Tips Mendaki Gunung di Luar Negeri ala Putri Handayani dan Biayanya

Putri habiskan Rp1,5-2 miliar setiap gunung

Medan, IDN Times- Putri Handayani, inisiator Jelajah Putri mengadakan diskusi terbuka di Sekata Kopi, Medan, Minggu (13/8/2023) malam. Kegiatan ini merupakan salah satu program yang diusung untuk mempublikasikan ekspedisi Explorer Grand Slam yang akan dituntaskan Putri Handayani dalam waktu dekat.

Sebelumnya, perempuan yang pernah bekerja sebagai insinyur pengeboran minyak dan gas di Qatar ini telah menaklukkan puncak gunung, beberapa dari sembilan puncak Explorer Grand Slam. Di antaranya adalah Kalimanjaro, Elbrus, Aconcagua, Denali, dan Carstensz Pyramid.

“Sebenarnya goals saya ini bukan spesifik ke gunung. Gunung dan dunia pendakian itu hanya sebagai platform. Dasarnya adalah kami ingin bermanfaat bagi yang lain. Sebagai platform, pendakian ini sangat menarik. Secara pribadi saya ingin bermanfaat bagi sesama. Saya sudah punya platform seperti ini dan punya sponsor, saya harap program ini punya generasi," kata Putri.

"Dengan pembinaan yang tepat sasaran, semoga banyak perempuan Indonesia yang meneruskan hal ini. Kalau program ini jadi, saya jadi orang pertama di Indonesia yang melakukan Explorer Grand Slam ini. Harapannya tentu harus ada yang lain yang melanjutkan mendaki 9 gunung Explorer Grand Slam atau Seven Summit,” ucap Putri Handayani saat sharing season.

1. Perbedaan Explorer Grand Slam dengan Seven Summit

Tips Mendaki Gunung di Luar Negeri ala Putri Handayani dan BiayanyaThe Explorer's Grand Slam (instagram.com/putri.handayani22)

Explorer Grand Slam berbeda dengan Seven Summit yang telah diketahui banyak orang. Seven Summit hanya terdiri dari 7 gunung tertinggi yang masing-masingnya berada di 7 benua berbeda di seluruh dunia. Seven Summit pertama kali digagas oleh Dick Bass dan Frank Wells dalam bukunya yang berjudul “Seven Summits”.

Yang termasuk puncak gunung Seven Summit adalah puncak gunung Kalimanjaro (tertinggi di benua Afrika), Elbrus (tertinggi di benua Eropa), Aconcagua (tertinggi di wilayah Amerika Selatan), Denali (tertinggi di Amerika Utara), Carstensz Pyramid (tertinggi di wilayah Oseania dan Australia), Everest (tertinggi di benua Asia), dan Vinson Massif (di benua Antartika).

Seven Summit jelas berbeda dengan Explorer Grand Slam. Explorer Grand Slam berada satu tingkat lebih tinggi daripada Seven Summit. Gunung-gunung yang termasuk Seven Summit juga merupakan gunung-gunung yang harus ditaklukkan pada misi Explorer Grand Slam. Bedanya, Explorer Grand Slam terdiri dari 9 gunung, 7 gunung Seven Summit dan ditambah 2 kutub yakni North Pole dan South Pole,” ucap Putri.

Baca Juga: Kemeriahan Piala Dunia Qatar di Mata Putri Handayani

2. Tips pendakian yang ideal

Tips Mendaki Gunung di Luar Negeri ala Putri Handayani dan BiayanyaCarstenz Pyramid (instagram.com/putri.handyani22)

Putri Handayani memberikan tips pendakian ideal. Termasuk tentang apa saja yang harus dipersiapkan untuk menaklukkan gunung-gunung es. Tak sungkan, ia juga menyebutkan bahwa sekali mendaki puncak Explorer Grand Slam dapat menelan biaya sekitar 1,5 – 2 miliar rupiah.

“Ada yang harus diperhatikan saat kita mendaki gunung, di antaranya adalah fisikal, teknikal, mental, dan finansial. Idealnya, minimal 6 bulan pelatihan baru bisa melakukan pendakian Seven Summit atau Explorer Grand Slam.  Kalau saya juga ditambah latihan fisik 6 kali seminggu. Itu untuk fisikal, kalau teknikal beda lagi," kata Putri.

Menurutnya teknikal itu lebih kepada pengetahuan naik gunung. Mulai dari belajar survival, pemakaian alat, dan memahami gunung yang akan didaki. Semuanya tergantung target gunungnya apa. Di tahap teknikal ini,harus benar-benar pelajari medannya. Skill-nya juga beda, butuh skill tertentu. Seperti bagaimana menyediakan air panas, melewati track penuh salju, bagaimana memasang tenda saat cuaca buruk.

"Teknikal sulit didefinisikan karena tergantung target gunungnya. Sementara melatih mental bisa didapatkan, kok, dari latihan sehari-hari. Ini harus sudah terbangun dan menjadi kebiasaan. Misalnya bangun pagi, olahraga, dan konsistensi setiap hari. Itu bisa dibilang persiapan atau pelatihan mental,” ucapnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa finansial tak kalah penting. Bahkan ia mengaku tidak menyangka project yang ia usung jadi sebesar ini.

“Tentunya saya juga menaikkan proposal sana-dan menggaet beberapa sponsor seperti Eiger, Kemenpora, dan lain-lain. Saya gak nyangka proyeknya jadi sebesar ini. Awalnya motivasinya cuma pada tataran passion aja, senang-senang gitu. Ternyata semakin diseriusin malah dapat reaction yang banyak. Saya melihatnya sih kita harus investasi dulu, ya. Saya investasi waktu untuk training, investasi dana sendiri untuk ke Kalimanjaro, hingga pada akhirnya mampu menggaet beberapa sponsor.”

3. Perbedaan yang kontras pendakian di dalam negeri dan luar negeri

Tips Mendaki Gunung di Luar Negeri ala Putri Handayani dan BiayanyaDiskusi terbuka bersama Jelajah Putri (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Putri Handayani mengungkapkan bahwa ada perbedaan yang cukup kontras antara track pendakian di dalam negeri dan luar negeri. Perbedaan yang cukup kontras ini yang membuatnya berharap Indonesia dapat meniru pola pendakian yang dijalankan oleh beberapa negara luar.

“Waktu saya ke Kalimanjaro, saya pikir Level negaranya mirip sama kita. Ternyata mereka punya regulasi yang lebih rapi. Jauh! Masuk juga ada maksimumnya dan kita juga ditimbang sebelum mendaki. Kalimanjaro juga bersih, tidak ada sampah. Jalur rescue sendiri juga ada dan pendaki pada paham fungsi jalur rescue. Tidak seperti Indonesia yang tidak memahami untuk apa jalur rescue itu. Sehingga banyak pendaki yang asal saja melewati jalur tersebut. Kita harus banyak-banyak belajar dari mereka terkait regulasi ini,” kataPutri Handayani.

Baca Juga: Putri Handayani Separuh Jalan Menuju 9 Puncak Explorer Grand Slam

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya