Cerita Sari, Dosen USU yang Berinovasi dengan Fashion Metode Ecoprint 

Harga dibanderol mulai dari Rp45ribu hingga Rp1juta

Medan, IDN Times - Memulai bisnis secara otodidak yang sejalan pada profesi berbau kehutanan, seorang Dosen USU bernama Iwan Risnasari berhasil menciptakan sejumlah produk dengan metode Ecoprint ditekuninya selama 2 tahun. Terutama di bidang fashion. Bisnis Ecoprint ini dinamai dengan Nauli Ecoprint Product.

"Kebetulan saya dari Fakultas Kehutanan USU dan mengajar di Kehutanan USU. Jadi memang sering mengerjakan sesuatu yang berhubungan dengan kayu, ekstrak daun dan sebagainya," ujar Sari, sapaan akrabnya, Senin (8/11/2021).

Ia mengatakan bahwa, inovasi yang diterapkannya telah bermanfaat dalam kegiatan pengabdian masyarakat.

"Jadi saya berpikir apa yang bisa dibuat untuk pengabdian masyarakat yang aplikatif. Karena kadang ada perlu peralatan yang canggih, atau peralatan yang besar. Kalau itu yang diterapkan ke masyarakat nanti agak susah untuk menerapkannya," jelas Sari.

1. Bermula saat Sari melihat temannya produksi metode ecoprint di FB

Cerita Sari, Dosen USU yang Berinovasi dengan Fashion Metode Ecoprint Sari, owner Nauli Ecoprint product (IDN Times/Indah Permata Sari)

Bermula saat Sari melihat temannya yang memproduksi Ecoprint di media sosial facebook dan berpikir untuk mempelajarinya.

"Ecoprint ini kan dari alam seperti daun. Jadi selama ini saya berpikir dan yang saya pelajari berkaitan dengan kayu dan daun. Jadi cocok kalau misalnya ini dikembangkan di Medan, Sumut. Di situlah kemudian mulai belajar Ecoprint," ucapnya.

Bagi Sari, teori tentang kayu dan daun telah dimilikinya. Hanya saja, penetahuan Ecoprint yang belum dimiliki dan butuh pelatihan. Seiring waktu berjalan, Sari menekuni metode Ecoprint sembari mengadakan pelatihan ke desa-desa.

"Ada desa binaan juga. Sehingga kan mereka perlu contoh. Jadi supaya mereka termotivasi," tambah Sari.

Baca Juga: Tips Pembuatan Kain Batik Metode Ecoprint, Simpel Kok!

2. Ada belasan macam jenis produk yang telah diciptakan Sari

Cerita Sari, Dosen USU yang Berinovasi dengan Fashion Metode Ecoprint Batik ecoprint buatan Kabupaten Purbalingga. (dok. Serayunews)

Lanjutnya, saat memulai untuk memproduksi dengan inovasi serta kreativitas hasilnya dapat beraneka macam. Hasilnya pun menarik.

"Kalau produk medianya bisa kain, kulit domba, kertas. Kalau dibahan lain seperti kertas keramik. Kalau kain seperti baju, kemeja, tas dari kanvas, kalau kulit domba sepatu. Kita juga kerja sama," tutur Sari.

Ada sekitar belasan macam jenis yang telah diciptakan Sari dengan metode Ecoprint di antaranya kemeja, outher, tas, kaos, dompet, dan untuk kertas menjadi notes.

3. Harga dibanderol mulai dari Rp45 ribu hingga Rp1 juta

Cerita Sari, Dosen USU yang Berinovasi dengan Fashion Metode Ecoprint Sari, owner Nauli Ecoprint product (IDN Times/Indah Permata Sari)

Harga jualnya mulai dari Rp45ribu untuk block note, Mug Keramik Rp 65ribu. Paling mahal Rp1 juta tas karena kombinasi kulit domba dan sapi.

"Yang biasa untuk ecoprint yaitu serat alam, seperti kain katun, sutera, dan rayon. Di luar dari kain itu bisa tapi kurang menyerap warna. Rumput-rumput bisa. Tergantung perlakuan kainnya. Intinya semua jenis daun bisa mulai dari rumput-rumput," pungkasnya.

Baca Juga: Nongkrong di Inter Coffee USU dengan Panorama Langit dan Kolam Biru 

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya