Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Art Karo 2024: Oase Baru Bagi Para Seniman Muda

Seorang pengunjung memerhatikan karya sculpture yang dipamerkan di Art Karo, Berastagi, Kabupaten Karo, Minggu (8/12/2024). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Karo, IDN Times – Suara kulcapi dan senandung dari seniman musik para pelajar menjadi pembuka Art Karo, pameran seni yang diinisiasi generasi muda itu, Minggu (8/12/2024) petang.

Para seniman muda dari kabupaten berjuluk Pijer Podi itu berkumpul dalam pameran yang digelar di Jabu Café, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo. Pameran bertajuk Ark of Sail itu menjadi ajang pamer karya seniman muda.

Inisiator Art Karo Oky Rey Montha mengungkapkan, pemilihan tema Ark of Sail bukan tanpa alasan. Tema Ark of Sail tercetus saat Oky berdiskusi dengan rekan-rekannya saat menggagas Art Karo. Ark sendiri berarti bahtera.

“Art Karo ini kita jadikan kapal kita. Kapal yang digunakan untuk bergerak bersama,” kataOky.

Bagi laki-laki bermarga Bukit ini, Art Karo menjadi semangat baru untuk para seniman di Karo. Dia masih meyakini, dari seni banyak perubahan yang akan dibuat.

“Jadi aku pengen bikin wabah sebenernya. Wabah itu bernama kesenian,” kata lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta itu.

1. Dapat sambutan baik dari pengunjung

Pengunjung memasuki galeri pameran Art Karo, Kabupaten Karo, Minggu (8/12/2024). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Menggandeng Jabu Cafe, ada 16 seniman yang turut andil memamerkan karyanya. Ada seni lukis, seni patung, seni digital dan lainnya.

Begitu galeri pameran dibuka, para pengunjung langsung menyerbunya. Begitu masuk ke dalam galeri, bulu kuduk dibikin merinding dengan berbagai karya.

“Penuh emosi, perasaan bercampur aduk. Ini acara yang benar – benar dirindukan. Bukan hanya untuk para seniman, tetapi untuk kita sebagai penikmat karya seni juga,” kata Yudha, pengunjung dari Kota Medan.

2. Mengangkat kembali kreativitas orang muda Karo

Pengunjung melihat karya seni yang dipamerkan di Art Karo, Minggu (8/12/2024). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Selama ini, Karo dikenal sebagai daerah yang memiliki seniman – seniman andal. Namun kondisi perkembangan seni di sana ibarat tenggelam termakan zaman.

Art Karo, bagi Oky menjadi gerakan masif perubahan untuk memunculkan kembali seni dari Karo. Dikemas secara modern sehingga bisa dinikmati generasi muda.

Saat Oky mulai menginisiasi Art Karo, para seniman memberi tanggapan positif. “Kita mulai mendatangi tongkrongan anak muda. Kita melukis di sana. Meskipun awalnya aneh, ternyata banyak yang ikutan. Ini menjadi budaya baru, budaya positif bagi anak-anak muda di Karo,” katanya.

Oky juga ingin membuktikan bahwa menjadi seniman tidak bisa dipandang sebelah mata. Oky sudah membuktikannya selama dia hidup di Yogyakarta. Dari karya seni, Oky bisa membangun galeri dan bisnisnya sendiri. Karya-karyanya bahkan sudah terbang ke luar negeri dan mendapat apresiasi luar biasa.

“Jadi itu kan jadi bukti nyata juga, karena orang-orang Karo pastinya butuh bukti nyata, bukan cuma omongan,” katanya.

Laki-laki bermarga Bukit ini ingin memberikan edukasi tentang bagaimana merintis karir menjadi seniman profesional. Pameran menjadi salah satu wadah supaya orang bisa melihat karya dan senimannya.

Dalam Art Karo, Oky bersama para seniman muda membuat sistem manajemen yang baik. Para pekarya yang terlibat diberikan kontrak. Karya-karya yang ditampilkan juga diberikan sertifikat.

“Kita labelin harga untuk pengunjung yang ingin memiliki. Jadi mulailah mereka (seniman) bisa menghargai apa yang mereka buat,” katanya.

3. Membentuk ekosistem baik, memperkenalkan karya seniman

Inisiator Art Karo Oky Rey Montha Bukit berbincang dengan pengunjung, Minggu (8/12/2024). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Art Karo, lanjut Oky, menjadi ekosistem baik untuk para seniman. Jadi media para seniman untuk mempromosikan karyanya agar dilirik peminat.

Dia ingin membuat, Karo kembali dikenal. Karya-karya pemuda Karo pun kian diminati. Oky ingin Art Karo menjadi edukasi bagaimana membentuk industri seni.

Oky pun meyakini jika seni memiliki potensi menjadi investasi jangka panjang. Misalnya ada kolektor yang membeli karya seni. Suatu saat, nama senimannya tersohor, maka akan berdampak paralel pada karyanya yang bisa bernilai jual tinggi.

“Ini ekosistem yang mau dibangun di Tanah Karo. Karena kan selama ini di Indonesia itu hanya dikuasai beberapa daerah, gitu kan. Kayak di Jogja, Bandung, Jakarta,” kata seniman pop surealis ini.

Seorang kolektor asal Jakarta Tiko Wijayantya mengapresiasi Art Karo menegaskan soal nilai investasi pada seni. Laki-laki yang berprofesi sebagai dokter bedah ini mendorong agar seniman Karo terus berkarya.

“Mengoleksi karya seni ada nilai investasinya. Ini juga yang membuat saya ingin terus mengoleksi karya seni,” kata Tiko.

Dia ingin peluang investasi ini bisa dilirik oleh para seniman. Menjadi semangat untuk terus berkarya.

“Sehingga kita tidak takut lagi untuk menjadi seniman di Indonesia,” katanya.

4. Lenny Nurvitasari: Ini panggilan semesta

Lenny Nurvitasari berpose di depan karyanya yang dipamerkan dalam Art Karo,Minggu (8/12/2024). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Seniman lukis Lenny Nurvitasari (LNVS) mengaku terharu bisa ikut memamerkan karyanya di Art Karo. Bagi dia, ini menjadi semangat baru dia kembali melukis.

“Saya terakhir pameran sekitar satu dekade lalu. Ketika saya ditawari Art Karo, seperti bukan saya yang menjawab. Ini ibarat menjadi panggilan semesta,” kata perempuan yang berprofesi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Karo ini.

5. Jadi ruang yang baru untuk mengekspresikan karya seni

Salah satu karya yang dipamerkan dalam Art Karo, Minggu (8/12/2024). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Seniman idealis ini menilai, Art Karo menjadi ruang baru bagi dirinya untuk kembali berkarya lewat lukisan. Karena, bagi Lenny, melukis adalah caranya untuk mencurahkan segala bentuk perasaannya.

“Saya mengalihkan kegaduhan dalam diri saya ke dalam lukisan,” katanya.

Lenny juga kaget. Saking semangatnya, dia bahkan tidak sadar bisa menuntaskan sejumlah lukisan dalam waktu singkat. Hingga akhirnya dia memamerkan 13 lukisannya di Art Karo.

“Saya sendiri tidak percaya bisa melakukan ini. Ini bukan tentang proyek. Tapi tentang pengendalian diri. Saya bilang, ini bukan saya yang melukis. Bagi saya ini semesta yang melukis,” pungkasnya.

Art Karo juga menambah cara pandangnya sebagai seniman. “Setelah saya kenal dengan teman-teman Art Karo, saya mendapat gambaran berbeda. Bahwa seni bisa menjadi industri,” pungkasnya.

Share
Topics
Editorial Team
Prayugo Utomo
Arifin Al Alamudi
Prayugo Utomo
EditorPrayugo Utomo
Follow Us