Susanna, Relawan dari Sumatra Utara yang mengajar anak-anak desa terpencil di Indonesia (IDN Times/Eko Agus Herianto)
Sejauh ini, Susanna telah mengabdi di beberapa provinsi. Ketika pelatihan awal, ia ditempatkan selama tiga bulan di Tomohon, Sulawesi Utara. Susanna berdampingan dengan anak-anak dari pedalaman Wana, Sulawesi Tengah, dan anak-anak dari suku pedalaman Lauje, di provinsi yang sama. Kemudian Susanna praktik di desa Lalow, Kabupaten Bolaang Mongondow. Hingga pada akhirnya ia ditempatkan di Desa Lopait, Jawa Tengah.
Selama mengamati kultur pendidikan dan semangat belajar anak-anak pedalaman, Susanna menilai jika mereka sebenarnya memiliki potensi. Namun latar belakang mereka yang serba sulit menjadi aral gendala yang mengganggu.
"Anak desa sangat perlu sekali ditolong untuk berani keluar dan berani bermimpi. Karena kalau tidak, mereka akan ikut mental orang miskin yang selalu mengharapkan bantuan sosial. Mereka tidak tertarik jadi pemimpin, padahal mereka harapan untuk masa depan. Potensi mereka banyak, tapi latar belakang mereka membuat mereka putus harapan. Orang tua mereka juga tidak semua mengajarkan anaknya untuk kerja keras."
Untuk dapat membantu anak-anak desa merajut mimpi, Susanna kerap melakukan pendampingan yang berfokus pada mentoring, coaching, dan pemuridan. Isi dari pendampingan tersebut difokuskan pada pembinaan karakter. Bersama dengan relawan lain mereka menggunakan kurikulum adopsi yakni Unleashed sebagai alat bantu untuk mencapai target karakter pemimpin.
"Secara awam, kita bisa lihat situasi muda mudi sekarang ini ya. Apalagi misi kami adalah membina pemimpin yang tentu tidak cukup hanya punya kualitas akademis. Di tengah perkembangan teknologi, percepatan pertumbuhan pola pikir anak, bahkan nilai sosial budaya yang mengalami kemerosotan, dasar yang harus dibangun untuk menolong ini adalah karakter. Dan waktu paling tepat untuk menanamkan hal-hal baik itu adalah ketika mereka masih kecil," ungkap perempuan berusia 26 tahun ini.