Dari Studi Banding BRI, PDM Coffee Kini Mengekspor Kopi Ke Luar Negeri

PDM Coffee ekspor kopi ke Thailand, Korea, hingga Rusia

Siapa sangka, bermula dari Studi Banding yang disponsori oleh BRI Sipirok pada 2019 lalu, kini PDM Coffee berhasil mengekspor produk kopinya hingga Korea dan Rusia.

Bertani kopi yang awalnya hanya pekerjaan sampingan para ustaz dan ustazah di Pesantren Darul Mursyid (PDM), Tapanuli Selatan, kini malah jadi mesin penghasil uang yang menghidupi para santri dan operasional di pesantren ini.

Yuk simak kisahnya:

Dari Studi Banding BRI, PDM Coffee Kini Mengekspor Kopi Ke Luar NegeriPDM Coffee Ikut studi banding pengolahan kopi yang digelar oleh BRI Sipirok (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Berada di Desa Sidapdap Simanosor, Sigoring-Goring, Saipar Dolok Hole, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara ini serasa Negeri di Atas Awan. Di desa ini pula jenis tanaman kopi tumbuh dengan subur, bernama PDM Coffee.

PDM yang merupakan singkatan dari Pesantren Darul Mursyid. Pesantren ini awalnya memiliki lahan seluar 3 hektare. Pada 2015, pihak pesantren berinisiatif menanami kopi di lahan tersebut dan hasilnya untuk membantu operasional pesantren.

Para ustaz dan para tenaga pengajar di pesantren belajar bertani kopi dan mengelola lahan tersebut. Dua tahun kemudian, tanaman kopi mulai panen.

Suryadi sebagai Wakil Direktur Bidang Pengembangan Usaha Pesantren Darul Mursyid (PDM), menceritakan pada tahap awal panen tersebut, PDM Coffee hanya melakukan penjualan gabah ke pengepul. Karena dari segi pengetahuan dan peralatan, pihak pesantren belum bisa mengolah gabah menjadi roast beans siap jual.

Pada 2018, Suryadi berinisiatif untuk dapat menjual gabah ke tahap berikutnya mulai dari green bean, roast beans, hingga powder dengan merek PDM Coffee.

"Waktu itu disetujui tepat pada tanggal 6 Oktober 2018 dinamakan PDM Coffee karena anak usaha dari Pesantren Darul Mursyid dan diproduksi dalam Pesantren," kata Suryadi.

Pada awal 2019, Suryadi bersama Kepala Divisi Pengembangan Usaha Pesantren, Riki Ardiansyah Putra Hasibuan mendapat undangan untuk mengikuti studi banding pengolahan kopi dari BRI Cabang Sipirok dan Pemkab Tapanuli Selatan.

Suryadi, Riki, dan 20 petani kopi dari Sipirok diberangkatkan studi banding ke Gayo Lues dan Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh. Kegiatan studi banding ini untuk mendalami cara pengolahan kopi dari hulu ke hilir, hingga pemasaran kopi ke luar negeri.

Pulang studi banding, ilmu yang didapatkan Suryadi dan Riki langsung mereka terapkan. Selain itu mereka juga mendapatkan bantuan permodalan dari BRI untuk pengembangan usaha PDM Coffee.

Langkah pertama yang dilakukan untuk mengembangkan PDM Coffee, Suryadi menjalin kerja sama dengan semua ustaz dan ustazah dan staff di pesantren dalam bidang Zakat Profesi guna peningkatan kesejahteraan masyarakat.

"Setiap guru atau pegawai dipotong upah atau gajinya sebesar 2,5 persen untuk membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat. Jadi terkumpul dalam satu tahun dapat sekitar Rp100 juta, itu yang dibantu kepada petani-petani kopi," tambah Suryadi.

Selain itu, para ustaz, ustazah, dan staf pesantren yang memiliki lahan kosong boleh diserahkan kepada PDM Coffee untuk dikelola dan ditanami kopi. Para petani kopi di sekitar pesantren juga diedukasi agar hasil panen lebih baik dan PDM Coffee yang membeli gabah mereka.

Dengan kerja sama ini, produksi PDM Coffee terus meningkat. Suryadi pun makin percaya diri produknya bisa menembus pasar ekspor. Pada pertengahan 2021, PDM Coffee memberanikan diri  mengikuti event Lelang Kopi Internasional di Singapura.

Dari Studi Banding BRI, PDM Coffee Kini Mengekspor Kopi Ke Luar NegeriSuryadi, Wakil Direktur Bidang Pengembangan Usaha Pesantren Darul Mursyid atau PDM Kopi (IDN Times/Masdalena)

Fahmul Hidayat Hasibuan, Kepala Bagian Pengembangan Usaha PDM Coffee menjelaskan lelang kopi itu diadakan Singapore Coffe Asociation dalam rangka Singapore International Coffee Convention & Specialty Coffee Auction 2021 di Midview City, Singapura.

"Seluruh negara produsen kopi terbaik di seluruh dunia seperti Brazil, Vietnam, Kolombia, India, Peru, Ethiopia dan lainnya ikut dalam event bergensi ini. Jadi kami bisa promosi dan melakukan penjualan langsung kepada buyer yang hadir," katanya.

"Menarik bukan soal lakunya, sample Kopi Arabika Sipirok yang kita kirimkan dan informasikan mengikut "cupping score" dengan nilai 80,58. Ternyata setelah cek laboratoriun mesin sensory oleh panitia nilainya menjadi lebih baik yaitu 82,05," ungkapnya.

Sejak mengikuti event itu PDM Coffee langsung banjir pesanan dari buyer beberapa negara seperti Belgia,  Belanda, dan Polandia yang mengaku tertarik Kopi Arabika Sipirok. 

"Soal tawaran harga tidak masalah (sudah cocok). Hanya saja permintaan kontrak Kopi Arabika Sipirok yang harus ditandatangani cukup besar 100 ton per tahun, sementara produksi masih lebih kurang 5 ton per bulan," katanya. 

"Kewalahannya di situ, dengan berat hati memang kami harus terpaksa mencancel memutus sepihak diakibatkan keterbatasan kami sendiri. Kami tidak putus asa, ini merupakan satu proses yang harus dihargai," ungkapnya.

Menurut dia, lelang kopi internasional yang di helat negara Singapura ini cukup baik diikuti dalam upaya mengembangkan bisnis khusus komoditi Kopi Arabika Sipirok Sumut-Indonesia. 

Sejak saat itu PDM Coffee mencoba memasarkan produk mereka lewat e-commerce. PDM Coffee pun berhasil mendapatkan pelanggan dari Thailand, Korea, hingga Rusia. Meski skalanya masih belum terlalu besar. Namun itu membuktinya kopi sipirok produksi PDM Coffee bisa memikat hati pelanggan internasional.

Beberapa bulan setelah event di Singapura, perusahaan Fujairah International Pte Ltd dari Singapura yang diwakili oleh Terry Chen berkunjung ke Pesantren Darul Mursyid dan melihat langsung cara kerja di rumah produksi PDM Coffee.

Fahmul Hidayat menjelaskan bahwa kedatangan Terry Chen di Indonesia adalah karena ketertarikannya untuk meninjau beberapa rumah produksi kopi, salah satunya adalah PDM Coffee yang terus mengalami kemajuan dan prestasinya yang skala internasional.

Terry chen berasal dari perusahaan Fujairah International Pte Ltd dari Singapura yang merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang International Trading Company yang menangani bisnis ekspor dan import berbasis komoditi di Singapura. Kehadiran dalam rangka kerja sama untuk memperkenalkan produk kopi Arabika Sipirok yang berasal dari Kabupaten Tapanuli Selatan ke Pasar Internasional.

Terry Chen mengaku saat melakukan kalibrasi dan Cupping Test (uji citarasa) secara langsung, kopi arabika Sipirok adalah salah satu yang terbaik dan sangat layak meraih predikat Kopi Specialty, dari hasil kurasi yang saya lakukan saya tidak ragu untuk memberikan score 87, 25, sangat fantastis. Notes yang dimiliki sangat kompleks dari segi aroma dan rasa, kamu bisa menemukan Caramel, Milk Chocolate, Fruity, Spicy, Almond, Sweet Lemon, Brown Sugar dan memiliki karakter body yang tebal serta aftertaste yang sangat manis dan bersih.

“Cupping Score atau nilai uji cita rasa merupakan sesuatu predikat yang diberikan terhadap produk kopi, dimana standar untuk kopi specialty setidaknya harus mencapai nilai 80,” jelasnya.

Rencananya, ia akan memperkenalkan PDM Coffee di Singapura sehingga pasar ekspor Kopi lokal Sipirok di kenal oleh dunia. Setelah meninjau pabrik PDM Coffee, ia menilai bahwa PDM Coffee punya nilai yang sangat bagus dan sangat berpotensi untuk meluaskan pasar ekspor ke berbagai negara.

Dari 3 rumah produksi yang sudah dikunjunginya yaitu Aloya Coffee di Brastagi, Mandiri Kopi di Deli Serdang, PDM Coffee jauh lebih berkesan dan potensial untuk Kerjasama.

“Semoga PDM Coffee sukses terus,” katanya.

Dari Studi Banding BRI, PDM Coffee Kini Mengekspor Kopi Ke Luar NegeriPetani kopi asal sipirok saat mengikuti studi banding (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Yusri Lubis sebagai Direktur Pesantren Darul juga menambahkan penjelasan bahwa PDM Coffee telah memproduksi berbagai varian kopi pilihan untuk para penikmatnya.

“PDM Coffee berasal dari biji kopi daerah Sipirok Sumatera Utara yang sudah terkenal rasa dan kekhasan tersendiri. PDM Coffee juga telah meraih prestasi yang cukup banyak, di antaranya adalah Juara I Green Bean Competition pada ajang Festival Kopi Sumatera Utara pada tahun 2019 yang diselenggarakan oleh Disperindag Sumatera Utara, Juara III Coffee Signature pada ajang Festival Kopi dan Pameran Kuliner Nusantara (Halal Food) tahun 2019 yang diselenggarakan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Tebing Tinggi,” ungkapnya.

Ketua Umum Yayasan Pendidikan Haji Ihutan Ritonga (Yaspenhir) Pesantren Darul Mursyid, Jafar Syahbuddin Ritonga DBA memaparkan bahwa PDM Coffee adalah salah satu usaha yang bertujuan untuk mendukung kemajuan umat khususnya pesantren ini.

Artinya dengan PDM Coffee melalui kebun kopinya ingin mendongkrak perekonomian dan menyejahterakan para petani kopi lokal dan juga dalam rangka mengedepankan kopi Indonesia.

“Hal ini sejalan dengan keberadaan Pesantren Darul Mursyid saat ini yang tidak hanya sebagai lembaga pendidikan, tetapi sudah bertransformasi menjadi Lembaga Pemberdayaan Umat,” ujar Alumni S3 USM Malaysia itu.

Baca Juga: Manfaatkan Digitalisasi, Ajinembah Kopi Tembus Pasar Eropa dan Amerika

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya