Film Negeri Para Ketua (instagram @negeriparaketua)
Dia berharap dengan makin banyak film yang syuting di Medan, dapat semakin memberdayakan komunitas film dan sineas di Medan untuk ikut serta dalam pembuatannya. Bukan hanya konten kreatornya tapi lebih mengarah ke kru.
"Jadi gak hanya membawa kru dari Jakarta tapi di sini juga ikut serta dalam pembuatannya lebih banyak lagi yang dilibatkan. Kalau Aura Kasih atau pemeran artis lainnya itu gak apa, karena akan menjadi daya tarik,” tuturnya.
Terkait Mangaraja, Daniel menjelaskan bahwa sosok Mangaraja itu merupakan sosok yang perlu disegani semua para ketua. Dia adalah ketua di atas ketua. Sehingga, Kota Medan perlu sosok tersebut, untuk mengatur karena semua merasa ketua.
“Medan memang perlu sosok pemimpin yang bisa disegani oleh lapisan ketua-ketua ini,” sebutnya.
Ada 5 wilayah dalam film Negeri Para Ketua, yakni Medan Timur, Medan Selatan, Medan Barat, Medan Utara, dan Medan Tengah.
Kembali dijelaskan Daniel bahwa, ketua itu bukan preman tapi lebih ke organisasi masyarakat (ormas). Ormas yang memegang wilayah tertentu, dan bukan menjadi rahasia umum.
“Jadi, kita perlu pemimpin yang bisa disegani oleh semua ormas. Jadi, di situ pesannya sosok Bobby jadi Mangaraja. Jadi, bisa segani oleh lapisan para ketua di Medan. Film ini, cukup menghibur karena setiap hari kita punya konten kreator di Medan yang punya talent tapi selama ini karena punya daerah jadi gak semua bisa terekspos ke film nasional. Jadi ini adalah usaha yang bagus,” tuturnya.
Kota Medan diketahui bahwa akhir-akhir ini filmnya meningkat atau sedang trending dengan kesuksesan hingga ada yang tembus ke luar negeri. Seperti film Ngeri-Ngeri Sedap dan Agak Laen yang mencuat.