Jadi Ikon Google Doodle Hari Ini, Siapa Marie Thomas?

Marie adalah dokter wanita Indonesia pertama

Hari ini Google Doodle memasang gambar salah satu dokter wanita yang sedang menggendong bayi. Dokter wanita tersebut adalah Marie Thomas.

Walaupun namanya masih belum banyak dikenal, Marie Thomas berjasa pada perkembangan dunia kedokteran Indonesia. Lalu siapakah beliau sesungguhnya dan apa jasa beliau terhadap dunia kedokteran Indonesia?

1. Menjadi dokter wanita Indonesia pertama

Jadi Ikon Google Doodle Hari Ini, Siapa Marie Thomas?Wikipedia.com

Marie Thomas adalah dokter wanita Indonesia pertama yang lulus dari Sekolah Pendidikan Dokter Hindia (STOVIA). Dilansir dari Historia dan Tirto, Marie Thomas lahir di Likupang, Manado, Sulawesi Utara, 17 Februari 1896. Beliau lahir dari pasangan Adriaan Thomas dan Nicolina Maramis yang merupakan pegawai negeri saat zaman kolonial Belanda. 

Selepas sekolah desa tiga tahun, Marie Thomas melanjutkan pendidikannya di School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA) atau Sekolah Dokter Hindia. Umumnya STOVIA hanya menerima murid laki-laki. Namun Marie Thomas telah membuktikannya dengan lulus ujian akhir kedokteran tanggal 26 April 1922. Kelulusannya juga menjadikan Marie Thomas sebagai dokter wanita pertama Indonesia. Setelah lulus dari STOVIA, Marie Thomas bekerja di Centrale Burgelijke Ziekenhuis (CBZ) yang kini menjadi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

2. Dedikasinya terhadap bidang ginekologi dan kebidanan

Jadi Ikon Google Doodle Hari Ini, Siapa Marie Thomas?Pexels/rawpixel.com

Marie Thomas berjasa pada bidang ginekologi dan kebidanan Indonesia, Dilansir dari Matakota, Marie adalah dokter pertama yang terlibat untuk kebijakan kontrol kelahiran bayi lewat suatu metode. Metode yang digagas adalah metode IUD. Dilansir dari halodoc, metode ini berguna untuk mencegah kehamilan hingga mencapai waktu sepuluh tahun. 

Tidak hanya berjasa di bidang ginekologi dan kebidanan, Marie Thomas juga mengikuti organisasi. Dilanasi dari Matakota, Marie mengikuti organisasi bernama Persatoean – Minahasa yang didirikan tahun 1927. Tidak hanya itu, Marie juga mengikuti organisasi lokal bernama Vereeniging van Indonesische Geneeskundigen tahun 1940. Marie juga mendirikan sekolah kebidanan di Bukittinggi tahun 1950.

Baca Juga: Seorang Dokter di Medan Alami Sesak Napas Usai Divaksinasi

3. Perjuangannya diteruskan oleh wanita Minahasa lainnya

Jadi Ikon Google Doodle Hari Ini, Siapa Marie Thomas?Good News From Indonesia.id

Perjuangan Marie Thomas sebagai dokter wanita ternyata juga diteruskan oleh wanita Minahasa lainnya. Wanita-wanita penerus Marie Thomas diantaranya adalah Anna Karamoy Warouw dan Dee Weydemuller. Kedua wanita inilah juga jadi penerus Marie Thomas jadi dokter wanita Indonesia.

Dilansir dari muskitnas, Anna Karamoy Warouw masuk di STOVIA dua tahun setelah Marie Thomas. Walaupun begitu, Anna berteman dengan Marie saat bersekolah di STOVIA. Anna Karamoy Warouw juga mendapatkan sertifikat untuk spesialisasi Telinga, Hidung, dan Kerongkongan (THK). 

4. Mendapatkan beasiswa untuk belajar di STOVIA

Jadi Ikon Google Doodle Hari Ini, Siapa Marie Thomas?Matakota.id

Ternyata Marie Thomas mendapatkan beasiswa dari SOVIA saat hendak melanjutkan pendidikan di STOVIA. Dilansir dari Historia dan Matakota, SOVIA (Studiefonds voor Opleiding van Vrouwelijke Inlandsche Artsen) didirikan oleh Charlotte Jacobs (saudara perempuan Aletta Jacobs yang merupakan dokter wanita pertama Belanda),  Marie Kooij – van Zeggelen, dan  Elisabeth van Deventer – Maas. Yayasan ini didirikan untuk memberikan kesempatan bagi wanita pribumi untuk melanjutkan pendidikan kedokteran lewat beasiswa. 

Lewat beasiswa inilah, Marie Thomas belajar di STOVIA di tahun 1912. Setelah menempuh pendidikan kedokteran yang panjang, Marie lulus di tahun 1922 dan bekerja di CBZ. Di sinilah Marie Thomas memulai kiprahnya sebagai dokter wanita Indonesia pertama.

5. Meninggal di kota Bukittinggi

Jadi Ikon Google Doodle Hari Ini, Siapa Marie Thomas?Google.com/ Google Doodle

Marie Thomas menikah dengan Moehammad Joesoef yang merupakan temannya saat belajar di STOVIA tahun 1929. Lewat pernikahannya inilah menghasilkan dua anak yakni Sonya dan Eri. Marie dan Joesoef pun juga tinggal di Padang dan juga melanjutkan karirnya sebagai dokter.

Tidak hanya itu, Marie juga mendirikan sekolah kebidanan di kota Bukittinggi. Di kota inilah Marie menghembuskan nafas terakhir di tahun 1966. Walaupun telah lama meninggalkan dunia, Marie meninggalkan jasa dan dedikasi besarnya untuk kedokteran wanita Indonesia. 

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya