Rumah Ceria, Ingin Bebaskan Anak Berkebutuhan Khusus dari Diskriminasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di tengah hiruk pikuk perdebatan penerimaan siswa baru dengan sistem zonasi PPDB online, anak-anak tidak lolos sekolah favorit, banyak yang lupa tentang sekolah yang adil untuk siswa difabel atau berkebutuhan khusus.
Di Medan ada sekolah yang menggabungkan siswa normal dan siswa berkebutuhan khusus. Yaitu Rumah Ceria Medan (RCM) berada di Jalan Bunga Teratai No. 41 Y Kelurahan Padang Bulan Selayang, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan.
Adalah Yuli Yanika yang mendirikan sekaligus menjadi kepala sekolah Rumah Ceria Medan (RCM). Awalnya ini hanyalah komunitas yang didirikan pada 8 September 2013 sebagai tempat pendampingan literasi anak-anak berkebutuhan khusus (ABK).
Namun seiring waktu, sejak Juli 2019, RCM mengoperasikan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), TK dan SD Inklusi Ceria di satu rumah sederhana yang lahannya ia pinjam. Dari kelas PAUD, TK, hingga SD RCM memiliki 16 siswa difable. Kondisinya beragam, ada yang tuna rungu, gangguan intelektual, tuna grahita, delay speech hingga down syndrome.
Di luar jam sekolah, anak-anak berkebutuhan khusus juga mendapatkan program terapi sesuai kebutuhan.
Soal SPP, Yuli menerapkan subsidi silang. Bagi anak dari keluarga yang mampu akan membayar SPP. Sedangkan akan dari keluarga kurang mampu akan digratiskan.
Yuli berkeinginan masyarakat tidak mendiskriminasi anak-anak berkebutuhan khusus. Tidak beranggapan bahwa anak-anak berkebutuhan khusus tidak layak berada satu kelompok dengan anak normal dan tidak dibully.
“Rumah Ceria Medan ingin memutus diskriminasi lewat literasi difabel,” katanya.
Berkat pejuangan membebaskan diskriminasi pendidikan terhadap Anak Berkebutuhan Khusus, Yuli Yanika terpilih menjadi Finalis Astra Awards 2020.
Yuk lihat potret aktivitas di Rumah Ceria Medan saat jam pelajaran:
1. Rumah Ceria Medan berhasil mendirikan rumah belajar sederhana pada 2018. Dindingnya masih terbuat dari kayu dan tepas bambu.
2. Konsep gedung belajar bersifat terbuka dengan banyak bukaan jendela di sisi jendela kiri dan bagian depan gedung
3. Yuli Yanika alias Uyek merupakan pendiri sekaligus kepala sekolah Rumah Ceria Medan (RCM). Ia mengaku ada 3 keinginannya dari membangun RCM
4. Pertama, melalui Rumah Ceria Medan, anak-anak berkebutuhan khusus semakin mandiri, minimal untuk mengurus keperluannya sendiri, seperti berpakaian sendiri, mandi sendiri, mengurus kebersihan sendiri, dan lain-lain.
5. Kedua, orangtua ikhlas menerima keberadaan anaknya yang berkebutuhan khusus dan tidak perlu malu. Orangtua harus menyiapkan jalan agar ke depannya, sang anak harus bisa mandiri meskipun berkebutuhan khusus
6. Ketiga, lewat RCM, Yuli berkeinginan masyarakat tidak mendiskriminasi dan mem-bully anak-anak berkebutuhan khusus
7. Salah satu guru yang sudah 4 tahun mengajar SD di RCM adalah Suri
8. Guru berusia 26 tahun ini sehari-hari mengajar dengan isyarat dan suara pada muridnya
9. Dari total 16 siswa berkebutuhan khusus di RCM, yang paling banyak berada di kelas Suri. Selain itu juga ada siswa normal
10. RCM menjadi satu-satunya sekolah anak berkebutuhan khusus yang menggunakan isyarat dan suara di kelas agar siswa berkebutuhan khusus dan normal bisa mengerti bahan yang diajarkan
Itulah potret aktivitas di Rumah Ceria Medan saat jam pelajaran. Semoga kita menjadi orang yang tidak mendiskriminasi anak berkebutuhan khusus ya!