TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Jenis Tontonan Ini Pengaruhi Perilaku Anak, Bisa Picu Kekerasan!

Melakukan kekerasan agar dianggap keren dan diakui orang

pexels.com/Mikhail Nilov

Saat ini sedang ramai kasus-kasus penganiayaan yang dilakukan oleh sekelompok anak sekolah kepada temannya. Ada pula kasus bunuh diri yang dilakukan anak usia sekolah dasar yang diduga dipicu oleh tindakan perundungan.

Salah satu faktor yang dapat memicu tindakan-tindakan ini dapat bersumber dari jenis tontonan yang biasa dinikmati anak-anak. Berdasarkan American Academy of Pediatrics, jenis tontonan pada anak-anak berkontribusi pada perilaku atau tindakan yang mereka lakukan. Jenis tayangan yang bermuatan kekerasan dapat mempengaruhi mereka untuk melakukan tindakan serupa pada orang lain.

Tak hanya itu, tayangan kekerasan dapat pula menyebabkan paranoid atau sebaliknya, di mana mereka tidak merasa terganggu apabila terjadi aktivitas kekerasan di sekitarnya.

Hal yang ditakutkan, apabila tidak ada kontrol terhadap jenis tayangan yang ditonton oleh anak-anak, mereka dapat mengambil nilai-nilai yang salah ini dan menjadikannya pedoman dalam memperlakukan diri sendiri atau orang lain.

Berikut adalah 5 jenis tontonan dapat mempengaruhi perilaku anak-anak.

1. Film tema kepahlawanan bisa picu perilaku agresif

pexels.com/Keira Burton

Film tema kepahlawanan yang sarat akan adegan laga atau kekerasan bisa picu perilaku agresif pada anak-anak. Oleh karena itu, film-film genre laga akan memberikan peringatan berupa batasan usia pada penontonnya. Hal ini bertujuan agar anak-anak yang di bawah umur tidak menonton filmnya.

Namun, sering kali hal ini tidak menjadi perhatian orang tua dan malah membiarkan. Meskipun terdapat adegan di mana tokoh pahlawan melakukan kebaikan dan membasmi kejahatan, film dengan genre ini secara vulgar menampilkan adegan-adegan kekerasan. Hal ini rentan untuk ditiru anak-anak dan bukan tidak mungkin dipraktikan kepada teman-temannya. Mereka akan bertindak agresif seolah-olah mereka adalah pahlawan yang tengah memberantas kejahatan.

Baca Juga: Timezone Centre Point Hadirkan 50 Permainan Baru, Ada Promo Tizo

2. Berita bunuh diri bisa picu anak lakukan hal serupa

pexels.com/Daniel Reche

Berita mengenai aksi bunuh diri yang dilakukan tokoh publik atau artis terkenal bisa picu anak melakukan hal serupa. Bagaimana bisa? Aksi bunuh diri oleh tokoh publik biasanya disebabkan oleh depresi. Aksi bunuh diri ini sering kali menyebabkan orang-orang terdekat korban, merasa bersalah dan menyesali tindakan-tindakan mereka yang diduga sebagai pemicu korban melakukan aksi bunuh diri.

Akibatnya, alih-alih mencari bantuan, anak bisa saja “terinspirasi” dari peristiwa yang terjadi pada sang artis dan beranggapan jika satu-satunya jalan untuk keluar dari depresi atau masalah adalah melakukan hal yang sama.

3. Konten 18+ picu disorientasi nilai sosial

pexels.com/Kelly

Tayangan 18+ bisa picu disorientasi nilai sosial pada anak-anak. Film-film laga yang sarat akan tindakan kekerasan, adegan seks maupun adegan yang menampilkan tokoh-tokoh yang mengkonsumsi alkohol dan rokok, akan bisa disalahpahami anak-anak. Mereka bisa saja beranggapan jika hal tersebut akan membuat mereka dikagumi dan terlihat keren di mata masyarakat di sekitar mereka.

Nyatanya, melakukan kekerasan, seks bebas maupun mengkonsumsi alkohol dan rokok adalah tindakan yang mengandung nilai negatif di masyarakat. Tidak hanya merugikan diri sendiri namun pula orang lain.

4. Iklan picu konsumerisme

pexels.com/Gustavo Fring

Iklan-iklan yang sering muncul di televisi atau di media sosial juga dapat picu konsumerisme pada anak-anak. Iklan-iklan yang memiliki desain grafis yang menarik dan mengandung kalimat-kalimat persuasif yang mudah dimengerti, bisa saja mempengaruhi psikologis anak-anak untuk tertarik membeli.

Dari sini, anak-anak bisa saja memahami bahwa produk yang sebenarnya tidak sehat, ternyata baik untuk dikonsumsi. Sehingga tak heran, apabila beberapa anak akan meminta hingga memaksa orang tuanya untuk membeli produk yang sering mereka lihat di iklan yang kerap tayang di sela-sela tontonan mereka.

Baca Juga: Film 101: Bagaimana Adegan Suspense Dibuat dalam Film?

Writer

Tri Kurnia Kristiani Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya