Buku "Tanpa Rencana" karya Dee Lestari (IDN Times/Eko Agus Herianto)
Di Kota Medan Dee Lestari berkesempatan menyelenggarakan diskusi bedah buku baru miliknya. Acara ini terselenggara atas kerja sama Bentang Pustaka bersama Ngobrol Buku, Kede Buku Obelia, Program Studi Sastra Indonesia USU, KBSI (Keluarga Bahasa dan Sastra Indonesia), dan himpunan mahasiswa jurusan Sastra Indonesia USU.
"Tanpa Rencana" merupakan karya paling personal dari Dee Lestari yang menghadirkan 18 cerita. Buku ini mengeksplorasi berbagai tema, seperti kehidupan, kematian, kehilangan, penerimaan, dan spiritualitas. Melalui "Tanpa Rencana", pembaca diajak untuk lebih mengenal sisi personal dari sang penulis.
"Karena sifatnya spontan, penulisan 'Tanpa Rencana' ini akhirnya mengangkat hal hal bersifat katarsis. Tahun 2022 saya kehilangan suami saya, sosok yang begitu penting bagi saya. Kemudian 2024 saya kehilangan ayah saya. Artinya, dalam waktu berdekatan saya kehilangan 2 sosok pria yang paling utama dalam hudup saya. Sehingga saat saya menulis 'Tanpa Rencana', saya rasa perasaan-perasaan yang kuat itulah yang banyak terangkat," aku Dee Lestari.
Contohnya ada cerita karyanya dalam buku "Tanpa Rencana" yang berjudul "Bapak Aku Mencoba". Itu ditulis Dee Lestari saat dirinya sedang berada di meja makan. Di mana ia menulis dalam keadaan menangis sejadi-jadinya.
"Saya curiga itu air mata yang tertahan, belum sempat keluar. Sampai anak saya bingung. Saya sendiri tidak tahu saya akan menangis, tidak ada rencananya. Waktu itu memang saya sudah keburu buka laptop, saya mau menulis tahu-tahu ada emosi yang begitu kuat. Jadi saya anggap itu proses kreatif saya," bebernya.
Lewat buku barunya ini, Dee Lestari juga mengaku menemukan kelegaan dan penyembuhan dalam taraf tertentu. Ia lebih memahami apa yang terjadi pada dirinya sendiri secara emosional.
"Karena dalam menulis itu kita berusaha mengkomunikasikan apa yang sebelumnya abstrak menjadi lebih konkret. Dan dalam berkarya, kita menciptakan itu agar indah dan bisa dinikmati orang lain. Upaya itulah yang membuat rasa kita jadi lebih jelas. Itu yang terjadi dalam 'Tanpa Rencana'," aku Dee Lestari.