Ilustrasi museum ulos yang akan diinisiasi oleh Jasmine Meilani Halim salah satu mahasiswa USU (Dok. Istimewa)
Background kecintaan Jasmine akan kain Ulos tersebut membuat dia terpikir untuk mengembangkannya dengan lebih baik lagi. Dia punya mimpi membuat museum ulos.
Jasmine kemudian membentuk tim mengikuti Kategori Poster Skema Gagasan Video Gagasan Konstruktif (VGK). Medali perunggu berhasil didapatkan Jasmine sebagai team leader bersama 4 orang temannya dengan sebuah karya yang dinamakan Ulos Heritage Museum.
Ulos Heritage Museum, sebuah museum interaktif berbasis mixed reality yang bertujuan untuk memperkenalkan dan melestarikan kain Ulos sebagai salah satu kearifan lokal Batak yang berharga menuju warisan dunia.
Konsep Ulos Heritage Museum yang mereka usung menghadirkan teknologi mixed reality sebagai daya tarik utama. Pengunjung dapat merasakan pengalaman yang mendalam dan interaktif melalui perangkat headset yang menggabungkan elemen fisik dan digital.
Dalam museum ini, kain Ulos tidak hanya dipamerkan secara fisik tetapi juga dijelaskan melalui animasi dan informasi interaktif yang dihadirkan dalam bentuk hologram.
Museum ini lahir dari keresahan Jasmine dan timnya yang kesal ketika biasanya Ulos yang sangat memiliki unsur budaya dan banyak sejarah yang bisa didapat dalamnya hanya jadi pajangan saat pameran. Tidak dijelaskan dan tidak dibuat menarik oleh pemajangnya. Padahal menurutnya, kalau saja ulos dibuat lebih menarik lagi bisa sangat besar pengaruhnya.