times - Selain Masjid Al-Osmani, masjid bersejarah di Kota Medan adalah Masjid Raya Kedatukan Sunggal Serbanyaman. Masjid ini berdiri sejak tahun 1630-an.
Masjid ini juga dikenal dengan nama Masjid Badiuzzaman. Nama ini merupakan nama salah satu raja pada zamannya, sekitar tahun 1885. Masjid ini direnovasi menggunakan ribuan putih telur sebagai pereka.
Masjid peninggalan sejarah ini ternyata tidak pernah diperhatikan oleh pemerintah. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Badan Kenaziran Masjid (BKM) Masjid Badiuzzaman, Datuk Indra Jaya atau Datuk Panglima selaku keturunan ke-12 dari Kedatukan Sunggal Serbanyaman.
Sayangnya sejak tahun 1885, masjid ini tidak pernah tersentuh renovasi. "Tidak pernah ada bantuan dari pemerintah dan tidak pernah diperhatikan sama sekali oleh pemerintah. Bisa jadi masjid ini tidak termasuk cagar budaya, karena kalau terdaftar pasti ada petugas yang datang, tapi sampai saat ini tim cagar budaya tidak ada (yang datang)," ucap Datuk Indra Jaya kepada IDN Times, Kamis (23/3/2023).
Konon katanya, dahulu tepat di samping masjid terdapat istana dari Kedatukan Sunggal Serbanyaman. Namun, saat ini tiada dan telah dibangun PDAM Tirtanadi.
1. Pemerintah diakui tak pernah datang melihat, perbaikan ditanggung keluarga
Menurutnya, jangankan untuk memperhatikan. Bahkan, sekedar berkunjung saja dikatakannya tidak pernah ada dilakukan oleh pemerintah daerah.
"Secara pemerintah tidak pernah datang, untuk renovasi kerusakan dan lainnya di tanggung sendiri oleh keluarga," sebutnya
Diharapkan pemerintah dapat lebih memerhatikan masjid yang merupakan peninggalan dari Kedatukan Sunggal Serbanyaman.
"Sebenarnya ini kan bisa dijadikan sebagai cagar budaya. Nantinya kan masjid ini juga bisa dijadikan tempat wisata religi dan banyak hal yang bisa kita tampilkan nantinya," jelas Datuk.
Baca Juga: Lautan Manusia Malam Pertama Tarawih di Masjid Raya Baiturrahman Aceh
2. Banyak yang mengira masjid ini berdiri tahun 1885, padahal sudah ada tahun 1630-an
Diketahui, Masjid Raya Kedaulatan Sunggal didirikan oleh Datuk Adir pada tahun 1630-an yang kemudian direnovasi pada tahun 1885, dimana saat itu Kedatukan Sunggal Serbanyaman dipimpin oleh Datuk Diraja Badiuzzaman.
Sehingga, banyak yang mengira Masjid ini berdiri tahun 1885. Padahal sudah ada tahun 1630an.
"Didirikan oleh Datuk Adir pada tahun 1630 an, kemudian seiring berjalanannya waktu pada tahun 1885 dibugarkan jadi sebesar ini, jadi dulunya mesjid ini kecil hanya sepetak dari 4 tiang yang ada di dalam masjid. Kemudian direnovasi konon katanya menggunakan putih telur, karena ketika itu tidak ada semen," ucap Datuk Indra Jaya.
3. Tahun 2022 nama Masjid Badiuzzaman kembali diubah menjadi nama semula yaitu Masjid Raya Kedatukan Serbanyaman
Masjid ini dikelilingi pemakaman di depan dan belakang masjid. Di depan merupakan pemakaman Datuk Soeloeng Barat, dan ada 5 nama datuk yang bertuliskan pemimpin pejuang-pejuang perang tanduk benua (perang songgal) menentang kolonial Belanda mulai 15 Mei 1872 sampai dengan 20 Januari 1895. Sedangkan pemakaman di belakang masjid merupakan pemakaman umum.
Pada tahun 2022, nama Masjid Badiuzzaman kembali diubah menjadi nama semula yaitu Masjid Raya Kedatukan Serbanyaman. Saat ini datuk yang jadi keturunan ke-13 bernama Datuk Syahlafati Ichsan.
"Jadi pada tahun 2020 kita ada penampalan perangkat adat, jadi kita sahkan kembali ke nama semula, Masjid Raya Kedatukan Serbanyaman," bebernya.
Baca Juga: Melepas Rindu Makan Bubur Sup Masjid Raya Al-Mashun Setelah 3 Tahun