Cerita Mahasiswa USU yang Bertualang ke Mancanegara Jadi Volunteer

Rafie bawa misi filantropi sebagai volunteer internasional

Medan, IDN Times - Kegiatan berfilantropi seperti menjadi volunteer belakangan ini berembus cukup kencang di kalangan mahasiswa. Banyak organisasi atau komunitas kemahasiswaan yang memiliki program yang berorientasi pada bidang pengabdian dan kerelawanan.

Hal tersebut tentulah memberi pengalaman sendiri bagi siapapun yang menjalaninya, sebab mereka secara langsung turun ke masyarakat dan sedikit banyak membantu permasalahan-permasalahan yang nyata.

Bagi Muhammad Rafie, pengalaman menjadi seorang volunteer sangat memberikan manfaat terutama dalam pengembangan akademik, profesional diri, sampai pengembangan-pengembangan berskala publik atau personal. Apalagi di tahun 2023 ini dirinya telah melanglang buana menjadi volunteer internasional.

"Menjalin hubungan internasional sangatlah penting. Tidak hanya berguna untuk memperluas wawasan, tetapi juga dapat menjadi landasan bagi kita untuk mengembangkan diri. Salah satunya lewat program kerelawanan atau volunteer ini," kata Rafie.

1. Rafie ikuti 4 program kerelawanan internasional dalam kurun waktu 3 Bulan

Cerita Mahasiswa USU yang Bertualang ke Mancanegara Jadi VolunteerMuhammad Rafie, mahasiswa Universitas Sumatera Utara (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Muhammad Rafie Akbar mengenyam pendidikannya di Universitas Sumatera Utara (USU) angkatan 2020. Dirinya mengikuti mengikuti beberapa kegiatan volunteer internasional saat menjalani program pertukaran mahasiswa di Malaysia.

Kegiatan volunteer yang diikuti oleh Rafie berupa 3rd UiTM International Conference on Law & Society (July 2023), Windows to Hope: Exploring Refugees Communities (June 2023), Program Penanaman 500 Pokok Hari Alam Sekitar Sedunia 2023 (June 2023), sampai UT MARA National Novice 2023 (May 2023).

"Menjadi  relawan internasional adalah pilihan yang menarik dan bermanfaat bagi mahasiswa yang ingin menggabungkan pengalaman relawan dengan eksplorasi budaya dan pemahaman tentang isu-isu global," kata Rafie.

Baginya, menjadi relawan di negeri orang bukan hanya mendapatkan suasana baru, namun ia mendapatkan kesempatan untuk mengenal beragam budaya, bahasa, dan tradisi di daerah tersebut.

"Banyak hal yang saya dapatkan saat menjadi volunteer. Yang pertama

 saya dapat membantu mengembangkan keterampilan komunikasi, kolaborasi, kepemimpinan, dan pemecahan masalah yang sangat berharga dalam kehidupan pribadi dan profesional. Saya juga berkesempatan untuk bertemu dengan orang-orang dari berbagai latar belakang dan membangun jaringan yang luas. Ini saya pikir dapat bermanfaat dalam karier di masa depan," akunya.

Baca Juga: 5 Tips Lolos Rekrutmen Volunteer Event bagi Mahasiswa 

2. Selain mewujudkan misi kemanusiaan, menjadi relawan juga berarti bisa belajar bahasa dan budaya asing

Cerita Mahasiswa USU yang Bertualang ke Mancanegara Jadi VolunteerRafie saat sedang melakukan aksi volunteer mengedukasi anak-anak di Malaysia (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Rafie juga menerangkan jika dirinya merasa puas secara pribadi karena telah memberikan kontribusi untuk membantu komunitas atau golongan masyarakat yang membutuhkan.

 Terlebih dalam prosesnya menjadi relawan, dirinya dapat mengenal bahasa baru yang berbeda dan dapat meningkatkan kemampuan menggunakan bahasa asing.

"Pengalaman menjadi relawan internasional juga dapat menambah nilai resume dan bisa menjadi lebih dilirik bagi perusahaan. Hal ini juga dapat membuka peluang kerja internasional di masa depan," jawab Rafie kala menyebutkan keuntungan menjadi relawan.

Untuk menjalani kegiatan relawan internasional, Rafie mengatakan itu bukanlah hal yang mudah. Ada banyak kendala maupun tantangan seperti beradaptasi dengan lingkungan, budaya, adat istiadat, serta tim dari latar belakang budaya yang berbeda.

"Hal ini dapat diatasi jika kita pandai meningkatkan jaringan internasional seperti mencoba untuk bersikap terbuka, ramah dan murah hati kepada orang baru. Hal ini dapat membantu diri kita membangun jalinan yang lebih kuat," lanjutnya.

3. Tips dari Rafie dalam menjalin hubungan internasional

Cerita Mahasiswa USU yang Bertualang ke Mancanegara Jadi VolunteerAksi program kerelawanan Rafie yang mendukung penghijauan bumi dengan menanam pohon (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Melihat animo anak muda dalam melakukan kegiatan kerelawanan, Rafie membagikan tips untuk mereka agar dapat menjalin hubungan internasional bagi mahasiswa yang ingin berkontribusi menjadi volunteer mancanegara.

"Pertama, pelajari bahasa asing. Seperti yang kita tahu, bahasa inggris merupakan bahasa internasional sebagai sarana komunikasi. Kemampuan berbahasa Inggris tidak hanya membuka kesempatan bagi kita untuk berkomunikasi dengan orang-orang di seluruh dunia, namun juga memberikan kita akses yang lebih besar terhadap sumber daya pendidikan global dan peluang karir. Kita harus mempelajari bahasa asing setidaknya bahasa inggris,” beber Rafie.

Mengikuti seminar-seminar berbasis internasional pun dikatakannya merupakan hal yang penting. Rafie menganggap keikutsertaan itu dapat melatih diri serta membantu menambah relasi baru. Selain itu, dikatakannya hal tersebut juga menjadi sarana untuk menambah wawasan dari berbagai negara.

"Aktif bermedia sosial juga merupakan cara agar mudah menjalin relasi mancanegara. Melalui ini, kita dapat dengan mudah mengakses informasi terkini dan relevan. Media sosial telah menjadi sumber berita, pembaruan, dan konten informatif yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari jika digunakan dengan positif. Hal ini sangat membantu kita berinteraksi dengan mahasiswa dari berbagai negara,” tutur mahasiswa yang kuliah di 3 universitas di Sumatra Utara ini, yaitu di USU, Universitas Terbuka, dan Universitas Panca Budi.

 Mengikuti kegiatan volunteer internasional merupakan pengalaman yang sangat dikatakan Rafie memberikan dampak positif serta pembelajaran yang mendalam. Namun, untuk melakukan semua ini sangat memerlukan usaha dan waktu. Dalam membangun hubungan berskala internasional Rafie menyarankan harus bersabar dan jangan terburu-buru agar mendapatkan hasil yang diinginkan.

“Juga jangan hanya berfokus pada apa yang dilakukan orang lain, setidaknya kita harus memberikan kontribusi dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, serta bantuan yang dibutuhkan orang lain,” pungkasnya.

Baca Juga: 5 Hal yang Perlu Kamu Ketahui mengenai Lembaga Filantropi

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya