Filsafatian ketika manggung (dok.Irvankrasta)
Filsafatian dibentuk pada 27 Agustus 2010 di Medan, Sumatera Utara. 15 tahun bermusik, Filsafatian telah mengalami pergantian member. Hingga sekarang formasi kolaborator terakhir adalah Santus Sitorus (Guitar Vocal), Boim (Guitar Vocal), Restu Purba (Bass), dan Aci Simatupang (Drum).
Sejauh ini Filsafatian telah memiliki 3 album dan 4 single. Lagu-lagunya yang masyhur antara lain seperti "Revolusi Mentel", "Negri Kompromi", hingga "Bakar Mati".
"Filsafatian mengedepankan lirik-lirik yang kuat dan berani, yang sering kali membahas isu-isu sosial dan politik yang memang menjadi keresahan banyak orang yang tak memiliki kesempatan atau keberanian untuk mengutarakan. Secara keseluruhan lirik Filsafatian bersumber dari ide dan pembicaraan masyarakat arus bawah, yang dialami dan dirasakan secara nyata. Baik itu kegembiraan, maupun kesakitan akibat penindasan dan ketidakadilan yang benar-benar ada," sebut Santus.
Setelah melihat fenomena yang ada, tak semua orang mau dan tergugah untuk menyuarakan keresahan masyarakat. Terlebih dengan melihat banyaknya jiwa-jiwa apatis dan orang-orang kritis yang hanya sebatas sampai di meja-meja kedai kopi saja.
"Harapan Filsafatian adalah bisa menyampaikannya kepada publik untuk menggugah hati dan perasaan, agar semua orang memiliki kemauan dan daya kritis," katanya.
Dalam belantika bermusik, mayoritas masyarakat Indonesia kebanyakan menggemari genre-genre yang mengangkat dunia percintaan. Hal tersebut dibuktikan dengan daftar teratas musik-musik yang didengar.
Namun Filsafatian tidak tergugah pada pasar yang ada. Bagi mereka pasar alih-alih merupakan proses penciptaan arena kesempatan untuk menyampaikan pendapat, kritik, dan suara-suara yang terpendam.
"Dan sudah dibuktikan oleh para musisi pendahulu yang kerap menyuarakan isu sosial dan kritik membangun," beber Santus.