Kisah Basyir, Guru Peduli Anak-Anak Berkebutuhan Khusus

Para guru bukan hanya sekadar pengajar bagi murid

Jambi, IDN Times - Anak merupakan anugerah Tuhan yang maha kuasa kepada setiap orangtua. Anak adalah buah hati bagi setiap pasangan suami istri.

Sebagai dukungan terhadap anak, ada kisah inspiratif datang dari Kota Jambi, seorang Kepala Sekolah, Basyir, S.Pd, membagikan kisah dan dukungannya terhadap sekolahnya yang menerima predikat sebagai sekolah inklusi. Menerima anak-anak difabel untuk belajar di sekolahnya.

Sekolah inklusi adalah tempat di mana anak-anak berkebutuhan khusus dapat belajar bersama dengan anak-anak reguler lainnya. Namun, anak berkebutuhan khusus tetap didampingi oleh guru pendamping selama kegiatan belajar mengajar

Beliau adalah salah satu pendukung bahwa setiap anak berhak mendapatkan pendidikan seutuhnya.

“Saya percaya bahwa setiap anak itu berprestasi, tinggal guru dan orangtua yang mengarahkan,” ucap Basyir beberapa waktu lalu.

Basyir juga aktif terlibat dalam program PINTAR Tanoto Foundation dengan rajin membagikan pengalamannya sebagai kepala sekolah, termasuk dalam meningkatkan mutu pendidikan anak Indonesia khususnya dalam bidang pembelajaran dan kepemimpinan kepala sekolah.

Yuk simak kisahnya:

1. Banyak pelajaran berharga yang didapat selama mengajar

Kisah Basyir, Guru Peduli Anak-Anak Berkebutuhan KhususGuru Peduli Anak-Anak Berkebutuhan Khusus (Dok. IDN Times)

Basyir tumbuh dari keluarga sederhana dan cita-citanya adalah turut berkontribusi dalam memajukan pendidikan Indonesia. Berawal dari pengalamannya saat duduk di bangku sekolah dasar, Basyir mengaku senang membantu kawannya sejak kecil.

Dari sana lah muncul rasa sikap suka membantu orang lain. Hal ini terbawa ketika Basyir menjadi seorang guru.

Selesai menjajaki pendidikan di sekolah, profesi guru dijadikannya pilihan hidup. Menjadi guru dianggapnya profesi yang mulia untuk mencerdaskan generasi bangsa.

Banyak pula pelajaran berharga yang didapatnya dengan selalu berbagi dan terbuka dengan para pengajar, maupun dengan para siswa.

2. Memberikan ruang yang luas bagi para guru menyampaikan pendapat

Kisah Basyir, Guru Peduli Anak-Anak Berkebutuhan KhususPeduli Anak-Anak Berkebutuhan Khusus (Dok. IDN Times)

Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional beberapa hari lalu, Basyir membagikan pandangan dan pengalamannya terkait pentingnya menerima anak-anak berkebutuhan khusus di sekolahnya, khususnya dengan memberikan ruang seluas-luasnya bagi setiap anak.

“Saya memberi kesempatan besar para guru untuk mengambil peran di banyak kesempatan. Contohnya membantu setiap anak yang mau sekolah di sini, dan memberikan ruang yang luas bagi para bapak ibu guru menyampaikan pendapat saat diskusi dan rapat,” ungkapnya.

Sering kali Basyir mengajak berdiskusi para guru untuk memberi masukan bagi kinerjanya sebagai kepala sekolah, bagaimana memajukan pendidikan di sekolah, maupun membahas kegiatan pembelajaran.

Perannya sebagai pemegang keputusan tertinggi di sekolah tak menutup dirinya untuk berbagi dengan para pengajar lain.

Kepercayaan yang diberikannya kepada para guru tidaklah sia-sia. Seluruh kegiatan dan kompetisi yang dipercayakannya kepada para guru berhasil.

“Sebagai sekolah inklusi tentu saya berharap guru terus mendukung kebijakan menerima semua anak,” kata Basyir.

3. Para guru bukan hanya pengajar, tetapi juga menjadi orangtua kedua di sekolah

Kisah Basyir, Guru Peduli Anak-Anak Berkebutuhan KhususBasyir, Guru Peduli Anak-Anak Berkebutuhan Khusus (Dok. IDN Times)

Basyir percaya bahwa para guru bukan hanya pengajar, tetapi juga menjadi orangtua kedua di sekolah.

“Apalagi di saat pandemi saat ini, guru harus lebih peka terhadap proses perkembangan siswa,” jelas Basyir.

Tidak hanya itu, Basyir menyampaikan bahwa harapannya para guru bisa memanfaatkan teknologi untuk memberikan pendidikan berkualitas.

Basyir memegang teguh bahwa setiap anak adalah pribadi yang unik dan berbeda, sehingga setiap guru jangan sampai ada pemikiran setiap anak adalah sama.

“Karena setiap anak adalah memiliki karakteristik sendiri, kita harus bisa mengayominya,” ujarnya.

Semoga tidak hanya SDN 131/IV Kota Jambi saja yang menerima anak-anak berkebutuhan khusus, namun juga semakin banyak sekolah yang menjadi sekolah inklusi.

Semoga semakin maju pemikiran seluruh generasi, layaknya Basyir yang terus mendorong pendidikan berkualitas di Kota Jambi.

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya