Tukar Sampah dengan Takjil, Cara Unik Anak Muda Medan Selamatkan Alam

Ecofriendly Board dan Bumantara beri takjil dan 150 kg beras

Intinya Sih...

  • Komunitas Bumantara dan Ecofriendly Board mengajak masyarakat Medan Belawan mengutip sampah untuk ditukarkan dengan takjil menyambut Ramadan.
  • Masyarakat menukar sampah anorganik dengan takjil sebagai upaya edukasi pentingnya mengolah sampah dan menyelamatkan lingkungan.
  • 150 Kg beras dan 150 bungkus takjil dibagikan kepada masyarakat kurang mampu di Kampung Nelayan Seberang, sambil mengedukasi tentang kebersihan.

Medan, IDN Times - Selalu ada momen unik yang disajikan para pegiat lingkungan di Kota Medan dalam mengedukasi masyarakat untuk peduli kebersihan. Kali ini, komunitas Bumantara dan Ecofriendly Board mengajak masyarakat Medan Belawan mengutip sampah untuk dapat ditukarkan dengan takjil.

Cara unik ini disebut Tom Sinaga selaku founder Ecofriendly Board sebagai upaya menyambut bulan suci Ramadan. Tak hanya itu, Tom menyebutkan jika di balik pembagian takjil tersebut ada misi menyelamatkan lingkungan yang pihaknya usung.

1. Ada misi lingkungan di balik kegiatan unik menukar sampah menjadi takjil

Tukar Sampah dengan Takjil, Cara Unik Anak Muda Medan Selamatkan Alamtakjil yang diberi ada 150 paket (dok.Ecofriendly board)

Berbondong-bondong masyarakat Medan Belawan terpantau menenteng kantung plastik berisikan sampah. Sampah-sampah yang mereka bawa berupa sampah anorganik agar dapat didaur ulang kembali. Kedatangan mereka membawa sampah tersebut dengan maksud ingin menukarnya dengan takjil yang diberikan oleh Ecofriendly Board dan Bumantara.

"Kami buat cara unik menukar sampah dengan takjil semata untuk bisa mengedukasi masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan lagi. Toh, sampah itu masih bermanfaat karena bisa kita recycle dan gunakan lagi, kok," kata Tom kepada IDN Times, Selasa (26/03/2024).

Sampah yang berhasil mereka dapatkan dari masyarakat Medan Belawan total ada 3 keranjang dan 4 karung besar. Tom mengatakan jika mereka tidak begitu menargetkan mendapat sampah plastik yang banyak, karena tujuan awal mereka hanya untuk memantik kesadaran masyarakat soal pentingnya mengolah sampah.

"Sampah yang kita targetkan tidak begitu banyak, yang penting bisa mengedukasi masyarakat supaya rajin mengutip sampah. Karena kami juga tidak memberi syarat seberapa banyak sampah yang harus masyarakat setor," lanjutnya.

 

Baca Juga: Pemprov Sumut Berhasil Turunkan Angka Stunting 2,2 Persen pada 2023

2. Sampah plastik yang terkumpul akan disulap menjadi produk furniture

Tukar Sampah dengan Takjil, Cara Unik Anak Muda Medan Selamatkan AlamPekerja Ecofriendly Board yang sedang menggiling sampah plastik jadi lelehan yang akan dicetak menjadi papan dan balok furniture (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Tom mengatakan jika Bumantara dan Ecofriendly Board pada momen tersebut memberi 150 karung beras dan takjil sebanyak 150 bungkus. Takjil yang mereka beri berupa bubur, es, nasi, ayam penyet, dan aneka kue.

"Takjil dengan cepat habis. Soalnya banyak yang ngasih sampah kepada kami," terangnya.

Sampah plastik yang terkumpul nantinya akan mereka pilah di workshop Ecofriendly Board. Sampah-sampah itu akan diolah kembali menjadi barang yang berguna.

"Sampah plastiknya akan kita olah menjadi produk-produk furniture. Jadi yang ingin kami sampaikan adalah, jangan membuang sampah plastik lagi. Karena di alam sampah plastik terurai dalam waktu yang sangat lama," katanya.

3. Selain takjil, Ecofriendly Board dan Bumantara berikan beras gratis kepada maayarakat Kampung Nelayan Seberang

Tukar Sampah dengan Takjil, Cara Unik Anak Muda Medan Selamatkan AlamBumantara dan Ecofriendly board buat kegiatan tukar sampah dengan takjil (dok.Ecofriendly board)

Selain memberikan takjil kepada masyarakat Medan Belawan, Ecofriendly Board dan Bumantara menyusur area Kampung Nelayan Seberang. Di sana mereka membagikan beras kepada masyarakat kurang mampu.

"Di Kampung Nelayan Seberang kita membagikan beras kepada masyarakatnya. Beras 5 kg yang kami bagi sasarannya untuk orang yang tidak mampu, lansia, dan janda-janda," beber Tom.

Kampung Nelayan Seberang merupakan kampung terapung yang berada di hilir sungai Deli. Kampung ini sangat kumuh dengan banyak sekali sampah berserakan di mana-mana. Dalam momen ini, Tom dan pihaknya juga sembari mengedukasi masyarakat di kampung yang hanya bisa diakses menggunakan sampan itu untuk menjaga kebersihan.

"Kami selalu sampaikan jika sampah itu bukan warisan untuk anak cucu kita. Jadi, ayolah sama-sama membuat iklim yang lebih baik," pungkasnya.

Baca Juga: Masih Lanjut, 7 Meme Nonis War Takjil saat Muslim Lagi Lengah

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya