Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Irwanto, sang pendiri Sanggar Lingkaran yang kini telah memiliki siswa sebanyak 150 orang (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Deli Serdang, IDN Times - Pandai melihat asa dalam memajukan desa adalah kemampuan yang dimiliki Irwanto. Dirinya membuktikan bahwa untuk memajukan desa bukan hanya tugas perangkat desa saja, tapi masyarakat biasa juga dapat memberikan kontribusi nyata untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik dan suportif.

Irwanto merupakan seorang pendiri TKBM (Tempat Kegiatan Belajar Mengajar) Sanggar Lingkaran yang berada di Pantai Labu. Nama Sanggar Lingkaran yang didirikannya telah harum dan banyak mendulang prestasi pada ajang berskala nasional. Sebab, melalui dirinya Sanggar Lingkaran berhasil mewujudkan lingkungan desa yang cakap literasi, berkebudayaan, hingga membantu Desa Kampung Lama meraih 75 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023.

 

1. Irwanto dirikan Sanggar Lingkaran karena prihatin melihat nasib anak-anak dididik lingkungan yang tidak baik

Anak-anak Sanggar Lingkaran yang belajar di tepi pantai (instagram.com/irwan_iwanno)

Interaksi kebudayaan, gairah anak-anak belajar dan berkesenian, hingga berbagai macam buku yang tersusun rapi di rak menyambut siapapun yang datang. Sanggar Lingkaran merupakan wadah nonformal anak-anak Pantai Labu belajar dan mengembangkan soft skillnya.

Bermula dari rasa prihatin sosok Irwanto. Dirinya melihat anak-anak di wilayah Pantai Labu cukup memprihatinkan. Lingkungan yang pada saat itu dinilainya tidak produktif membuatnya bergairah mewujudkan wadah belajar untuk anak-anak.

"Pada tahun 2011 saya melihat anak-anak di desa ini (Kampung Lama) kurang beruntung. Banyak kasus narkoba, tren pertunjukan erotis (keyboard bongkar), dan situasi lainnya. Saya menganggap peristiwa itu bukan sebagai kenakalan anak-anak, tapi itu adalah kenakalan orang dewasa yang membuat anak-anak menjadi korban. Mereka mendapatkan pendidikan yang tak layak di masa tumbuh kembangnya," kata Irwanto kepada IDN Times saat ditemui di Sanggar Lingkaran.

Situasi tersebut membuat Irwanto melakukan pengamatan dan bertanya langsung kepada anak-anak sekitar. Tercubit hatinya kala dirinya bertemu dengan seorang anak yang justru memiliki cita-cita sebagai penyanyi pertunjukan erotis. 

"Saya bukan mendiskreditkan profesi itu, tapi ketika menyanyinya di hadapan khalayak dan anak-anak bisa nonton goyangan yang erotis, itu sangat tidak etis dan sangat merusak pola pendidikan terbaik bagi tubuh kembang anak. Sebenarnya ada hak anak di sini yang sudah direnggut dan dirampas oleh orang dewasa. Hingga akhirnya kami buatlah media, yaitu Sanggar Lingkaran," bebernya.

2. Sanggar Lingkaran beri pendidikan karakter kepada 150 anak-anak Pantai Labu

Editorial Team

Tonton lebih seru di