Manfaatkan Digitalisasi, Ajinembah Kopi Tembus Pasar Eropa dan Amerika

Owner Ajinembah jadi peserta Pengusaha Muda Brilian 2022

Bukan daerah penghasil kopi, namun kopi dari Desa Suka Sipilihen, Kabupaten Karo, Sumatera Utara dengan merek Ajinembah Coffee berhasil menembus Pasar Internasional.

Semuanya berkat memanfaatkan pemasaran secara digital. Kini Ajinembah Coffee punya pelanggan di berbagai kota di Indonesia hingga negara tetangga dan Eropa.

Yuk simak kisahnya:

Manfaatkan Digitalisasi, Ajinembah Kopi Tembus Pasar Eropa dan AmerikaAjinembah Coffee (Dok. Instagram @Ajinembah_Coffee)

Desa Suka Sipilihen merupakan perkampungan tradisional Karo di wilayah Dataran Tinggi Karo yang memiliki ketinggian 1.256 Mdpl. Seperti perkampungan lainnya di Karo, sebagian besar warga Desa Suka Sililihen menggantungkan hidup dari bertani.

Adapun hasil pertaniannya berupa jeruk dan sayur-sayuran seperti kubis, kentang, tomat, cabai, kol, dan lain sebagainya. Selain itu, penduduk desa juga menanam padi untuk keperluan sendiri, bukan untuk dijual.

Sehingga, periode tanam dan tuai hanya terjadi (dilakukan) sekali dalam setahun dan akan kembali menanam padi di musim tanam tahun berikutnya. Sehingga ketersediaan beras di rumah dapat terjaga sepanjang tahun.

Namun di antara bentangan sawah yang luas di Suka Sililihen, ada beberapa hektare kebun kopi yang menarik perhatian. Salah satu pemiliknya adalah Mari Ras Kami Boru Ginting.

Bersama suaminya, perempuan yang akrab disapa Ami ini sudah mulai bertani kopi sejak satu dekade lalu. Kala itu tren kopi belum seramai saat ini dan petani kopi masih jauh dari kata sejahtera.

“Setiap selesai panen, kopi kita jual kepada pengepul dalam bentuk ceri merah ataupun dalam bentuk gabah. Sering kali harga di pengepul ini beragam tergantung banyak faktor sesuai standar mereka, sehinga seringkali harga yang diberi kepada petani kurang menguntungkan petani kopi,” ujar Ami.

Ami melihat bisnis kopi punya potensi yang besar. Terbukti mulai bermunculan dan berkembangnya kafe, coffee shop di Tanah Karo, dan hampir semua coffee shop memakai kopi lokal atau Kopi Karo.

Akhirnya Ami memberanikan diri memulai usaha yang diberi nama Ajinembah Coffee. Ami fokus pada pengolahan Kopi Arabika khas kabupaten Karo yang memiliki cita rasa khas kopi single origin yang unik. Mulai dari green bean, roasted bean, sampai bubuk kopi dalam kemasan dilakukan oleh Ajinembah Coffee.

“Kami mulai belajar tenik dan proses kopi ,dimana kopi dalam bentuk ceri merah mulai diolah sampai menjadi greenbean. Dalam tahap belajar yang terus menerus , kita mulai bisa memproses kopi sampai pada roastbean dan dikemas menjadi kopi bubuk kemasan siap minum. Jadi kami sudah tidak menjual kopi lagi pada pengepul,” ungkapnya.

Untuk menjaga kualitas, setiap proses pengolahan kopi langsung dilakukan oleh kelompok petani dengan pengawasan yang ketat. Sehingga Ajinembah Coffee dapat menjamin kualitas dan kehigienisan produk-produk kopi olahannya.

Manfaatkan Digitalisasi, Ajinembah Kopi Tembus Pasar Eropa dan AmerikaAjinembah Coffee menjadi juara dalam UMKM Expo(RT) BRILianpreneur 2021 yang berlangsung Desember 2021 lalu (Dok. BRI)

Perlahan Ajinembah Coffee mulai diterima konsumen. Permintaan juga semakin meningkat tiap bulan. Sadar tak bisa memenuhi semua permintaan jika hanya mengandalkan hasil dari kebun kopinya, Ajinembah Coffe mulai bekerja sama memberdayakan petani petani lokal di sekitar kebunnya.

Ami juga menerapkan sistem dagang yang adil, ia menaikkan harga Rp1.000 - Rp15 ribu kepada petani di atas harga pasaran. Sehingga petani tidak lagi menjual kopinya kepada pengepul.

“Bukan hanya untuk memperkenalkan kopi asal Karo ke seluruh pelosok Indonesia. Kami berharap perbedaan harga ini bisa membawa dampak baik dan kegembiraan pada petani lain. Kami juga berharap melalui edukasi intensif dan pendampingan budidaya kopi bisa meningkatkan kesejahteraan petani kopi di Tanah Karo,” ungkapnya.

Berkat kegigihannya menjamin kualitas dan kehigienisan produk kopinya, BRI melirik Ajinembah Coffee untuk dikurasi menjadi 500 UMKM terbaik di Indonesia. Hasilnya pada tahun 2020 Ajinembah Coffee masuk dalam daftar 500 UMKM terbaik di Indonesia yang ikut serta dalam UMKM Expo(RT) BRILianpreneur.

Sejak saat itu, Ami juga aktif terlibat dalam kegiatan Rumah BUMN Kabanjahe. Di Rumah BUMN Ami belajar lebih banyak lagi untuk pengembangan usahanya. Selain itu, ia juga mendapat bantuan permodalan dari BRI.

Dari belajar di Rumah BUMN Kabanjahe, salah satu perubahan besar Ajinembah Coffe adalah dalam hal kemasan dan pemasaran. Kemasan yang awalnya dari kertas kemudian di-upgrade ke kemasan plastik alumunium, sehingga lebih tahan lama dan tidak basah atau tidak lembab.

Kedua, awalnya pemasaran Ajinembah Coffee hanya dari mulut ke mulut dan media sosial media pribadi, beralih ke e-commerce Shopee. Sejak saat itu, jangkauan pasar Ajinembah Coffee semakin luas ke berbagai kota di Sumut.

Pada tahun 2021, Ajinembah Coffee kembali masuk dalam daftar 500 UMKM terbaik di Indonesia untuk ikut serta dalam UMKM Expo(RT) BRILianpreneur. Bukan sekadar jadi peserta, tapi Ajinembah berhasil menjadi juara pertama dan meraih hadiah Rp30 juta.

"Puji Tuhan Luar Biasa, waktu itu Ajinembah Coffee Juara 1 Best NewComer in Business Matcing. Terima kasih banyak BRI, terima kasih Banyak BRILianpreneur. Terima kasih banyak khususnya Buyer dari Amerika Serikat," ujarnya

Keterlibatan Ajinembah Coffee pada BRILianpreneur 2021 membawa dampak yang besar. Secara kualitas Ajinembah bersiap untuk menembus pasar ekspor. Pemasaran lewat e-commerce juga makin gencar.

 

Manfaatkan Digitalisasi, Ajinembah Kopi Tembus Pasar Eropa dan AmerikaMari Ras Kami Boru Ginting, Owner Ajinembah Coffee (Dok. Instagram @Ajinembah_Coffee)

Pada Agustus 2022, Ajinembah Cofffe terpilih menjadi peserta program akselerasi bisnis Pengusaha Muda BRILian (PMB) 2022 yang diselenggarakan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI). Program ini berlangsung selama 2,5 bulan di bawah asuhan mentor dan super mentor yang fokus membantu pengembangan usaha.

Ami mengaku sangat senang bisa menjadi peserta pada program ini karena banyak ilmu baru yang ia terima. Di antaranya pengerahuan tentang apa Itu target market, bagaimana membuat pencatatan keuangan dengan rapi, bagaimana mengelola usaha dengan profesional, strategi pemasaran, bagaimana menjadi Pemimpin, hingga seperti apa pola pikir yang harus dimiliki seorang pengusaha.

Meski tidak menjadi juara, namun Ami sangat bersyukur menjadi peserta PMB 2022.

“Perjalanan PMB 2022 bukan hanya tentang tujuan mendapatkan hadiah, tapi ada yang lebih penting di sana. Bagaimana aku keluar dari Zona Nyaman, dipaksa untuk cerdas, kreatif dan percaya diri. Apa yang sudah aku dapat selama PMB 2022, bertemu Mentor,Super Mentor yang Luar Biasa yang selalu mendorong semua peserta untuk terus bertumbuh, itu lah kemenangan yang Sesungguhnya,” jelasnya.

Menurutnya tugas-tugas yang diberikan mentor dan super mentor sangat berdampak besar dan positif bagi usaha Ajinembah Coffee hingga saat ini.

Dengan berbagai inovasi dan pengembangan yang dilakukan secara gigih oleh Ami, Ajinembah Coffee juga makin bertumbuh. Kini kapasitas produksi Ajinembah Coffee mencapai 3-4 ton per bulan dan masih bisa ditingkatkan sesuai dengan permintaan konsumen.

Jangkauan pasar juga makin luas, tidak hanya Sumut dan Pulau Jawa saja, namun sudah menembus Amerika dan Eropa secara regular.

“Apa yang saya cita-citakan terwujud. Bukan hanya di Tanah Karo saja, tapi penjualan sudah ke beberapa kota di Indonesia dan juga sampai ke Singapura, Jerman, dan  Amerika Serikat,” pungkasnya.

Baca Juga: Turun ke Desa, BRI Kabanjahe Ajari Petani Jagung Mengakses KUR

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya