Perjuangan Rohayati, Bikin Produk Pedagang Jalanan Masuk Swalayan

Omzet UMKM Medan Tuntungan tembus Rp20 juta per bulan

Medan, IDN Times – Usaha Mikro Kecil Menengah Medan Tuntungan (UMKM MTT) berhasil memasarkan produknya ke beberapa swalayan besar di Kota Medan. UMKM MTT kini memiliki lebih dari 80 anggota perempuan yang memproduksi berbagai jenis kerajinan dan kuliner, hingga meraih omzet puluhan juta per bulan.

UMKM MTT didirikan tahun 2014 oleh Rohayati. Awalnya ia hanya mengajarkan menjahit tetangga dan membantu memasarkan produk tape, kini Rohayati berhasil mendirikan sentra UMKM MTT di halaman rumah.

Rohayati berkisah, beberapa tahun lalu ia pernah duduk berteduh dari terik matahari di dekat seorang penjual tape. Selama satu jam ia melihat ada beberapa tukang kredit datang silih berganti menagih pembayaran.

Ia merasa kasihan, untuk pelaku usaha kecil seperti ini bagaimana mau membaik ekonominya jika terus berurusan dengan ‘lintah darat’ atau tukang kredit yang memberi bunga sangat tinggi.

Akhirnya ia mencoba membantu memasarkan tape milik pedagang tersebut. Sebagian besar tetangga dan warga kampung Rohayati adalah pembuat dan penjual tape yang sudah turun-temurun.

Guru Prakarya di satu SMP Kota Medan ini juga mengajari penjahit di sekeliling tempat tinggalnya. Semua produk tape, tas hasil jahitan, dan lain sebagainya ia kumpulnya dan dipasarkan.

“Awalnya UMKM ini dari jahit menjahit, lalu sekarang jadi kuliner yang paling banyak. Saya berpikirnya perempuan sekarang banyak diam di rumah, kalau suami sakit ga bisa belanja dan perekonomian terganggu. Jadi saya inisiatif mengajak perempuan agar punya penghasilan dan bekerja dari rumah,” ujar Rohayati kepada IDN Times.

Selain itu, ia ingin menjauhkan para pelaku UMKM dari lintah darat yang mematok bunga tinggi dan mengutip pembayaran harian.

“Para perempuan ini perempuan tangguh, tetapi mereka berutang dengan kredit harian, sehingga penghasilannya tidak kelihatan, habis-habis membayar ke tukang kredit saja,” ungkap perempuan 45 tahun ini.

Perlahan produk UMKM MTT makin banyak. Kini tercatat ada lebih dari 50 jenis produk kuliner dan kerajinan tangan. Seperti tape, keripik, kerajinan tangan kriya, minyak karo, rempah, jahe merah, tas, bakso frozen, tape, dimsum, dan aneka camilan.

Perjuangan Rohayati mendapat perhatian banyak pihak, termasuk Pemko Medan. Ia mendapat bantuan untuk mendigitalisasi dan merenovasi sentra UMKM MTT.

Berkat digitalisasi yang dilakukan, kini produk UMKM MTT sudah dikenal luas hingga dilirik oleh swalayan. Dulu omzetnya hanya sekitar Rp4 jutaan per bulan, kini bisa meraih lebih dari Rp20 juta per bulan.

“Suatu kebanggaan juga, dulunya warga di sini turun-temurun hanya menjual tape di pinggir jalan. Kini produk UMKM MTT sudah naik kelas dan dipasarkan di swalayan besar. Harapan kami produk-produk yang lain juga bisa naik kelas,” katanya.

Baca Juga: Mengenal Sananta, Pemain Timnas yang Pernah Bela Tim Liga 3 di Sumut

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya